Samantha diusir oleh ayah nya karena menolak pria yang dijodohkan oleh ayah nya,dia pergi kesebuhan kota dan tinggal disana untuk menunjukan pada ayah nya jika dia bisa bertahan hidup tanpa bantuan ayahnya.pada suatu malam Samantha menemukan seorang bayi laki-laki didepan rumah nya.
Karena iba Samantha memungut bayi itu dan berjuang membesarkan nya.tiga tahun kemudian Samantha kembali memungut seseorang didepan rumah nya.
Kali ini bukan bayi laki-laki,tapi seorang pria tampan yang hilang ingatan.siapa kah laki-laki itu?
Dan bagaimana perjuangan Samantha mempertahan kan bayi itu saat kedua orang tua sang anak kembali untuk meminta anak nya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria yang mirip Edward
Saat itu Samantha sedang bekerja dan dia sedang menyambut para tamu yang sedang ramai mengunjungi restoran ditempat dia bekerja.
Dia sedang mendapat tugas menyambut para tamu yang masuk kedalam restoran itu bersama dengan sahabatnya Amber.
Mereka bekerja ditempat yang sama lagi setelah mengundurkan diri cafe pinggir pantai tempat mereka bekerja dulu.
Samantha menghela nafasnya dengan panjang sedangkan kakinya sudah mulai terasa pegal karena dia sudah kelamaan berdiri.
"Sam, ayo semangat." kata sahabatnya Amber.
Amber mengikutinya pindah dan bekerja direstoran itu, bukan saja jam kerja yang lebih pendek tapi gajinya juga lebih besar dibandingkan dicafe tempat mereka bekerja dulu.
Tapi terkadang mereka harus lembur jika pengunjung restoran sedang ramai dan tentu saja mereka mendapat uang lembur yang lumayan.
"Apa aku berhenti kerja saja ya?" kata Samantha.
"Memangnya kau mau kerja di mana? Gaji di sini sudah lumayan menurutku." kata Sahabatnya.
"Kantoran misalnya? Aku mulai lelah dan bosan bekerja disini!" keluhnya lagi.
"Memangnya kamu lulusan mana?" tanya Amber penasaran sedangkan Samantha melirik sahabatnya itu sejenak.
"Harvard" jawabnya singkat
Mata Amber terbelalak saat mendengarnya, yang benar?
"Sialan, lulusan Harvard tapi malah kerja direstoran." Amber memukul tangan Samantha.
Samantha hanya terkekeh, Memang selama ini dia suka bekerja seperti itu Karena menurutnya lebih santai dan jika bekerja diperusahaan, sudah dipastikan dia akan pusing memikirkan pekerjaan yang menumpuk.
"Kau ini ya, seharusnya sudah jadi sekertaris diperusahaan besar, bukannya bekerja direstoran seperti ini," kata Amber kesal.
"Yah, kau benar. Apa aku pindah saja?" tanyanya.
"Harus! Kau ini menyebalkan, bikin aku iri saja," kata Sahabatnya lagi.
Samantha hanya tersenyum dan kembali menyambut tamu yang masuk kedalam restoran itu.
Seorang pria yang tanpa sengaja lewat didekat mereka mendengar pembicaraan mereka, pria itu menghentikan langkahnya dan mendekati mereka.
"Maaf saya mengganggu!" pria itu mulai berbicara.
Amber dan Samantha memalingkan wajahnya kearah pria itu dan pada saat itu, mata Samantha terbelalak kaget saat melihat wajah pria itu.
"Edward," katanya dalam hati
Tapi ini versi besarnya, matanya masih setia manatap wajah pria itu dan tidak mau berpaling.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya Amber.
"Tidak, tidak ada.Tanpa sengaja saya mendengar pembicaraan kalian." ujar pria itu sedangkan Samantha dan Amber saling pandang.
"Begini, kebetulan diperusahaanku sedang membuka lowongan dan jika kalian memang berminat datanglah kealamat ini."
Pria itu memberikan kartu namanya dan Segera diambil oleh Amber.
"Wah ini sangat kebetulan." kata Amber.
Amber menyikut lengan Samantha yang sedari tadi tidak bergeming menatap pria itu.
"Hei Sam," katanya dengan pelan.
"Oh ya, ada apa?" Samantha tidak enak hati dan tersenyum pada pria itu sedangkan pria itu membalas senyuman nya.
"Siapa nama kalian?" tanyanya.
"Aku Amber." Amber mengulurkan tangannya dan disambut oleh pria tampan yang sedang berdiri didepan mereka.
Setelah melepaskan tangannya dari Amber, pria itu mulai mengulurkan tangannya pada Samantha.
Samantha membalas tangan pria itu dengan ragu-ragu.
"Sam, Samantha Jackson." katanya dengan ragu-ragu pula
Pria itu menatapnya dengan serius saat mendengar namanya.
"Jackson? Apa kau putri Alex Jackson?" tanyanya.
"Bukan..bukan!" Samantha langsung mengelak. Seharusnya dia tidak menyebutkan nama belakangnya.
"Oh aku kira!" Pria itu tersenyum kepada mereka.
"Siapa nama tuan?" tanya Amber pula.
"Frans, panggil saja aku Frans." pria itu menyebutkan namanya sedangkan Samantha dan Amber hanya mengangguk.
"Kalau begitu datanglah ketempatku jika kalian berminat, siapa tahu diantara kalian bisa jadi sekertarisku."
Mereka berdua kembali mengangguk, Frans tersenyum san melihat kearah Samantha sejenak dan kemudian pria itu meninggalkan mereka berdua untuk kembali ketempat duduknya.
"Hei..pria itu sangat tampan bukan?" Amber tersenyum usil menggoda Samantha.
"Ya, lalu?" Jawab Samantha acuh tak acuh.
"Kenapa sih kau begitu dingin pada pria? Apa kau tidak tertarik sama sekali?" tanya Amber dengan ketus.
"Stop menghayal, kau lihat dia bersama dengan seorang wanita?" sambil melirik kearah Frans yang sedang makan malam bersama seorang wanita cantik
"Ya ..kau benar," terdengar nada kecewa dari suara Amber.
"Ayo kembali bekerja!" ajaknya.
Sebenarnya dalam hati Samantha merasa sangat bimbang. Kenapa dalam satu hari ini dia bertemu dengan dua orang yang membuatnya takut.
Tadi pagi seorang perempuan yang mengaku ibunya Edward, tapi sekarang pria itu sangat mirip dengan Edward.
Samantha menggelengkan kepalanya, mirip belum tentu ada hubungan bukan? Dunia ini luas dan bisa saja wajah orang ada yang mirip satu sama lain, pikirnya.
Dia melihat kartu nama Frans yang diberikan Amber padanya, apa dia harus mencoba? Tapi bukankah sangat beresiko jika dia mendekati pria itu?
"Tidak, aku tidak boleh mengambil resiko. Sebaiknya aku menjauhi pria ini, dia pasti bukan orang biasa karena mengenal ayahku. Padahal nama Jackson itu banyak tapi entah kenapa Frans bisa langsung menebak jika aku putri Alex Jackson." ucapnya dalam hati.
"Amber, ini untukmu." Samantha mengembalikan kartu nama itu kepada Amber.
"Kenapa?" tanya Amber dengan heran.
"Tidak apa-apa. Ini kesempatan bagus untuk mu dan lagipula aku tidak berminat jadi sekertaris. Aku akan mencoba ditempat lain jadi kau bisa mencoba melamar bekerja disana." jawabnya.
"Kau yakin?" tanya Amber lagi.
Samantha mengangguk, dia sudah sangat yakin dan tidak akan coba-coba masuk kedalam mulut buaya.
Jika dia bekerja dengan Frans, kemungkinan pria itu akan bertemu dengan Edward dikemudian hari sangatlah besar.
Dan pada saat itu terjadi, Frans pasti akan menyadari sesuatu. Jika memang pria itu ayah dari Edward maka pria itu pasti akan merebut Edward dari tangannya.
Samantha tidak akan sudi dan tidak akan mau karena dia sudah sangat sayang pada Edward.
Samantha menarik nafasnya, dia saja belum tahu apa yang akan dilakukan Stela. Wanita itu berkata akan kembali dan dia tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan olehnya.
Sekarang malah bertemu dengan orang yang sangat mirip dengan Edward membuat perasaan nya semakin bimbang.entah apa yang harus dia lakukan nanti.
"Sialan! Kenapa hari ini begitu sial bertemu dengan mereka! Apa aku kembali kerumah saja?" pikirnya.
Tapi jika dia kembali, berarti dia harus menerima pria yang akan dijodohkan oleh ayahnya.
Samantha kembali menarik nafasnya, bertemu dengan dua orang itu membuat posisinya dalam kesulitan. Jika kedua orang itu adalah orang tua kandung Edward maka mereka dapat merebut anak itu dengan mudah dari tangannya.
Untuk melawan kedua orang itu sangat sulit karena dia hanya orang yang menemukan dan mengasuh Edward.
Mungkin dia bisa melawan putri Bill Lourent, tapi pria itu?
Dia bahkan tidak tahu siapa pria yang dia lihat tadi.
"Siapa, Siapa yang dapat membantu ku?" pikirnya dan dia berharap ada seseorang yang mau membantunya.
#Stela#
not i'm promise