Ayana Malika Ifana, harus rela menjadi pekerja terselubung demi membayar uang sekolah, dirinya bekerja disebuah perusahaan sebagai cleaning servis karena usianya yang belum genap 17 tahun, jadi dirinya dipekerjakan diam-diam oleh tetangganya yang bekerja bebagai kepala bagian, dan karena membutuhkan uang AMI panggilan nama singkatan miliknya, rela menjadi pekerja terselubung untuk mendapatkan uang.
Dan dirinya juga harus terjebak dengan pria yang dia panggil OM, pria itu yang sudah membuat dirinya kehilangan semua mimpinya.
Bagaimana Ayana Malika Ifana, bisa melalui ujian hidupnya, dan dipertemukan dengan pria yang sudah matang untuk usianya yang belum genap 17 tahun.
Yukk ah, kepoin ceritanya, hanya di NovelToon, jika terdapat cerita yang sama maka itu adalah plagiat, karena saya hanya membuat karya ini hanya di NovelToon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ucapan Ami
Akhirnya Nathan pun terpaksa keluar apartemen lagi untuk membeli kebutuhan binatang peliharaannya. Dirinya melupakan barang yang penting baginya kerena melihat gadis kecil yang menolong kucing dipinggir jalan membuat Nathan lupa seketika.
Nathan berhenti didepan toko yang menjual perlengkapan makanan ataupun segala macam untuk kucing dan anjing toko itu tidak terlalu jauh dari apartemen nya.
"Sore mas, cari apa?"
Seorang pelayan menghampiri Nathan yang baru saja masuk, lebih tepatnya pemilik toko itu.
"Saya mau cari..?" Nathan menyebutkan apa yang di butuhkan pussy dan Coco, dan pemilik toko itu memanggil seseorang.
"Ayana, tolong ambilkan pesanan tuan ini." Ucap pemilik toko itu, pada Ayana.
Ayana yang sedang merapikan dagangan pun berdiri, "Baik pak." Ayana menggantikan bosnya untuk melayani pembeli, dan mengambilkan pesanan yang sudah bos-nya catat Ayana tinggal mengambil.
"Ini tuan pesanan anda." Ayana berdiri dibelakang pria yang memunggunginya, pria itu melihat-lihat kemasan lain.
Nathan berbalik, dan malah membuat Ayana atau Ami itu membulatkan kedua matanya. "Om, Mesum." Ucap Ami sepontan dengan bibir mengangga.
Nathan yang melihat gadis kecil tadi berapa didepanya hanya diam menatap datar.
"Berapa semua?" Tanpa menghiraukan keterkejutan Ami, Nathan mengulurkan beberapa lembar uang merah dan memberikannya pada Ami setelah meraih keresek yang Ami pegang. "Tutup mulutmu, sebelum kemasukan lalat." Bukan salah Nathan berbicara seperti itu, karena Ami memang sedang terkejut dan syok melihat pria yang di sebut Om-Om itu berada didepannya membuat mulutnya tak berhenti terbuka.
Uhuk... uhuk..uhuk..
Dan benar saja lalat yang tidak tahu jalan itu masuk ke mulut Ami.
"Aarghh..sial." Ami terbatuk-batuk geli dan jijik, Nathan yang masih melihat itupun tersenyum geli sendiri di dalam mobil.
"Dasar gadis ceroboh." Ucapnya meninggalkan toko perlengkapan hewan peliharaan itu dengan senyum terpatri.
Jika orang terdekatnya melihat senyum Nathan karena seorang gadis, pasti mereka tidak akan percaya.
Nathan kembali mengemudikan mobilnya ke apartemen, agar bisa cepat memberi makan kedua kesayangannya.
Biasanya Nathan akan membeli stok banyak untuk pussy dan Coco berhubung dirinya malas ke toko langganan jadi hanya membeli secukupnya saja di toko tempat Ami bekerja.
.
.
"Ayana, ini uang jajan kamu hari ini."
Jam menunjukan pukul delapan lewat, toko tempat Ami bekerja akan tutup
"Alhamdulillah, terima kasih Bu." Ami menerima dengan senyum mengembang. Dirinya memang mendapat upah setiap hari ketikan toko akan tutup. Tidak banyak, tapi cukup buat Ami untuk tambahan tabungannya.
"Sama-sama ya, besok kesini lagi." Ucap pemilik toko yang kebetulan orang baik, dan Ami sangat bersyukur dipertemukan dengan orang baik.
"Siap Bu." Ami tertawa, begitupun pemilik toko itu, padahal Ami baru satu Minggu membatu ditoko itu dan mereka sudah akrab.
Selain cantik, Ami juga rajin dan mengerti pekerjaan membuat pemilik toko senang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Bunda aku Ayana Malika Ifana yang cantik jelita pulang." Suara cempreng Ami tersengar nyaring ditelinga Raya.
"Ya Allah Gusti, punya anak gadis kok kelakuan kayak preman." Raya mengelus dada sambil menyebut, ketika suara Ami menggema di rumahnya.
"Bunda.." Ami langsung memeluk Raya dari belakang, karena Raya sedang duduk sambil meneytrika pakaian.
"Kamu baru pulang, sana mandi gadis kok koproh." Ucap Raya sambil menggoyangkannya bahunya agar Ami melepas pelukannya. (Koproh\=Jorok).
"Sebentar bunda, Ami ingin peluk bunda seperti ini." Ami mengeratkan pelukannya membuat Raya menghentikan sejenak kegiatanya. Jika Ami sudah seperti ini, pasti anak gadisnya itu sangat kelelahan.
"Sana gih mandi keburu malem, bunda siapin makanan kesukaan kamu." Ucap Raya sambil mengelus kepala Ami.
Raya memang masih muda umurnya saja belum ada tiga puluh lima tahun, dan memiliki putri yang belum genap tujuh belas tahun.
Suami raya meninggal karena sakit, dan mereka memiliki hutang karena untuk membayar perawatan ayah Ami.
Janda baru beberapa bulan, Raya yang cantik sudah banyak yang mendekati untuk mempersunting, tapi bagi Raya membuat putrinya selesai sekolah itulah yang terpenting. Masalah pendamping Raya belum kepikiran sama sekali.
"Asikk.." Cup Ami mengecup pipi Raya. "I love you bunda." Ami bergegas masuk ke kamar untuk segera membersihkan diri.
Raya tersenyum dan geleng kepala, putrinya itu penuh semangat dan Raya tidak tega jika harus membuat Ami putus sekolah karena biaya, maka dari itu Raya mengijinkan Ami untuk bekerja ketika gadis itu memohon.
Banyak anak yang tidak ingin melanjutkan sekolah karena malas dan tidak semangat meskipun secara finansial mereka mampu, tapi ketika putrinya yang begitu semangat untuk mengejar cita-cita nya apalah dirinya yang tidak mampu untuk memberikannya kelayakan, bahkan Ami juga ikut banting tulang demi kelanjutan sekolahnya.
Raya terlahir dari keluarga yang tidak mampu dirinya, dan kedua orang tuanya meninggal karena tekena longsor lima tahun silam, semua harta benda yang kedua orang tuannya miliki tak tersisa.
Raya yang sudah menikah dan ikut suaminya merantau ke Jakarta pun tak bisa melakukan apa-apa ketika dikabari desa yang kedua orangtuanya tinggali terkena longsor dan tidak ada korban selamat.
Suami Raya hanya pekerja buruh bangunan, Arif adalah nama suami Raya. Arif juga seorang anak yatim piatu, dia dibesarkan di panti asuhan bertemu Raya ketika Arif ikut menjadi kuli bangunan yang tak jauh dari desa yang Raya tinggali.
Karena jarang makan dan hanya minum kopi untuk mengganjal perut Arif terkena asam lambung, membuatnya harus mendapat perawatan untuk kesembuhan. Namun bukanya sembuh Arif malah meninggalkan mereka semua untuk selamanya.
"Makanlah yang banyak, biar tumbuh besar." Ucap Raya sambil mengusap kepala Ami yang baru duduk di meja makan kecil mereka.
Ami memanyunkan bibirnya mendengar ucapan bundanya. "Ami udah besar bunda, hanya saja tubuh Ami yang mungil." Jawabnya dengan acuh.
Raya hanya tertawa, Ami memang tidak suka jika dibilang masih kecil.
Raya duduk menemani putrinya makan, "Bunda tidak makan?" Tanya Ami yang melihat Raya hanya duduk dan memberikannya segelas air.
"Udah, tadi sebelum kamu pulang, karena bunda udah keburu Laper." Raya memang sudah makan, ketika selesai memasak Karen perutnya sudah terasa lapar.
Ami hanya menengguk, dirinya makan dengan lahap meskipun dengan lauk sederhana. Tumis kangkung cambah, dengan lauk tempe dan lele goreng membuat Ami lahap, karena itu makanan favorit nya.
"Bagaimana pekerjaan kamu hari ini, capek?" Tanya Raya yang memang selalu menanyakan aktifitas Ami disekolah maupun di kerjaan.
"Lumayan bunda, malah hari ini Ami ketiban apes gara-gara Om mesum." Ucap Ami yang memang lancar bercerita tanpa ada yang ditutup-tutupi, maklum masih bocah.
"Om mesum? siapa?" Raya mengernyitkan keningnya.
"Gak tau, pokonya Om mesum menyebalkan tapi sayangnya kaya raya, kalau saja om mesum itu belum tua, pasti Ami mau menikah dengannya." Raya tertawa lebar dengan barisan gigi yang terlihat.
Jederrr
Tiba-tiba suara petir terdengar begitu nyaring, membuat tawa Ami seketika menghilang, berganti wajah tegang.
"Ya Tuhan, jangan-jangan ucapan gue diijabah sama Gusti Allah." Ami mengusap dadanya.
gak prhatian ma istri harta juga gk hbis2 buat apa mngabaikan istri kmu.istri hilang baru tahu rasa kmu