NovelToon NovelToon
Perebut Hati Kania

Perebut Hati Kania

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rifa Riris

satu wanita dengan empat pria sekaligus, memiliki wajah cantik sekaligus senyuman yang dapat memikat semua mata kaum adam yang melihat kearahnya.

kania ratu ovalia mempunyai wajah yang cukup terbilang sempurna, hingga tak ada cela sedikitpun untuk mengatakan kekurangan fisik yang gadis itu punya.

di sisi lain ke empat pria tampan dan menduduki pria-pria paling terpopuler di SMA internasional school. hidup ditengah huru hara persoalan yang sering dijumpai di sekolah umum biasanya, Garvin, Ervan, Danu, Alex , dan satu wanita yang bernama kania.

memperebutkan satu hati dari gadis biasa akan tetapi memiliki wajah sempurna. serta memiliki kepribadian yang berbeda, akan kah salah satu dari mereka dapat merebut hati kania atau malah tak ada satupun dari mereka yang dapat memenangkan hati kania.

semua tergantung seberapa besar perjuangan yang akan mereka lakukan dan berikan pada kania.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Danu melangkah kearah rumah Mahes. dengan mata yang masih terfokus pada buku pelajaran di tangan nya.

"kak Danu!" panggil Aidan dari dalam rumah.

merasa terpanggil namanya, pria itu pun langsung menyudahi membacanya dan menatap kearah Aidan.

Danu tersenyum, tapi senyuman nya langsung tergantikan dengan raut wajah keheranan. Mahes berdiri dengan wajah khawatir begitupun Aidan juga seperti tengah khawatir.

"ada apa? kenapa om sama kamu kayak khawatir gitu?" tanya Danu.

"kak Kania belum pulang."

"apa?"

"tadi om udah nyoba ngehubungi tapi nomor Kania nomornya nggak aktif dan om juga nyoba hubungi Tasya tapi nomornya lagi sibuk. om nunggu kamu pulang mungkin Kania pulang dengan kamu." jawab Mahes.

"setahu Danu tadi semua murid udah pada pulang jam 3 tadi, tinggal anak ekstra yang belum pulang. sekarang udah jam 7 malem, om tenang aja biar Danu yang nyari Kania."

"aku ikut kak."

"biar om cari di sekitar sini."

ketiga pria itu pun langsung beranjak pergi mencari Kania. Mahes berencana mencari di sekitar rumahnya, ke halte bus, bahkan sampai setiap Cafe di area dekat rumahnya ia masuki.

Sedangkan Danu dan Aidan berniat mencari di sekolah dan jalanan menuju ke sekolah. Danu mengendarai motornya dengan kecepatan penuh.

Hampir 15 menitan akhirnya mereka pun sampai di pekarangan sekolah.

"loh nak Danu ngapain balik kesekolah lagi?" tanya pak satpam sekolah yang sudah mengenal Danu.

"pak saya mau nanya, tadi bapak lihat ada siswi yang setiap hari berangkat ke sekolah sama saya."

"ohh... gadis cantik yang bernama kan...kan.... kan... "

"Kania!" sela langsung Aidan.

"oh Iyah Kania."

"bapak lihat nggak, atau tadi bapak waktu anak-anak pulang jam 3 sore bapak lihat ada Kania nggak disitu."

Satpam itu seperti mengingat apakah tadi ia melihat gadis yang sedang dicari Danu itu?

"kayaknya bapak tadi nggak lihat, terakhir tadi pulang paling belakangan temen gadis yang nak Danu cari tadi. tapi bapak nggak tau namanya."

Aidan langsung menyela dan memegang lengan Danu. "kak jangan-jangan Kak Tasya lagi."

mendengar penuturan dari Aidan bahwa yang dimaksud pak satpam adalah Tasya, dengan cepat Danu menyebutkan semua ciri-ciri gadis yang di maksud pak satpam.

"gadis cantik, rambutnya terurai, tas selempang bermerek Dior sama pakek jepit di rambutnya. kayak gitu nggak pak."

"emm, waduh bapak nggak bisa hafal sampek sedetail itu Nak Danu. tapi pokoknya gadis yang pulang terakhir itu tadi sering jalan bedua kok sama nak Kania." ucap Pak satpam.

semakin yakin Aidan, meski dirinya tak satu sekolah dengan kakaknya. tapi pria itu sangat tau bahwa Kania termasuk gadis yang sulit untuk berteman dekat dengan perempuan. dan hanya Tasya selama ini yang sering di ceritakan Kania di rumah.

"kak aku yakin kalau itu kak Tasya, kalau kak Tasya pulang sendiri. terus Kak Kania kemana?" Aidan tampak gusar dan khawatir.

tak pernah Kania melakukan hal aneh sampai membuat semua orang khawatir seperti ini.

Sedangkan pemikiran Danu tiba-tiba mengarah kearah Laura. tatapan gadis itu ketika jam istirahat tadi sangat mencurigakan. tak ingin terlalu Beransumi lagi, Danu mencoba terlihat tenang agar tak membuat Aidan semakin khawatir. meski ini dirinya sudah sangat kacau memikirkan Kania.

"kalau gitu kami mau izin masuk ke sekolah buat nyari Kania. mungkin masih di sekolah anaknya. mari pak." ucap Danu.

"biar saya bantu nak Danu. lagi pula keadaan sekolah sebagian gelap jadi pasti butuh senter ayok saya temeni cari temen nak Danu." jawab pak satpam.

mereka bertiga langsung masuk kedalam sekolah, ketika hendak menuju ke lantai dua. Garvin, Ervan dan Alex yang habis latihan basket sekaligus hendak pulang langsung menghampiri Danu.

"Danu! lo ngapain ke sekolah malem-malem gini."

tanya Alex.

"terus ini, kayaknya bukan murid di sekolah kita."

Imbuh Ervan.

"gue nggak ada waktu jawab pertanyaan kalian, tapi Kania belum pulang sampek sekarang." jawab Danu.

serentak ketiga pria itu pun langsung berucap dengan terkejut. "Apa?"

"jadi sekarang lo mau nyari Kania disini." terka Garvin.

Danu mengangguk.

"yaudah kita berpencar aja sekarang, biar lebih cepet." Ervan langsung memberi ide.

semua pun mengangguk paham. dan segera berpencar mencari Kania.

"lah terus saya kemana?" tanya pak satpam yang masih kebingungan di tempat.

******

Tempat Kania berada

kepala Kania terasa berat, kini matanya dapat melihat dengan jelas keadaan sekitar. hanya ada pengcahayaan dari luar jendela tempat itu. Kania masih menelisik kearah sekitar ruangan.

seakan ia tengah berusaha mengingat kejadian sampai dirinya berada di tempat yang sungguh asing bagi dirinya. ketika Kania memegang pipinya rasa sakit ia rasakan pada seluruh wajahnya.

"aww...." rintih Kania.

Tangannya pun melihat darah di sudut bibir kanannya. bahkan pipinya terasa perih serasa memar.

"aku dimana yah?" gumam Kania.

Ia berusaha berdiri dan melangkah kearah pintu. dan tangan mulusnya memegang gagang pintu untuk membuka dan segera keluar dari tempat kumuh bahkan gelap. tapi nihil pintu itu terkunci.

"kok nggak bisa dibuka."

Brak

Brak

Brak

"tolong buka, tolong.... "

dengan pukulan cukup keras Kania berikan pada pintu yang terkunci.

Tanpa sadar baju seragam yang Kania pakai kini telah tak berbentuk, switer yang diberikan Danu padanya pun telah di gunting dengan orang yang Kania tak tahu siapa?

Lutut gadis itu berdarah, seluruh tubuh Kania terasa sakit. dengan keadaan yang cukup gelap. membuat Kania mengeluarkan air matanya, tubuhnya mendadak gemetar. suara tikus di ruangan itu membuat nya ingin mati rasanya.

"ayah, kania takut." gumam Kania.

kania mencoba meraih tas nya dan mencari ponselnya. tapi ia tak menemukan benda itu. Kania benar-benar kebingungan. tak ingin menyerah Kania berusaha menaiki jendela diatas yang terbuka.

dengan cepat tangan Kania menyusun kursi-kursi di tempat itu agar dirinya dapat menjangkau jendela diatas.

Perlahan kaki yang sudah terasa sakit, tetap Kania tahan. ia tak ingin sampai bermalam di tempat yang menakutkan itu. usaha Kania pun akhirnya berhasil, tangannya mampu menggapai jendela itu. matanya menelisik kearah luar jendela.

Ingin rasanya ia keluar melalui jendela itu tapi tubuhnya tak akan muat untuk masuk kedalam sela jendela yang kecil. Kania mencoba berteriak minta tolong berharap akan ada yang mendengar dan melihat dirinya.

"tolong!..... " teriak Kania dengan kencang. "siapapun tolong aku."

Kania berteriak beberapa kali tapi tak ada jawaban apapun. tubuhnya semakin lemas, bahkan kepalanya saja masih terasa pening. tapi bukan Kania kalau kalah dengan rasa sakit yang kini ia rasakan. gadis itu pun berteriak untuk kesekian kalinya, kali ini ia berdoa akan ada orang yang datang untuk menyelamatkan dirinya.

"siapapun aku mohon tolong...... "

"Kania! " panggil seorang pria pada Kania.

Mendengar ternyata masih ada orang yang mendengarkan nya, Kania langsung menyauti panggilan pria itu.

"iyah ini aku Kania tolong aku, disini gelap tolong." mohon Kania dengan menangis.

"aku kak Ervan, kamu tenang, jangan nangis kakak kesana yah."

Bukannya tenang Kania pun semakin menangis tersedu-sedu. ia mengira akan mati di tempat itu tanpa ada seorang pun yang tahu.

"Kania, jangan nangis ada aku disini. kamu tenang, biar aku cari bantuan dulu buat buka gudang itu yah."

"em, jangan lama-lama yah Kak, Kania nggak kuat disini." ucap lirih Kania.

Ketika Kania hendak turun. kakinya terpeleset hingga tubuhnya terjatuh ke lantai. "awww.... " rintih Kania.

brak brak brak.

Suara keras terdengar di telinga Ervan.

"Kania! Kania! kamu nggak papa kan."

Tak ada jawaban dari Kania, semua itu hingga membuat Ervan di bikin setengah gila, kakinya pun langsung berlari mencari satpam agar segera membukakan pintu gudang sekolah.

Bersambung.

1
kipi
lanjut thor
Rifa Riris
yuk kepoin novel terbaru aku yang berjudul gadis pewaris warisan suami☺
kipi
lanjut terus Thor, semangat
kipi
lanjut Thor greget sama Laura aku
kipi
next Thor seru , bagus bikin hari ku tambah semangat /Kiss/
Dewi hartika
moga ada yang nyelamatin kania, next thorr semangat.
Reni Riyanti
cerita nya asyik, lanjut dong 🙏
Kiran Kiran
Bikin jantung berdegup kencang!
Rakko_
Keren banget! Jadi gak bisa stop baca cerita ini!
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!