Chen Niu seorang pembisnis besar yang mencapai prestasi besar diusia 40 tahun. Terlahir dalam keluarga yang miskin dan selalu bergerak maju untuk mencapai tujuannya.
Mempelajari Seni Beladiri Kuno dan menjadi seorang Grandmaster Beladiri yang disegani, membuat Kelompok besar dan menginjakan kakinya dengan kuat.
Status, Uang dan kehormatan semua sudah dia dapatkan. Namun bahkan saat kematian datang kepadanya masih banyak hal yang menjadi penyesalan.
Perlahan Chen Niu membuka matanya dan kembali kemasa lalu saat berumur 17 tahun yang merupakan seorang Siswa Sekolah Menengah yang menyelesaikan Ujian untuk masuk keperguruan tinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimas upss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 - Target Pembunuhan
Chen Niu berdiri dan menepuk pundak Zong Nan, "Mulai sekarang aku akan menyerahkan semuanya kepadamu... adapun Panti Asuhan yang sudah aku bangun dan kesejahteraan Saudara kita akan bergantung padamu kedepannya."
Zong Nan mengangguk dan menundukkan kepalanya, Chen Niu tersenyum dan berjalan keluar dari ruangan itu. Segera mengumumkan hal ini kepada yang lainya dan dia memutuskan untuk mundur dan beristirahat.
Walaupun banyak dari mereka yang merasa sedih namun tidak ada yang berniat untuk menghentikan Chen Niu. Bos mereka sudah bekerja terlalu keras, mereka akan tetap menganggap Chen Niu yang pertama dan membiarkannya untuk beristirahat.
Zong Nan mengantarkannya sampai keparkiran dan berkata, "Jangan lupakan janjimu Bos untuk menyingkirkan penyakitmu. Kau harus tetap hidup !"
"Oke." Chen Niu masuk kedalam mobil dan segera pergi menuju Villa miliknya.
Jalan ditengah terlihat sangat sepi dan tiba-tiba ada puluhan mobil yang mengikutinya dari belakang. Chen Niu merasa bahwa mobil-mobil ini sengaja mengikutinya dan berniat buruk, segera Chen Niu menambah kecepatannya dan berniat untuk membawa mereka ketempat yang bagus untuk bertarung.
Melihat Mobil Chen Niu yang sangat cepat puluhan Mobil dibelakangnya mengikutinya dengan gigih. Salah seorang Pria dengan penutup wajah mengeluarkan kepalanya dari kaca mobil dan membawa senjata berat yaitu Bazoka.
*Boom.*
Pria menembakkan Bazoka kearah Mobil Chen Niu dan melihat rudal kecil itu Chen Niu membanting setirnya untuk menghindar. Ledakan terdengar sangat keras dan wajah Chen Niu terlihat sangat pucat.
"Sekumpulan Bajingan ini benar-benar ingin membunuhku di Wilayahku sendiri. Apakah ada pengkhianat yang sudah memanyauku sejak awal, bahkan sampai akhir sulit untuk mendapatkan ketenangan." Kata Chen Niu dengan kesal.
*Boom... Boom... Boom.*
Para Pembunuh dibelakang terus menembak dengan ganas, namun Chen Niu sangat handal dalam menyetir mobil dan membuat gerakan cepat yang sulit untuk mereka prediksi.
Namun dia berpikir kalau terus seperti ini maka tidak akan ada akhirnya. Chen Niu melihat sebuah jembatan dan bergegas untuk masuk kesana, dibawahnya adalah Jurang dan Aliran Sungai yang sangat deras.
Pembunuh itu akan berpikir dua kali sebelum menembak senjata berat mereka. Namun diujung jalan Chen Niu melihat sesuatu yang menutup jalannya, dengan kecepatan Mobilnya yang sekarang tidak memungkinkan baginya untuk menghentikan mobilnya.
Apa yang menghalangi jalan adalah jebakan ranjau yang memang sudah disiapkan, Chen Niu mengutuk keberuntungannya dan mobilnya melewati jebakan ranjau.
Chen Niu kehilangan kendali mobilnya dan membuat mobil itu berguling-guling. Darah mengalir dari kepalanya dan beberapa luka ringan ditubuhnya, jika bukan dia seorang Grandmaster Seni Beladiri maka mungkin dia sudah mati ketika mobil itu berguling.
Chen Niu menendang pintu mobilnya dan membuatnya hancur. Puluhan orang mulai keluar dari dalam mobil dan dua orang menunjukan sosoknya.
Dengan santai Chen Niu mengambil bungkus rokok dan mengambil sebatang rokok, dia menyalakannya dan duduk diatas mobilnya sambil melihat kearah sekumpulan orang yang berniat membunuhnya. Pistol disakunya dia ambil dan dia siap untuk memulai pertarungan dengan mereka sampai mati.
Seorang Pria Tua keluar dari mobil dan berjalan dengan bantuan tongkat, Pria Tua itu merupakan pemimpin dari Keluarga Song yaitu Song Yan.
Chen Niu sama sekali tidak peduli dan menghisap rokoknya, "Hah... jadi itu kau Bajingan Tua Song, siapa orang yang ada dibelakangmu sampai kau berani merencanakan semua ini ?"
Song Yan tersenyum dan berkata, "Orang Laut Timur Keluarga Ye. Jangan salahkan aku karena dirimu yang sudah berada diatas terlalu lama, bekerjasama dengan mereka jauh lebih menjanjikan. Sekarang Keluarga Song kami akan menggantikan dirimu dan setelah kau mati semuanya akan menjadi milik kami."
"Kau sudah setua ini dan masih berpikir seperti Bocah Naif. Walaupun kejayaanku sudah habis karena termakan penyakitku, tapi para Saudara di Grup Diamond tidaklah lemah. Hanya dengan bantuan Keluarga Ye masih sulit untuk menggeser mereka, bahkan jika mereka tertekan paling hanya akan mendapatkan sedikit penurunan."
Chen Niu tersenyum mengejek, "Kau tidak lebih hanya alat yang siap mereka buang. Alasan mengapa mereka tidak bersamamu saat ini dan menyaksikan kematianku adalah karena mereka tidak percaya diri untuk mengalahkanku dengan jumlah."
"Bunuh dia !" Teriak Song Yan dengan marah.
Mereka semua mengeluarkan pistol dan menembak kearah Chen Niu, dengan cepat Chen Niu melompat kebelakang dan bersembunyi dibelakang mobil untuk menghindari tembakan yang mengarah kepadanya.
Chen Niu mengambil pistolnya dan tangan kananya memegang sebuah Belati, segera dia berbalik dan menendang Mobil itu. Chen Niu adalah Grandmaster Seni Beladiri dan mampu menggunakan tenaga dalam.
Bahkan pukulannya dapat menghancurkan pohon dan reflek kecepatannya diatas rata-rata manusia normal. Mobil itu terbang kearah mereka dan Chen Niu berlari kearah Song Yan, disana dia menghindari tembakan dan sekaligus membalasnya dengan tembakkan Pistolnya.
*Door... Door...*
Chen Niu dengan ganas terus maju kedepan dan membunuh mereka yang menghalangi jalanya, dia mengabaikan semua luka tembak ditubuhnya dan terus maju. Seorang Pria kekar menghalangi jalanya, namun Chen Niu dengan santai menendang kepalanya.
Pria kekar itu tersungkur ditanah dan tidak sadarkan diri. Song Yan menjadi sangat panik dan berniat untuk melarikan diri, namun Chen Niu segera menangkapnya dan mencengkram leher Song Yan dengan sangat kuat.
Semua orang berhenti menembak dan terlihat ragu-ragu, takutnya jika mereka menembak sekarang Chen Niu akan menggunakan Song Yan sebagai Perisai hidup dan mereka nantinya akan disalahkan.