NovelToon NovelToon
9 Pintu Perunggu

9 Pintu Perunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Time Travel / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:761
Nilai: 5
Nama Author: Herwanti

Anila mencoba meraba disekitarnya hingga dia merasakan ada dinding di sebelah kirinya. Dia berjalan melangkah ke depan.

Tapi dia tersandung oleh sesuatu membuat dia jatuh ke tanah.”Ini dimana sih kenapa semua gelap. Seharusnya ini masih siang. Kenapa gelap sekali,”ucap Anila dengan wajah binggung. Tapi dimana saat itu Anila berada akan dia bisa keluar dari kegelapan itu dan kembali ke tempat asalnya. Anila akan bisa menemukan teka-teki yang dia dapatkan?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Anila yang merasa frustasi karena memikirkan raja bodoh dan biadab itu hanya membuat dia merasakan sakit kepala.”Sudahlah dari pada berpusing-pusing lebih baik menjalani kehidupan ini dengan tegas saja,”kata Anila berjalan menuju teras. Dia melihat langit yang sama di dunia dia. Tapi perasaan dia masih sedih karena jauh dari orang tuanya. Karena ini adalah yang pertama untuk dia tinggal sendiri dan menjalin kehidupan yang berbeda.

“Aku harus kuat untuk tetap bertahan di dunia ini,”kata Anila dengan menyemangati dirinya sendiri agar tidak terlalu jatuh dalam kegelisahan dan kesedihan. Anila masuk dan segera tidur untuk besok pagi. Tapi disisi lain saat Anila di teras. Harits mendengar perkataan dari Anila.

“Dunia lain. Anila kamu ini sebenarnya siapa, kenapa kamu bisa ada dimakam penasaehat Abhan saat itu,”batin Harits yang masih curiga dengan identitas Anila.

Tapi tidak tahu kenapa Harits merasa sedikit ada rasa ketertarikan dengan Anila. Selama ini Harits selalu mengabaikan semua wanita yang datang ke sisinya. Tapi saat dia melihat Anila ada hal yang berbeda. Harits juga bertanya,”Perasaan apa ini kenapa aku selalu memikirkan wanita ini.”

“Kurasa aku kurang tidur,”jawab Harits yang mengelak perasaan dirinya.

Di malam itu semua orang sudah tidur dikamar masing-masing. Saat malam Anila yang tertidur dia bermimpi bertemu dengan Penasehat Abhan dan wanita hantu disampingnya. Mereka berkata,”Maaf sudah membawa kamu ke dimensi lain. Kamu harus bisa memecahkan teka-teki ini untuk bisa kembali ke dunia kamu berasal.”

Anila terbangun dari tidurnya dengan perasan tidak enak.”Kenapa dua orang yang aku lihat saat pergi dari makam, mereka muncul. Apa maksud semua ini,”guman Anila.

Karena tidak ingin terlaku memikirkannya Anila segera turun menuju dapur untuk mengambil minuman karena tengkorokan terasa kering.

Saat itu Harits yang tertidur juga terbangun karena suara pintu yang terbuka. Harits membuka pintu dan melihat Anila berjalan menuruni anak tangga. Harits mengikuti Anila hingga dia melihat Anila sedang mengambil minuman. Harits segera kembali ke kamarnya. Tapi saat Harits kembali Anila merasakan ada seorang yang mengawasi dia dari atas. Anila melihat ke atas dan tidak melihat siapa-siapa.

“Apa hanya perasaanku saja,”tanya Anila segera kembali ke kamarnya.

Tepat pagi datang Anila yang sudah terbiasa bangun pagi ingin segera menjalakan sholat sebagai umat muslim. Tapi dia tidak tahu arah kiblatnya. Jadi dengan pakaian yang sudah menutup tubuhnya Anila hanya bisa mengarah ke arah yang dia tahu saja. Dimana saat dia sholat di tempat lain dan dunia lain yang dia sendiri tidak tahu akan ada umat muslim atau tidak. Dia hanya bisa berdoa agar dia diberikan keselamatan hingga dia bisa mencari jalan keluarnya.

Karena Anila tidak bisa tidur lagi dia berjalan menuju taman yang ada di perkarangan rumah Baki. Saat itu dari atas Harits melihat Anila sedang menatap kolam ikan dan daun di sekitarnya. Harits turun dari balkon membuat Anila terkejut.

“Kak Harits, kamu bagaimana bisa dari atas ke sini. Apa tidak sakit?,”tanya Anila yang sedikit tidak percaya.

“Aku baik saja,”jawab Harits dengan singkat.

“Baiklah. Kenapa tidak turun dengan normal saja, bukan ada tangga dia lantai dua,”kata Anila dengan wajah memperhatikan.

“Aku hanya ingin tahu apa yang sedang kamu lakukan. Sepagi ini,”ucap Harits.

“Hanya menjernihka pikirkan, nanti aku juga akan segera masuk ke dalam, kok,”ucap Anila yang terseyum ramah. Harits melihat senyuman itu terasa hatinya seperti bersemi. Tapi saat mereka mengobrol Bani keluar dan melihat mereka berdua.

“Hai kalian berdua apa yang sedang kalian lakukan disana,”tanya Bani yang berjalan dengan wajah lusuk. Baki yang juga sudah terbangun mendengar suara Bani sehingga dia keluar dengan kacamatanya.

“Ada apa Bani?,”tanya Baki yang melihat tubuh belakangnya yang keluar dari rumah.

“Ohhh Baki kamu sudah bangun. Aku hanya melihat Harits bersama Anila saja di luar,”ucap Bani dengan santai.

“Kalian berdua sudah bangun. Ohhh iya Anila kemarin malam pamanku memberitahukan kalau identitas kamu sudah dia buat. Tapi nama kamu sedikit berubah tidak masalah,”kata Baki.

“Apanya yang berubah?,”tanya Anila yang ingin tahu.

“Di identitas baru kamu pamanku memberikan nama Anila Barir. Nama belakang kamu mengikuti nama belakangku. Apa tidak masalah tentang itu?,”ucap Baki. Anila mendengar tu hanya mengangguk karena dia tidak mempermasalahkannya.

“Baguslah kalau kamu tidak mempermasalahkannya. Nanti kita bisa mulai berbelanja keperluan kamu sambil mengambil identitas kamu di rumah pamanku,”ucap Baki.

“Baiklah,”jawab Anila dengan ramah dan singkat. Segera mereka bersiap-siap untuk pergi ke beberapa toko. Sambil bersiap Anila memakai pakaian yang sama. Tapi dia masih berpikir,”Aku lupa menanyakan nama paman Baki itu siapa ya?.” Karena saking banyak hal yang harus dia lakukan membuat Anila lupa tentang siapa yang sudah membantunya.

“Nanti aku akan tanya dengan Baki saat pergi,”ucap Anila yang berguman.

Setelah semua siap Anila berpapasan dengan Harits yang juga keluar dari kamarnya. Anila tersenyum kepada Harits. Tapi Harits hanya memberikan ekspresi wajah datar saja sambil melewati Anila. Setelah sampai di bawah Anila melihat Baki dan Bani yang sudah siap.

“Jadi kamu sudah siap. Kemana kamu akan pergi lebih dulu,”tanya Baki.

“Untuk pertama aku harus membeli perlengkapan diriku seperti pakaian, perlangkapan mandi dan perlangkepan lain. Setelah itu kita pergi memberli laptop dan ponsel lalu pergi ke toko buku Baru setelah itu kita bisa mengambil identitasku. Apa waktunya cukup?,”jawab Anila dengan wajah polos.

“Tentu saja. Ayo kita berangkat,”ucap Baki. Bani yang sudah menyiapkan mobil untuk mereka berangkat ke pasar serba ada. Di pasar serba ada semua jenis pakaian yang dicari Anila ada semua. Harga juga terjangkau untuk Anila. Di perjalanan Anila bertanya kepada Baki soal pamannya itu.

“Baki, paman kamu itu siapa namanya. Aku lupa menanyakan nama dia sebelumnya,”tanya Anila dengan perasaan sedikit bersalah karena melupakan untuk bertanya namanya.

“Pamanku bernama Aliy. Dia paman yang menjaga aku selama ini,”jawab Baki. Anila mengangguk paham.

“Soal barang antik yang aku jual  ke kamu ingin membeli dengan harga berapa Baki,”tanya Anila.

“Ohhh iya soal itu aku sudah memberikan harga yang pantas. Satu barang yang satu itu aku beri harga 3 juta satu lagi 5 juta. Jadi total yang harus aku bayar seharga 8 juta bagaimana?,”jawab Baki.

“Apa tidak bisa naik lagi harganya genapkan 10 juta bagaimana?,”kata Anila tanpa perasaan bersalah wajah polos.

“Bisa,”jawab Baki yang tidak keberatan.

Karena kesepakatan keduanya sudah terjalin dan mereka juga sudah sampai di pasar serba ada. Anila bersama dengan ketiga orang yang mengantarnya segera turun. Anila melihat banyak orang di pasar serba ada. Tanpa melihat yang lain Anila segera mencari barang keperluan dia. Melihat berbagai jenis pakaian luar maupun dalam. Setelah memilih bersama dengan pakaian yang tebak. Baki membayar dengan sejumlah sekitar 1 juta 200 ribu. Setelah itu Anila pergi membeli sepatu dan sandal untuk bersantai. Melihat ukuran yang pas Anila membeli dengan tiga pasang sepatu dari sepatu olahraga satu, sepatu hitam untuk perjalanan jauh anti air satu, dan sepatu biasa untuk berpergian keluar. Untuk sandal biasa dua membeli tiga juga untuk di rumah satu, untuk perpergian dua dengan model yang berbeda. Itu menghabiskan sekitar 2 juta.

Selesai membeli keperluan sehari-hari mereka menyempatka untuk makan mie di pinggiran jalan. Karena belum sarapan. Setelah itu mereka berangkat ke toko yang lebih mewah untuk membeli ponsel dan Laptop. Untuk pertama di pasar serba ada Anila menghabiskan uang 3 juta 200 ribu. Sisa uangnya masih 6 juta 800 ribu.

“Anila kamu membeli laptop untuk apa?,”tanya Bani untuk menghidupan suasana dalam mobil.

“Untuk bekerja sampingan sambil mencari informasi. Mustahil aku bertahan hanya dengan sisa uang penjualan barang antik bukan,”jawab Anila.

“Kamu benar juga sih. Tapi bagaimana kamu mencari jalan untuk kamu kembali,”ucap Bani. Baki dan Harits yang juga penasaran mendengarkan jawaban dari Anila.

“Aku juga tidak tahu mungkin aku harus mencari dari teka-teki yang aku temukan di bawah samping pintu perunggu itu mungkin,”ucap Anila dengan santai sambil melihat keluar jendal.

“Memangnya teka-teki apa yang kamu temukan di pintu perunggu itu Anila,”ucap Baki. Tapi apa Anila akan menjawabnya dengan mudah atau merahasiakannya?.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!