Kisah seorang wanita yang hidup miskin, pergi ke kota untuk mencari pekerjaan, dirinya adalah tulang punggung keluarga ada adik yang masih sekolah dan ibu yang menderita sakit.
Di sisi lain ada pria mapan dan tampan namun sangat dingin dan kejam bagi lawan-lawannya, saat ini ia menjabat sebagai CEO di perusahaan keluarga miliknya, bagi sang pria wanita bukanlah prioritas bagi hidupnya.
Namun suatu insiden membuat sang pria tidak dapat melupakan wanita itu,!!
Yukkk Ikutin Ceritanya !!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan sakha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Cahaya mentari pagi telah menampakkan rupanya. terlihat seseorang yang masih setia dengan tidur nyenyak nya. dia adalah Mila. Mila masih terbuai di alam mimpi, hal dikarenakan Rafa baru melapaskan Mila ketika hari sudah menjelang pagi.
sedangkan Rafa saat sudah mandi dan sedang menikmati kopi yang telah dia pesan sembari melihat ponsel miliknya. Rafa sama sekali belum tidur dari semalam hingga pagi, tetapi hal itu tidak membuat perasaan Rafa memburuk, malah sebaliknya saat ini perasaan Rafa sedang sedang berbunga - bunga.
Rafa merasa sangat bersyukur karena Mila dapat menjaga dirinya dan memberikan sesuatu yang berharga hanya untuk nya.
Rafa memandangi Mila yang masih asyik bergelung dengan selimut. Rafa semakin jatuh sejatuh jatuhnya kedalam pesona yang Mila miliki.
Rafa melihat ada pergerakan dari Mila, sehingga Rafa berjalan mendekat ke arah tempat tidur.
" kamu sudah bangun sayang " ucap Rafa pelan seraya mengelus rambut Mila yang berantakan.
" ehm.... " Mila menggeliatkan tubuhnya, perlahan mulai membuka matanya dan melihat Rafa berada di depan nya dan sudah sudah berpakaian rapi.
" mas, sudah mandi ?" tanya Mila
" sudah sayang, mas sudah mandi, kamu mau mandi juga ?" tanya Rafa
" iya, tapi Mila agak merasa sakit "itunya" jika di pakai untuk berjalan " ucap Mila dengan pelan dan menundukkan wajahnya karena malu harus berkata seperti itu.
Rafa paham dengan apa yang dimaksud oleh Mila, dengan segera mengangkat Mila dan mendudukkan Mila pada closet, karena Rafa akan menyiapkan air mandi untuk Mila di bathtub.
Rafa membiarkan Mila menikmati mandinya.
beberapa saat kemudian Mila telah selesai dengan aktivitas mandi serta berpakaian rapi.
Rafa mengajak Mila untuk sarapan bersama di balkon kamar mereka, Rafa telah memesan beberapa hidangan untuk mengisi perut mereka yang lapar.
" hari ini kamu mau kemana sayang ?" tanya Rafa.
" Mila pengen di kamar aja mas, badan Mila rasanya pegal mas " jawab Mila.
Mila masih asyik dengan menu sarapannya, sehingga Mila tidak memperhatikan raut wajah Rafa yang sudah menyimpan maksud lain saat mendengar ucapan Mila barusan.
" mau mas pijitin gag sayang " tawar Rafa.
" memang nya mas bisa mijit ?" Mila agak tak percaya jika Rafa bisa memijat dirinya.
" bisa sayang, kamu mau enggak " Rafa masih tetap usaha agar Mila mau nemerima tawarannya.
" ehm, Mila sih mau aja mas, tapi emang nya enggak apa - apa kalau mas pijitin Mila, Mila enggak enak mas, harusnya kan Mila yang melayani mas " Mila merasa tak enak hati bila harus menyuruh Rafa.
" tidak apa - apa sayang, enggak harus kamu yang selalu memperhatikan mas, mas juga memperhatikan kamu juga " ucap Rafa penuh perhatian.
" ya sudah lanjutkan sarapan nya, habis ini kita jalan jalan sebentar di sekitar hotel menikmati udara pagi, setelahnya baru mas mijitin kamu " ucap Rafa.
Mila menuruti perkataan Rafa, Rafa mengajak Mila menikmati udara pagi di sekitar hotel, bahkan Rafa dan Mila juga berjalan di pantai sambil menikmati semilir angin.
" terima kasih karena kamu mau menerima mas sayang " ucap Rafa seraya memeluk Mila.
" Mila yang terima kasih mas, karena mas mau nemerima Mila yang begini, Mila terkadang merasa tidak percaya diri karena Mila bukan dari kalangan yang sama seperti mas " jawab Mila.
" bagi mas, kamu adalah wanita yang mas cari, kamu wanita yang sempurna untuk menemani mas sayang, yang mas mau hanya kamu bukan yang lain " jawab Rafa.
bagi Rafa Mila adalah jawaban dari doa nya selama ini, semua yang Rafa inginkan ada pada diri Mila.