menceritakan pemuda tampan minim ekspresi, tapi sialnya wajahnya begitu tampan bak dewa Yunani, ditambah diusianya yang masih begitu muda dia sudah menjadi CEO diperusahaan keluarganya sendiri membuatnya begitu didambakan kaum hawa di sekitarnya, tapi sayangnya pesonanya tak mampu membuat seorang gadis pindahan dari Jerman yang bahkan tak meliriknya sedikitpun.
"minggir",
"kenapa harus gue yang minggir",
"cowok ribet",
"menarik".
akankah gadis bar bar nan galak itu akan membuka hatinya untuk sang CEO muda, ataukah malah pada akhirnya si gadis yang akan dibuat bucin dengan si CEO muda itu?
yuk ikuti kisah cinta mereka berdua,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
"ngapain Lo kesini?",
"mau ngapel",
"gak ada, sana pulang adik gue udah tidur",
"gue udah janjian sama lov, panggil aja kalau Lo gak percaya",
cello menatap sengit pemuda didepannya yang amat menyebalkan itu, mau apa coba dia malam malam kerumahnya.
"kakaaaaakk ponsel adek mana?", teriak Chiara dari dalam rumah,
"tuh, katanya tidur", cibir axelio,
"cello, siapa sih yang datang, kok gak disuruh masuk?", tanya opa Jeremy mendekat,
"bukan siapa siapa opa, cuma kurir paket", jawab asal cello, axelio sungguh dibuat geram dengan ulah kakak dari Chiara itu,
"selamat malam opa, saya temannya Chiara, dan kami sudah janjian mau mengerjakan tugas kelompok bersama", ucap ramah axelio seraya menyampaikan tangan opa Jeremy,
"kamu, bukannya kamu pewaris keluarga Wesley itu?", tanya opa Jeremy mengingat ingat, wajah axelio Memang sering wara Wiri di internet ataupun layar televisi, keberhasilannya menjadi CEO diusia muda merupakan pencapaian yang luar biasa dan banyak perusahaan iklan yang membuat berita tentangnya,
"Chiara nya ada opa?", tanya sopan axelio, Jagan luapkan senyum tampannya, tak mungkin kan dia menampilkan ekspresi datarnya saat bertemu dengan keluarga cewek yang dia suka.
"oh, ada ada, ayo masuk", ajak opa Jeremy, cello menatap sengit axelio sedangkan axelio sendiri hanya mengikuti langkah opa Jeremy.
"chia, ini ada temen kamu", panggil opa Jeremy,
"ada siapa mas?", tanya Oma Veni,
"ini ada temennya Chiara mau ngerjain tugas kelompok katanya", jawab opa Jeremy,
"oh, silahkan duduk nak", kata Oma Veni, axelio menyalami tangan Oma Veni.
"makasih Oma", kata axelio.
"cello panggilkan adik kamu, dari tadi marah marah karena ponselnya hilang katanya", titah opa Jeremy, tanpa berkata cello langsung bangkit menuju kamar sang adik, axelio mengobrol bersama opa Jeremy dan Oma Veni diruang keluarga.
"adek, ada temen kamu", panggil cello,
"hah, teman, siapa kak?", tanya Chiara bingung pasalnya yang tahu rumahnya hanyalah Gabby, tapi ini temannya yang mana yang bisa tahu rumahnya.
"si songong teman kamu", ucap malas cello,
"siapa sih kak, ah kakak ngomong muter muter Mulu", kesal Chiara,
"yang tadi siang makan bareng kamu diruangan khusus", jelas cello, mata Chiara membola sempurna, axelio benar benar datang kerumahnya, pemuda itu benar benar nekat,
"hah, maksud kakak axelio?", tanya chiara memastikan,
"heeeemmm dia dibawah ngobrol sama opa dan Oma, katanya kalian mau ngerjain tugas, beneran tugas atau...",
"kita emang ada tugas kelompok kak, satu kelompok 2 orang dan kebetulan aku satu kelompok sama dia, tadinya mau ngerjain pas pulang sekolah tapi dia gak bisa karena harus meeting", jelas Chiara,
"ya udah gih, segera dikerjain biar dia bisa segera pulang", kata cello, Chiara pun segera turun kelantai dasar, terlihat axelio ngobrol akrab bersama opa dan Omanya.
"ngapain Lo kesini?", tanya Chiara saat sampai dilantai dasar,
"heh anak ini, gak sopan sekali, nak Axel kesini mau ngerjain tugas kelompok sama kamu", kata Oma Veni,
"udah sini, temani nak Axel kerjain tugasnya biar cepat selesai", sahut opa Tio,
Chiara mengambil bukunya di kamar dan kembali duduk disamping axelio,
"Udah siap?", tanya axelio Chiara mengangguk dan axelio pun mengeluarkan laptop dari tas ransel yang tadi dia bawa, tiba tiba saja cello ikut nimbrung ikut duduk disofa depan axelio dan Chiara.
"kakak ngapain ikut duduk disitu?", tanya chiara heran,
"kakak cuma mau ngawasin, siapa tahu aja nih cowok macem macem sama kamu", kata cello pongah, Chiara menepuk pelan keningnya, kenapa tingkah kakaknya jadi konyol begini,
"ini rumah opa, kalau gue macem macem bisa langsung dihajar sama opa", kata axelio jengah,
"bukan hanya opa tapi gue juga", kata cello lagi,
"udah udah, gak usah berdebat terus, pusing gue, yuk kita segera kerjain tugasnya biar gak kemalaman", ajak Chiara, keduanya pun larut dalam keseriusan mengerjakan tugas mereka, axelio yang membacakan bahan dari buku paket sedangkan Chiara yang mengetiknya.
"kenapa capek?", tanya axelio saat Chiara mulai menggerakkan badannya kekiri dan ke kanan, Chiara pun mengangguk lesu, jujur saja dia sebenarnya juga sudah mengantuk,
"ya sudah biar gue yang lanjutin", kata axelio seraya mengambil alih laptop dihadapan Chiara, mata Chiara makin lama makin memberat, dia menelungkupkan kepalanya di atas meja Dengan tangan sebagai bantalan, sedari tadi Memang Chiara duduk dibawah selonjoran, tak butuh waktu lama Chiara sudah lelap saja.
"ehh tuh anak malah tidur", kata cello geleng geleng kepala melihat Chiara sisha terbang ke alam mimpi,
"biarin aja biar gue yang lanjutin", kata axelio,
"dia pasti kecapekan, tiap ke sekolah Dengan jarak lumayan jauh, gue pindahan dia kekamar dulu, Lo lanjutin aja", kata cello seraya beranjak untuk menggendong sang adik dan membawanya ke kamar, sejak dia mengawasi langsung interaksi axelio dan Chiara, cello jadi tahu kalau axelio adalah pemuda yang baik dan penuh perhatian, sedari tadi dia begitu sabar mengarahkan Chiara dengan kata lembut dan juga senyum tampannya.
"loh nak Axel, chia nya mana?", tanya Oma Veni yang baru datang dari kamarnya,
"ketiduran Oma, kasihan pasti kecapekan Oma", jelas axelio,
"haduh nak Axel, jadinya kak Axel yang ngerjain tugasnya sendirian, maafin chia ya nak", kata opa Jeremy yang berdiri di samping Oma Veni,
"Tidak apa opa, tinggal sedikit kok, nanti biar aku print di apartemen saja", kata axelio,
"lho kamu tinggal di apart nak, kenapa gak di mansion keluarga kamu saja?", tanya opa Jeremy,
"di mansion terlalu besar dan sepi opa, papi dan mami juga di spanyol, kalau diapart jaraknya lebih dekat juga dari sekolah", jawab axelio, seraya mematikan laptopnya, karena tugasnya sudah selesai.
"keluarga kalian Memang terkenal super sibuk dari dulu, Bahkan opa mu dulu sudah jadi pengusaha kecil kecilan sejak sekolah menengah, saat opa sendiri dan teman teman yang lain masih sibuk main opa mu sudah sibuk dengan segala usahanya, meskipun dari kalangan berada tapi opa mu mau mandiri dan membuat usahanya sendiri", cerita opa Jeremy,
"oh ya, opa kenal opa Leon?", tanya axelio,
"tentu saja, kami satu SMP bahkan satu SMA pernah jadi Anggota eskul basket juga, tapi saat kuliah kami berpisah, opa mu melanjutkan ke spanyol sedangkan opa sendiri hanya kuliah di sini saja",
"wah Axel baru tahu kalau opa temannya opa Leon", axelio semangat menanggapi cerita opa Jeremy, siapa tahu kan bisa dijodohkan dengan Chiara,
Ehm...
berharap sedikit boleh kan, batin axelio.
"saat pernikahan papi dan mamimu juga opa datang saat itu, sama Oma Veni juga tapi saat itu kami belum menikah", kekeh opa Jeremy,
mereka pun larut dalam obrolan ringan, dan cello pun ikut bergabung bersama mereka, hingga tak terasa waktu sudah hampir pukul 10 malam, axelio pun pamit pulang.