NovelToon NovelToon
Selalu Aku Yang Mengalah

Selalu Aku Yang Mengalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Anggraeni

Divya G. Ratore gadis cerdas lulusan luar negri. Ia mempunyai karir yang cemerlang. Tidak dengan cintanya.

Ia selalu saja mengalah ,memberikan cintanya kepada orang lain. Sebenarnya ia sangat capek menjalani nya. Setelah selesai masalah yang satu, munculah yang lainnya. Divya lelah, sampai sampai ia berniat tidak ingin berkomitmen lagi.

Namun, siapa sangka Divya tiba - tiba di jodohkan dengan orang ia kenal.

Akankan Divya mulai berkomitmen ? Dan menerima pasangannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Anggraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kelucuan keluarga Divya

"Aduh! Sakit kak. Kasar sekali!" protes Jerome kala Felix me noyor kepalanya.

" Habiskan tuh! Awas jangan ada sisanya,mubazir!" Felix bangkit dari duduknya ia berjalan menuju kamar sang adik kembali.

" Ck kakak ini, padahal ini saaaaaaangaaat enak! Emm yammy!" gerutunya serasa kembali menggigit mochi ditangannya.

Lagi asyik-asyiknya Jerome menikmati mochi mochi di atas meja tiba - tiba.

" Jerome!!" Seru seorang wanita paruh baya seraya menjewer salah satu telinga putranya.

" Aduh mi aduhhhh! Sakit miiiiih !"pekik Jerome kaget sekaligus merasakan sakit diarea telinga yang dijewer mommy nya.

" Bagus ya, jajan sampai sebanyak ini!" Imel mommy Inara.

" Lepaskan dulu telinga Jerome mi! Sakit tahu!" ucapnya merasakan sensasi panas di telinga nya.

" Bilang sama mommy, siapa yang bawa kamu jajan sampai sebanyak ini hah! Sudah mommy bilang, jangan jajan banyak banyak! Apalagi yang manis - manis. Mau kamu diabetes kaya papah mu itu? " Omel Bu Inara seraya bertanya kepada anaknya.

" Ampun mi, ini bukan kemauan Jerome yang jajan mi! Ini dibelikan oleh kak Divya kok dari Jawa,"jelasnya panjang lebar.

Mendengar itu mommy Inara melepaskan jewer an nya. " Apa?! Kakakmu Divya sudah pulang? " Jerome mengangguk kan kepala nya.

" Kenapa tidak memberitahu mommy si. Dasar anak itu?!"kesalnya.

Jerome hanya mengangkat kedua bahunya.

Saat hendak memakan Mochi rasa strawberry kemulut ya tiba - tiba tangannya dicegah oleh mommynya.

" Aits!" ucap Bu Inara seraya menyomot mochi yang hendak di makan putranya.

" Apa yang tadi mommy bilang?" Jerome senyum nyengir. " Tidak? Tidak boleh?..." tanya Bu Inara. Jerome hanya bisa mengulang pertanyaan ibunya.

" Tidak boleh? Apa mi?"

" Aduhhhh! ini anak siapa si?" Bu Inara menepuk keningnya.

" Anak Mommy lah! Semua juga tahu itu. Iya kan Pap"Tanya Jerome kepada ayahnya yang baru menuruni anak tangga.

" Wah ada apa nih pagi - pagi udah rame. Ini mochi dari mana nih banyak sekali. Papi minta satunya," Papi Alaric berjalan menuju sofa. Alaric duduk di samping Divya.

" Sayang, gimana perjalanannya, pasti capek ya? Papi kan sudah bilang,tidak usah mulai dari nol! Lagian kamu itu lulusan Harvard loh. papI sudah kosongkan posisi direktur di salah satu perusahaan cabang Papih," Alaric tidak habis pikir kenapa dengan Divya , Putrinya malah memilih yang sulit daripada yang mudah.

" Aku tahu papi, ini sangat sangat menguras tenaga dan pikiran. Tapi, aku menyukainya. Aku ingin merasakan bagaimana berjaya dengan usahaku sendiri,"jawab Divya sebenarnya tidak enak kepada ayahnya. Ayahnya sudah susah payah mengosongkan kedudukan direktur untuk dirinya. Namun, apalah daya. Dia juga punya keinginan sukses tanpa campur tangan orang tuanya. Sebenarnya dia juga mempunyai misi khusus selain ingin sukses dengan tangannya sendiri.

Alaric mendengarkan jawaban putrinya menghela nafas. " Yasudah, kalau kamu capek berhenti sejenak! Jangan dipaksakan ya sayang!" nasihat Alaric kepada putranya. Tangan kanannya mengambil mochi rasa mangga di atasi meja. Sebelum mochi itu mendarat di lidahnya. Terdengar larangan dari istrinya.

" Papiii!!!" pekik Bu Inara. Mendengan teriakan istrinya Alaric menggantungkan mochi itu melirik istrinya. " Heheh, boleh ya mi, satu saja ya?" tanya nya.

"Hemmm...no papi! " jawaban istrinya membuat Alaric lesu. Ia kembali meletakkan mochi itu ketempat nya.

" Mommy pelit!" tajuk Alaric.

" Bukan masalah pelitnya Pi! Tapi, diabetes papi yang jadi masalah. Udah ah, mommy mau lihat Divya dulu. Awas jangan makan mochi lagi ya Jerome! Papi juga tuh!" Bu Inara memperingatkan putra dan suaminya untuk tidak memakan Mochi itu. Setelah mengatakan itu, Bu Inara melangkah menaiki tangga berniat melihat putrinya yang sudah pulang dinas.

Divya bekerja sebagai seorang karyawan di bidang marketing di perusahaan lain. Sebenarnya ayahnya Alaric memiliki beberapa perusahaan yang sama. Namun, Divya kekeh ingin mulai dari nol tanpa bantuan siapapun. Akhirnya, Divya bekerja sebagai karyawan biasa. Tentunya dengan izin dari Ibu dan ayahnya.

Divya pun berpesan tidak mengungkapkan identitas nya kepada siapapun. Termasuk kepada kekasih dan sahabatnya itu, sampai ia menjadi sukses sendiri.

Kebetulan minggu kemarin, Divya menjadi salah satu karyawan yang berprestasi untuk bertugas di luar kotanya. Sebenarnya, Yovan dan Vina juga teman kerjanya. Bedanya Vina dan Yovan sudah menjadi supervisor.

Tok

tok

tok

Pintu kamar diketuk oleh Inara. " Sayang, Divya! Buka pintunya nam, ini mommy!" seru Inara.

"Hem lama amat si. Yasudah lah mendingan buka langsung aja deh,"gumamnya.

Clek

Pintu pun terbuka. Alangkah kagetnya, Inara melihat dua orang sedang tidur. Ada yang di lantai ranjang dan satunya dilantai.

Inara diam sesaat karena kaget. " Felix! Apa yang sedang kamu lakukan nak,Ya Allah Gusti! " Saking kagetnya Inara sampai menyebutkan nama Sang Pencipta.

Inara mendekati tubuh putranya yang berbaring dilantai kamar Divya.

" Felix! Felix! Bagun! Hey Felix!" karena tidak bangun bangun. Akhirnya , Inara berteriak memanggil nama putranya. " Felix bangun!"

Felix ter lonjak kaget mendengar teriakan ibunya. Demikian dengan Divya ia terduduk di atas ranjang.

" Eh, mom. Sedang apa disini ?" Tanya Felix setelah bisa membuka kedua matanya.

" Kamu sedang apa tidur dilantai seperti itu hah?" Bukannya menjawab, Inara malah bertanya balik kepada putranya itu.

" Eh, ini mom. Tadi , Felix ketiduran kayaknya pas mau bangunkan Divya deh,heheh." Felix menggaruk - garukkan kepalanya yang tidak gatal, seraya cengengesan.

" Konyol! Bwahahahahahahaha," Tawa Inara menggema di dalam kamar Divya. Membuat Alaric dan Jerome berlari menghampiri nya.

" Mom, jangan gitu ihhh!"rengek Felix.

" Kamu tuh kayak anak kecil , Lix Lix ! Bangunin Divya malah ikutan molor,kebiasaan!" Inara masih menertawakan putranya itu.

Brakkk

1
Nabila
pantasan gak ada yg minat
dasar tokoh utamanya bodoh
udah tau dari awal cuman nurutin kemauan orang tua.kasih tau dong orang tuanya mana ada orang tua mau anaknya sengsara
Bee: .Terima kasih koreksinya...
total 1 replies
Bee
Cobain deh sangat menyenangkan juga/Angry//Frown//Sob/ memilukan! . Rasanya tidak bisa berkata-kata..
Nasya 26Hegawan
ceritanya bagus
Bee: Terimakasih telah mampir
total 1 replies
L3xi♡
Ngapain kelamaan? Segera update supaya bisa senang-senang lagi!
Bee: Terima kasih sudah mampir🙏😇 . Semoga anda menyukai karya saya. Happy reading
total 1 replies
lyPoppy
🤩Kisah cinta dalam cerita ini sangat menakjubkan, membuatku jatuh cinta dengan karakter utama.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!