NovelToon NovelToon
The Queen Azzura

The Queen Azzura

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Spiritual / Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.6
Nama Author: young bee

Dihianati, di Fitnah dan diperlakukan curang oleh orang-orang yang disayangin dan dipercaya membuat kematian Azzura tidak terima dan bersumpah bahwa dendamnya akan terus menghantui mereka yang menyakitinya.

Azzura dihukum mati karena difitnah telah berzina dengan pamannya yang seorang jendral. yang mana sanga Paman juga dihukum mati.

Saat itu Azzura mengucapkan sumpahnya dihadapan para penghianat dengan tatapan mata tajam penuh dendam.

Setelah sadar ternyata dia kembali dikehidupan saat umurnya berusia 15 tahun. Disaat sang Ayahnya akan diangkat menjadi Raja.

Dan dari sinilah balas dendamnya dimulai.

Bagaimana kisah selanjutnya? ayo ikuti cerita Azzura...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon young bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

“Jawab Ibu Lily!” Selir Inez bertanya lagi karena Lily hanya diam.

Lily melihat sekeliling dan mendekati sang Ibu dengan masih merasakan sakit yang amat pada tangannya.

“Sebenarnya aku ingin mengajak Kak Azzura ketaman dan mengerjai dia. Namun entah kenapa dia yang malah mengerjai ku dengan melukai tangan ku. Seharusnya dia yang terluka bu.” Jawab Lily dengan berbisik.

Sang ibu terkejut dengan pengakuan anaknya dan langsung memukul pundaknya dengan kesal.

“Kenapa kau bodoh sekali. Jika terjadi kesalahan yang fatal entah pada mu atau pada Azzura bagaimana?” Bentaknya dengan masih berbisik.

“Sst. Bu kecilkan suara mu.” Lily takut pembicaraan mereka terdengan oleh orang lain.

“Bagaimana dengan tangan ku bu, ini sangat sakit.” Rengeknya dan terus memegang pergelangan tangannya yang sudah membiru.

Selir Inez jadi tidak tega melihat putrinya yang kesakitan. “Aku akan menghubungi paman mu. Kau tenang saja. Mungkin malam ini akan lebih sakit. Jadi kau tahan dan jangan berisik.” Ucap Selir Inez supaya Putrinya tidak teriak-teriaj saat malam hari.

Dia heran pada putrinya diusia sangat muda sudah berfikiran picik seperti ini. “Benar-benar anak ku.” Batinnya dengan menggeleng.

“Sekarang kau minum obat ini dan berusalah untuk tidur.” Selir Inez memberikan sebutir pil obat dari tangannya dan pergi meninggalkan Lily.

Lily hanya melihat sesaat pada ibunya yang beranjak pergi lalu melihat tangannya yang sudah sangat bengkak dan membiru.

“Mengapa aku yang merasakan sakit ini? Bukan dia.” Kesalnya dengan menangis.

“Bawakan aku air hangat untuk minum obat,” teriaknya pada pelayan yang langsung ketakutan dan berlari untuk mengambil apa yang diminta Lily.

Azzura sudah terlelap dalam tidurnya, karena rasa Lelah yang sangat niatnya hanya ingin merebahkan badan namun dia jadi langsung tertidur. Dalam tidurnya Azzura Kembali mengingat saat-saat terakhir waktu dia akan dipancung.

Wajah-wajah para penghianat itu masih terekam jelas, wajah Ayahnya yang hanya diam melihat dirinya difitnah. Pamannya yang sudah dipancung terlebih dahulu. Serta rasa sakit saat dia juga dipancung membuat Azzura Kembali berteriak dan terbangun dari tidurnya.

Kali ini tidak ada yang datang karena sudah malam hari. Nafas Azzura tersengal sengal dan berkeringat Dia langsung bangun dari ranjangnya dan duduk dimeja untuk mangambil air putih lalu langsung meminumnya. Benar-benar bukan mimpi biasa Ini benar-benar nyata. Azzura meraba-raba lehernya yang masih utuh.

Karena sudah terbangun dan berkeringat Azzura memilih untuk pergi berjalan-jalan sebentar.

Baru saja dia berjalan sudah melihat beberapa pelayan laki-laki sibuk untuk membereskan tanaman yang melukai Lily tadi pagi.

“Aku jadi penasaran siapa yang menanam tanaman itu disini, dan mengapa bisa ada banyak.” Bisiknya. Dimasalalu nya dia tidak sempat memikirkan siapa yang menanam tanaman itu karena merasakan lukanya yang sudah sakit sepanjang hari dan harus menahannya karena takut sang Ibu khawatir.

Azzura berbalik dan memilih untuk berjalan-jalan ditaman Lorong dekat dengan pavilun matahri tempat keluarga mereka bersantai dimusim panas. Karena taman ini lebih kecil lebih mengarah pada tanaman pohon yang rindang dan banyaknya Lorong untuk menikmati semilir angin membuat Azzura lebih tenang dan bisa menatap langit dengan puas.

Azzura duduk dikursi taman yang berada dibawah pohon rindang ditengah-tengah taman.

Dia menatap langit malam ini yang dipenuhi bintang berkerlip. Banyak yang difikirkan dan banyak pertanyaan dibenaknya. Azzura memutuskan untuk mengungkap siapa saja yang memulai oenghianatan dan siapa yang bertanggung jawab atas semua kekacauan kerajaan sampai dia mati.

Azzura tadi membawa buku yang diberikan oleh sang Kakek dan membukanya lagi. Dia melihat Namanya masih terukir dilembar buku itu. Lalu dia membuka lembar selanjutnya dan ternyata muncul tulisan lagi.

“Lily Enuquilar, bunga Mongoose, Minyak kelapa yang diekstraksi. ” dengan lukisan gambar bunga yang melukai Lily.

“Ini penawar racunnya.” Batin Azzura yang langsung menutup buku itu dan melihat sekeliling.

“Aku mencarinya bertahun-tahun hingga menjelajahi beberapa tempat dan baru bisa membuatnya, tapi buku ini dengan mudahnya menulis penawar racun itu.” Kesal Azzura menatap nanar buku itu.

Dia merasa bodoh dan menyesal dulu tidak membuka buku ini kembali. Tiba-tiba Azzura mendengar ada suara disemak-semak membuatnya waspada.

“Siapa disana?” teriaknya.

“Keluar, jika tidak maka aku akan membuatmu menyesal,” Azzura menggertak.

Tidak lama keluar seorang anak kecil. “kakak maafkan aku, aku hanya ingin mengambil buah ini dipohon namun saat aku ingin pergi melihat kakak datang jadi aku bersembunyi.” Ucapnya polos.

Azzura bingung mengapa ada anak kecil disini.

“Apa mungkin anak dari seorang pelayan.” Pikirnya.

“Hei anak manis, dengan siapa kau kemari?” Tanya Azzura ramah.

“Aku… aku sendirian.” Jawabnya ragu.

“Siapa nama mu?” Tanya Azzura lagi kali ini dia berjongkok agar menyamakan dengan anak itu.

“Fidel kakak. Hm… bukankah kau Putri Azzura?” Tanya Fidel polos.

“Ah, kau mengenali ku?” Azzura terkejut.

“Jelas, kau yang waktu itu menolong ku saat dikejar anjing.” Fidel bersemangat.

Azzura terdiam, dia mencoba mengingat kejadian itu, dulu waktu Ayahnya akan memeriksa hasil perdagangan Azzura merengek untuk ikut, dan memang dia menolong anak kecil yang dikejar anjing dan pengawalnya karena mencuri gandum.

Sepertinya dia mengingat jika anak kecil itu dibawa Ayahnya ke kediaman mereka. Ternyata anak itu sudah besar seingat dia dulu masih sangat kecil.

“Oh kau anak itu, jadi kau masih mencuri ya.” Azzura berdiri dan melipat tangannya didada dengan sedikit melotot.

“Tidak…tidak kakak, aku mengambil buah ini untuk peliharaan ku. Karena buah ini mungkin bisa dimakannya.” Jelasnya.

“Dismansion hanya taman pavilun mataharilah yang memiliki pohon dengan buah.” Lanjutnya dengan cepat.

“Kau memelihara hewan apa sehingga membutuhkan buah?” Tanya Azzura penasaran.

“Kau mau ikut dengan ku untuk melihatnya kak?” Ajak Fidel dengan bersemangat. Dia langsung menarik tangan Azzura dan mengajaknya pergi kebagian dapur lalu kekamar pelayan.

Semua pelayan terkejut saat melihat Azzura datang dengan pakaian tidur dan ditarik oleh Fidel, pelayan yang lebih senior langsung menghampiri dan menarik Fidel dengan memarahinya.

“Fidel, apa yang kau lakukan. Kau tahu siapa yang kau tarik ini.” Pelayan itu langsung memberi hormat pada Azzura.

“Maaf Nona Pertama, Fidel hanya anak kecil dia tidak tahu anda siapa, sekali lagi aku minta maaf.” Fidel yang dimarahi hanya diam menunduk. Sedang kan Azzura tersenyum.

“Tidak apa-apa, aku yang ingin ikut dengannya. “ Jawab Azzura lembut dan membuat yang lain langsung bingung. Nona mereka ini memang baik.

Selama ini Azzura sangat malas untuk masuk kearea belakang dan Nyonya Elena pun melarangnya.

“Tapi jika Nyonya tahu anda disini?” Khawatir pelayan itu.

“Tenang saja, dia tidak akan menyalahkan kalian. Ayo Fidel.” Azzura mengajak Fidel lagi untuk pergi.

Fidel tersenyum lebar dan kembali menarik tangan Azzura dengan senang. Mereka masuk kekamar Fidel yang hanya berukuran tiga kali tiga. Yang benar-benar jauh dari ukuran kamar Azzura. Seumur hidupnya dia tidak pernah melihat kamar para pelayan, selain sang Ibu melarang. Dia juga malas untuk pergi melihat-lihat.

Saat Ayahnya sudah diangkat menjadi Raja pun Azzura sibuk dengan melatih dirinya dan pergi keberbagai tempat dengan Status Putri Mahkota. Dia melihat sekeliling dan tertuju pada kandang burung kakak tua yang ditunjukan Fidel.

“Burung ini kutemukan tadi pagi dijalan kak, dia terluka sehingga tidak bisa terbang. Aku sudah memberi berbagai makanan tapi dia tetap tidak mau memakannya." Ucapnya dengan sedih.

1
Aura Chacha
Luar biasa
Teh Anis
cerita yg tidak membosankan Thor,,, semoga makin sukses dan lancar
Rini N
Luar biasa
Regina Feot Mese
Kecewa
Regina Feot Mese
Buruk
Siti S
Luar biasa
my+ng
/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Musliha yunos
👍
Rat Miyati
Luar biasa
Musliha yunos
ayah yg sadis
Yusan Lestari
Luar biasa
paty
azurra terlalu lama
paty
azurra jujur sj klu lo bergerak sendiri bisa kacau
paty
azzura2 coba lo terus terang sm paman lo
paty
azzura lo mkn lamban knp tdk cegah dulu ayah lo minum teh itu
paty
azzura tindakan lo terlalu lama
Alghifarrie: intrik politik Kerajaan gitu. mainya di perhalus. bukan kayak politik modern gini
total 1 replies
paty
bunga2 tsb ditanam oleh selir raja krn pada kehidupan 1, azura terluka oleh si lili
Galuh Setya
Luar biasa
Sarita
ini sih seperti Mak lampir thor
Sarita
🤣🤣🤣🤣 sukurin fanesa kena jebakannya azura
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!