NovelToon NovelToon
Cinta Arumi

Cinta Arumi

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: nona yeppo

Bagaimana jika takdirMu telah diatur?
Akan kah kita bisa mengubahnya?

Arumi,,
Gadis muda yang berusaha untuk mengubah arah hidupnya setelah banyak mengalami sakit dan kerasnya hidup.

namun akankah arah yang dia tuju dapat dicapai atau malah harus menerima suratan takdir yang sudah digoreskan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona yeppo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepergian Nenek

Pagi harinya, semua berjalan seperti biasa, tidak ada kemajuan didalam hubungan suami istri muda itu.

Mereka masih saling cuek setelah perdebatan kecil malam itu, sepertinya Arumi tetap bersikukuh pada pendiriannya.

Namun ia berusaha untuk tetap bersikap biasa saja dihadapan nenek, begitu juga dengan Ardian.

***

Malam hari nya, Ardian belum menunjukkan batang hidung nya walau jarum jam sudah berada di angka sebelas .

Tidak biasanya Ardian berada diluar pada jam selarut ini, Arumi tentu saja bertanya-tanya, mana kala pembicaraan mereka tadi malam ada hubungan nya dengan Ardian yang lama pulang.

Nenek sudah tidur, begitu juga dengan ibu dan Keyla, tinggal Arumi yang masih setia dari atas kamarnya memandang keluar tepat di gerbang utama.

Sedangkan pria yang di khawatir kan oleh Arumi sedang mengendarai mobilnya menuju rumah.

Diperjalanan ia teringat pertemuannya dengan Sera, ia akui memang dirinya juga bersalah karena terlalu cuek dan tidak terbuka tentang masalahnya sendiri.

"aku sudah memberi kalian waktu satu tahun, pisah lah darinya Ar, kira kembali bersama, " pinta Sera mengawali pertemuan mereka.

"maaf Ser, aku akan mempertahankan pernikahanku, kita tidak jodoh, aku harap kamu bisa mengerti"

Ardian sengaja meminta bertemu dengan Sera, untuk meluruskan semua masalah ini, Ia juga ingin minta maaf jika pernikahannya menyakiti Sera.

"apa yang kamu lihat darinya Ar, aku bisa bantu kamu mengurus pekerjaanmu, ayahku punya banyak kolega yang bisa membantumu diperusahaan," ucap Sera.

"kenapa kalian malah minta bantuan padanya, ah tidak mungkin, pasti wanita licik itu yang menjebak mu kan? "

Dalam setiap kesempatan, Sera berusaha mencari cara untuk merendahkan Arumi, Ardian jelas tidak menyukai sifat Sera yang begini.

"Berhenti menyudutkan Arumi ser, aku yang memilihnya" ucap Ardian mulai jengah.

"lalu bagaimana denganku, kau tidak menceritakan masalah mu padaku, kau hanya datang lalu mengajakku menikah, apa itu tidak terlihat seperti candaan?"

Sera menangis, ia sungguh merasa tersakiti, sesungguhnya ia tidak ingin bertindak sejahat ini, namun rasa sakitnya tidak bisa ia tahan kan.

"untuk itu aku minta maaf Sera, aku sudah jatuh cinta pada Rumi, aku tidak akan melepaskannya"

Dengan terang-terangan, Ardian malam menabur garam pada luka Sera yang menganga.

"tidak semudah itu memafkan semuanya Ar, " dengan matanya yang memerah, ia mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"jika kamu tidak bisa melepaskannya, aku juga tidak akan melepaskannya, akan kubuat dia merasa kedinginan didalam suasana hangat yang kau ciptakan", tantang Sera.

Ardian menyerah, ia meninggalkan Sera yang masih bersimbah air mata, namun ia tidak bisa langsung pulang.

Ia akan menenangkan dirinya sebentar dikantor, memikirkan cara yang tepat untuk mengatasi ini semua.

***

Disaat Arumi masih dengan kegiatan nya memandang jauh keluar, ia melihat cahaya mobil memasuki gerbang.

Ia yakin itu adalah Ardian, ia ingin bergegas menyambutnya, menanyakan kenapa ia pulang larut malam, namun sesuatu di dalam dirinya sperti mencegahnya.

"bukankah kamu sudah komitmen akan pisah, kau harus meyakini keputusanmu sendiri"

Mendengar bisikan itu, ia tidak jadi keluar dari kamarnya, namun jelas itu tidak bisa membuatnya tenang.

Ia harus pergi, setidaknya hanya untuk mengetahui keadaannya saja, tidak lebih.

Arumi pun memutuskan untuk keluar tidak perduli apa yang akan terjadi nanti, yang penting keluar saja dulu.

Rasa penasarannya lebih kuat dari egonya.

Setelah ia keluar kamar, mata mereka bertemu, Ardian rupanya sudah mencapai tangga atas, sorot mata itu menyiratkan kegundahan yang teramat dalam.

Arumi perlahan mendekat, namun masih berada di jarak aman,

"apa yang terjadi, kamu pulang malam, tidak biasanya seperti ini"

Ardian yang mendengar pertanyaan itu lantas membandingkannya dengan Sera yang selama mereka bersama, tidak pernah bertanya sekali pun mengenai keadaanya.

Sekelebat ia teringat lagi permintaan Arumi yang membuat suasana hatinya seketika berubah masam.

"kalau kamu mau pisah dari ku, setidaknya jangan beri perhatianmu padaku, "

Matanya memerah menjadi pertanda antara ia menahan tangis atau amarah, Arumi tidak tahu, yang jelas ia takut melihat penampilan Ardian.

"Sera tidak pernah memperlakukanku seperti itu, lantas apa aku salah telah terbuai pada kelembutan mu? "

Ia berkata sambil menyentuh bahu Arumi dengan jari telunjuknya.

"kau bertanya padaku seolah tidak tahu perasaanku, yang kubutuhkan sekarang adalah dirimu yang kuat berdiri disisiku, "

Mendengar itu sifat keras Arumi kembali mencuat,

"aku tidak sekuat itu untuk mampu berdiri disisimu, "

"dari awal aku sudah tahu kalau kita sangat berbeda, akan sulit menyatukan dua hal yang bertolak belakang, "

Air matanya sudah menggenang siap meluncur kebawah,

"aku lelah, aku tidak mampu melakukan semua tugas berat ini, maaf jika perhatianku membuatmu terluka,"

"inilah perasaanku, aku akan sedih melihatmu tidak baik-baik saja, aku juga bahagia berada didekatmu. aku mencintaimu"

" namun cinta tidak sesederhana itu Ar, kita tidak hanya menyatukan dua manusia, tapi juga dengan keluarganya, dengan segala prinsipnya, dan juga masa lalunya, .

Arumi lalu perlahan mendekat, memegang tangan Ardian dan menaruhnya di dadanya. Mata mereka saling beradu, menyalurkan rasa yang kian mencekik.

"perjalanan kita masih panjang Ar, jika cinta kita kuat, kita akan bertemu diwaktu yang terbaik"

"kita juga harus selesai lebih dulu dengan masalalu kita masing-masing, "

"percaya lah padaku, aku akan selalu ada jika kau butuh, hanya tempatnya saja yang berubah, tapi aku tetap Arumi yang kamu kenal"

Setelah mengatakan semuanya, Arumi memeluk lelaki itu untuk yang terakhir kalinya sebagai pasangan, Ia berjanji akan tetap menemani nenek dan menjaga rahasia ini sampai akhir.

***

Begitu tiba dikamar, air matanya luruh, tak terbendung lagi,

"memang sedari awal harusnya aku sadar diri hikss" ia tersedu-sedu sambil tangannya menutup mulut supaya tidak mengeluarkan suara.

Ia tidak punya tempat untuk menangis sepuasnya, kamar mandi yang dahulu ia percaya sebagai saksi bisu untuknya menangis, ternyata tidak sebaik itu.

Nyatanya kamar mandi yang tidak bernyawa itu mengadu pada sang pria, pria hebat yang mampu membuatnya jatuh cinta, pria hebat yang menyukai air matanya.

***

Pagi harinya, Arumi tidak bisa menutupi bengkak dibawah matanya, ia hanya ingin proses sarapan pagi ini berlangsung dengan cepat dan tidak ada yang menyadari keadaanya.

Ardian tampak biasa saja, memang laki-laki tidak akan terlihat kusut jika sedang dalam masalah asmara, berbeda dengan perempuan yang akan terlihat seperti orang yang paling patah sedunia, wkwk.

Namun ada yang berbeda pagi ini, para maid yang bertugas mengantarkan sarapan untuk nenek, kini kembali membawa makanan yang tidak tersentuh.

Gadis itu berkata kalau nenek tidak kunjung bangun walau sudah dipanggil. Ardian yang mendengar itu langsung saja bergerak cepat melihat keadaan neneknya.

Jantung Arumi juga berdetak keras, begitu itu juga yang dirasakan oleh penghuni lain terutama ibu dan Keyla.

Dan benar saja, nenek tidak akan bangun, mau dipanggil sekeras apapun ia tidak akan lagi mendengar.

Nenek sudah pergi dengan tenang, setenang pembawaannya selama ini.

Dimalam Ardian dan Arumi mengakhiri kisahnya, nenek juga nyatanya mengakhiri perjalanan hidupnya didunia ini.

Seluruh mansion atmaja dilanda pilu, kabar itu cepat menyebar ke seluruh penjuru mansion, para pekerja yang berada di kediaman bagian barat, selatan dan utara semua berkumpul, menangisi kepergian sang pemimpin.

Kepergian nenek ini juga akan menandakan kandasnya hubungan antara Ardian dan Arumi.

Semua seperti tercatat rapi dibuku takdir, takdir yang digoreskan oleh sang penulis cerita.

Ardian masih setia berada disisi neneknya begitu juga dengan Keyla yang berulang kali tidak sadarkan diri.

Arumi dan ibu mertuanya terlihat seperti sudah sepakat tidak akan membawa masalah pribadi, mereka kompak menjadi istri yang bersahaja pada keadaan seperti ini.

Mereka yang posisinya sama-sama menantu di keluarga ini memang pada dasarnya harus kompak untuk mencapai tujuan yang baik.

Para petinggi dan kolega sudah berdatangan memenuhi mansion itu. Acara duka diadakan secara tertutup, sudah menjadi ciri khas keluarga itu memang jika menyangkut privasi.

Sera beserta ayah ibunya juga ikut didalam kerumunan orang-orang berbaju hitam itu, satu persatu mereka meletakkan bunga sebagai penghormatan terakhir mereka kepada mendiang.

Kepergian nenek merupakan luka mendalam bagi seluruh keluarga besar atmaja grup. Sifat nenek yang terkenal ramah, dan tidak membeda-bedakan orang menurut kekayaanya membuat mereka merasa nyaman.

***

Setelah pemakaman usai, Ardian mengasingkan diri dari keramaian, ia butuh udara segar untuk menjernihkan pikirannya.

Semua tanggung jawab ini akan beralih ke pundaknya, ditambah lagi permasalahan Sera yang kian hari semakin rumit.

Pantang dibahas, orang nya malah muncul, bagaikan cenayang.

"aku memutuskan berpisah bukan karenamu, namun karena ini permintaan Arumi sendiri", ucapnya berlalu pergi.

mengganggu saja, pikirnya.

.

.

.

.

Bersambung...

1
Sulce Siwabessy
ygvterbaik
namjoon_skyi
Kasian pembaca yang gak sabar nunggu cerita ini terus thor, update dong!
yeppo: tetap ditunggu ya kak.
akan update kok ☺
total 1 replies
yeppo
perjuangan awal arumi untuk menggapai cinta yang diharapkan nya.
s'moga berujung indah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!