Dibunuh demi selingkuhan, hartanya di rampas dan dia dipisahkan dengan anaknya, dia kembali ke masa lalu dan mengubah takdirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Ditelpon manager
"Jadi,, kau sudah mau mempercepat pernikahan kalian?" Tanya Ayu dengan mata berbinar-binar menatap perempuan di depannya.
Melinda tersenyum, 'bukan mempercepat pernikahan, tetapi mempercepat cara mempermalukan keluarga kalian!!!' ucap Melinda dalam hati lalu dia menganggukkan kepalanya, "Iya," jawab perempuan itu pada calon ibu mertuanya.
Maka dengan segera, semua orang di tempat itu menjadi sangat senang dan Niko dengan cepat meraih kedua tangan Melinda sembari menatap perempuan itu dengan mata berbinar-binarnya.
"Kau yakin mau mempercepat pernikahan kita?" Tanya pria itu langsung dijawab anggukan Melinda.
"Hm,, ya," Kata Melinda langsung membuat Niko tersenyum senang lalu dia memeluk perempuan itu dengan erat.
'Akhirnya sebentar lagi aku akan menikah dengannya. Sebentar lagi semua hartanya akan mencari milikku!!!' ucap Niko dalam hati merasa amat senang dengan keputusan yang telah diambil oleh Melinda.
"Aku jadi terharu melihat kalian berdua seperti ini," ucap Ayu sembari mengambil tisu dan menyekah sedikit air matanya yang keluar karena dia merasa sangat senang dan terharu bahwa keluarga mereka yang selama ini hidup pas-pasan sebentar lagi akan memiliki sumber keuangan yang tiada habisnya.
Maka setelah keharuan itu, mereka melanjutkan makan malam, lalu duduk di depan TV sembari menikmati kue yang telah dibawa oleh Melinda.
Melinda merasa sangat senang melihat semua orang itu menikmati kue yang ia bawa, padahal ketika orang itu sama-sama alergi terhadap kacang, jadi dia ingin semua orang itu merasakan apa yang telah ia rasakan di kehidupan sebelumnya.
Berulang kali jatuh sakit karena diberikan kacang saat hamil, dan tidak ada satupun dari mereka yang memperdulikannya Bahkan tidak ada yang membawanya ke rumah sakit atau sekedar membelikannya obat.
Bahkan setiap hari dia harus makan makanan sisa karena Ibu mertuanya terlalu pelit untuk menggunakan bahan-bahan segar di kulkas untuk dibuat bubur.
"Hari ini, aku harus pulang cepat karena aku tidak mau pelayanku di rumah sendirian." Kata Melinda setelah mereka menghabiskan waktu 15 menit duduk bersama.
"Ah,, begitu, kalau begitu nikah cepat antar dia pulang," ucap Ayu sembari berdiri dan mengambil beberapa makanan untuk dibawa Melinda ke rumahnya.
"Ini adalah olahan makanan kering kau bisa menyuruh pelayanmu untuk menggorengnya setiap kali kau ingin makan. Resep ini turun-temurun dari keluarga kami jadi ibu yakin kau pasti akan menyukainya." Kata Melinda dengan senyum ramahnya menyerahkan sekotak besar makanan pada Niko agar pria itu membawakannya untuk memindah.
"Ah,, Ibu tidak perlu repot-repot seperti ini, di rumah ada pelayan yang bisa mem--"
"Astaga,, bukankah kita sudah sepakat kalau aku akan menganggapmu sebagai putriku? Maka kau harus mengambil ini karena aku memberikan ini untuk putriku!!!" Ucap Ayu kemudian dijawab anggukan Melinda lalu perempuan itu segera diantar oleh Niko untuk meninggalkan apartemen.
Dan Begitu tiba di rumah, Melinda langsung melambaikan tangannya pada pria yang langsung pergi.
Baru saja dia masuk ke dalam rumah ketika ponselnya tiba-tiba berdering memperlihatkan nama pemanggil adalah manajer.
'Kenapa manajer menelpon malam-malam begini?' ucap Melinda dalam hati yang merasa sangat aneh.
Namun demikian, perempuan itu tetap mengangkat panggilan itu dan terkejut ketika yang berbicara dari seberang telepon bukanlah pemilik ponsel.
"Halo manager?" Ucap Melinda menjawab panggilan itu.
"Halo, Maaf mengganggu waktu Nona, tetapi pria pemilik ponsel ini sedang mabuk di bar dan tidak bisa sadar. Kalau Nona temannya, bisakah Nona datang kemari dan menjemput nya?" Tanya seorang pria dari seberang telepon.
Melinda berpikir sesaat karena dalam kehidupan sebelumnya dia tidak pernah mendapat panggilan seperti itu.
Namun karena dia sudah membuat pria itu jadi terluka, maka Melinda segera mengiyakan permintaan pria di seberang telepon, lalu dia memesan taksi untuk pergi ke sebuah bar di tengah ibukota.