NovelToon NovelToon
Love Scandal

Love Scandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sia Masya

Sepasang suami istri yang terlihat memiliki hidup bahagia namun tersimpan banyak teka-teki pada setiap hubungan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Di sebuah tempat karoke di dalam satu ruangan, empat sekawan duduk didampingi oleh para wanita penghibur masing-masing.

"Siapa sebenarnya cewek yang kamu bawa waktu itu? Benarkah dia sudah menikah?" Tanya Victor atau yang dipanggil dr.Wijaya pada Gion sambil meneguk koctail miliknya.

"Apa Gion bawa seorang cewek? Benarkah itu?"

"Sudah bersuami?" Roy dan Glen menatap Gion tak percaya. Sesekali mereka memandang Victor dan Gion secara bergantian menunggu penjelasan.

Tetapi Gion sama sekali tidak peduli pada pertanyaan Victor. Ia hanya sibuk menerima pelayanan dari gadis-gadis pelacur di hadapannya.

"Kapan kamu melihatnya?" Tanya Glen yang sangat penasaran begitupun dengan Roy apalagi itu merupakan hal baru yang didengar mereka, Gion membawa istri orang.

"Minggu kemarin, dia ke rumah sakitku bersama wanita itu. Awalnya ku kira pacarnya tapi ternyata bukan."

"Untuk apa ke sana?"

"Untuk memeriksa lukanya, tapi menurut ku luka seperti itu bukan lah apa-apa bagi Gion. Tetapi kemarin dia seolah-olah menjadi orang lemah."

"Bukan urusan mu," Kata Gion dengan sangat kesal. Ia merasa risih saat kehidupan nya menjadi pembicaraan bagi teman-temannya.

Apalagi tadi pagi ia melihat Aletta pergi meninggalkan apartemen.

   Sepertinya ia keluar menemui kerabat. Padahal sebenarnya aku ingin mengganggunya lagi hari ini. Tapi sebenarnya siapa yang akan dia temui?

"Wah berarti benaran. Tapi seperti nya tren seperti ini mulai terkenal, berpacaran dengan istri orang lebih menantang. Aku juga ingin mencobanya." Kata Glen

"Selera kalian makin aneh." Kata Roy lalu mencumbu mesra gadis di depannya.

"Tetapi menurut ku Gion mempunyai tujuan yang berbeda dari perkiraan kita. Mungkin cewek itu adalah target selanjutnya." Jelas Victor.

"Apa sih yang kalian bicarakan, membuat orang kesal saja. Kalau kalian mengundang ku cuma buat ngomongin aku sebaiknya aku pergi."

Gion berjalan keluar meninggalkan mereka tanpa mempedulikan panggilan dari mereka bertiga.

"Sialan Gion, selalu saja begitu," kata Glen kesal.

"Biarkan saja, lagian dia kan memang selalu seperti itu." Kata Roy

"Sepertinya moodnya juga kurang baik hari ini. Ditambah kita yang selalu membawa kehidupan nya dalam pembicaraan kita."

Gion berdiri di tempat parkir mobil dan bersender pada pintu mobilnya sambil menghisap sepuntung rokok.

"Orang-orang sialan itu selalu saja mencampuri kehidupan ku."

Gion masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan tempat tersebut.

"Selamat siang," Galang muncul dari luar pintu mendekati pak Juan serta menyalaminya.

Ia menelusuri setiap ruang tersebut mencari keberadaan seseorang karena ayah nya duduk sendiri di ruang tamu.

"Bukankah hari ini kakak datang? Dimana kakak sekarang?"

"Rupanya kamu sangat merindukan kakakmu itu, pulang-pulang langsung menanyakan nya."

"Pasti ayah, aku memang sangat merindukan kakak. Tapi nggak ada tanda-tanda keberadaan nya."

"Iya, memang kakakmu nggak ada, dia ada keluar sebentar. Katanya sih mau jalan-jalan."

Wajah Galang berkerut, padahal dia sudah berusaha cepat pulang biar bisa ketemu sang kakak.

"Tapi hari ini kalian pulang nya cepat sekali, biasanya jam dua lewat baru pulang sedangkan ini masih jam satu."

"Oh itu, tadi tiba-tiba guru mengadakan pertemuan jadi kami dipulangkan lebih awal. Um aku ke kamar dulu ya yah."

"Setelah itu turun makan!"

Galang bergegas ke kamar nya sambil mengatur napas perlahan.

Untung saja ayah percaya dan tidak banyak bertanya. Kalau ayah bertanya lagi bisa-bisa terbongkar. Sebenarnya tadi aku pura-pura sakit saja biar diizinkan pulang lebih dulu.

Aletta jalan-jalan keliling desa dan singgah di toko swalayan satu-satunya di desa itu. Ia juga mampir ke kebun sayur untuk membeli beberapa sayur karena biasanya kalau datang sendiri kesana harganya lebih murah dari yang di jual di pasar.

Sebenarnya ia juga ingin mengambil barang kiriman di pos. Ia memesan secara online ke alamat di desanya.

"Permisi, selamat sore. Apa ada orang?" Aletta memanggil-manggil pemilik kebun dari luar gubuk yang seperti nya digunakan oleh petani kebun untuk berteduh.

Wah, sayuran yang ditanam berbagai macam. Sepertinya petani kebun ini mendapat untung yang lumayan. Apakah lahan seluas ini yang ditanami berbagai jenis sayur mayur milik satu orang saja. Tadi ayah bilang pemilik nya adalah kenalan ayah.

"Iya, ada yang bisa saya bantu mb..." Aku membalikkan badanku saat tahu ada seseorang dari belakang.

"Max?"

"Aletta?"

"Kamu pemilik kebun ini?"

"Oh bukan ini milik ayah ku, aku membantu menjaganya. Kebetulan hari ini aku ada libur."

"Aku juga lagi liburan."

Max sendiri adalah teman kelas Aletta sewaktu SMA namun hanya satu semester karena Max tiba-tiba saja pindah.

"Kamu apa kabar? Ayo duduk di situ," kata Max menunjukkan bangku panjang di dekat gubuk.

"Aku baik." Aletta mengangguk setuju dan mengikuti Max yang sudah dalam posisi duduk terlebih dulu.

"Kamu kerja dimana?"

"Di kota, di perusahaan Wilson."

"Oh benarkah, aku juga bekerja di kota tapi bukan perusahaan. Aku membuka sebuah resto sendiri."

"Benarkah, berarti kamu bos dong."

"Bisa di bilang seperti itu."

"Apa nama restoran nya?"

"Maxfood dreams."

"Wah benarkah, sepertinya aku pernah makan di sana. Menunya juga banyak dan mewah."

"Iya, dan sayuran nya juga dari kebun ayahku."

"Berarti aku bisa nih kapan-kapan ke sana."

"Tentu saja, aku akan menyuruh karyawan ku melayani mu dengan sangat baik. Aku ingin menawarkan minum tapi di sini cuman tersedia air putih."

"Nggak perlu, lagian tujuan ku ke sini cuman buat beli sayur."

"Begitukah, kalau gitu biar aku gratiskan untuk kamu."

"Apa, jangan. Aku akan membayar."

"Nggak apa-apa, anggap saja sebagai hadiah pertemuan kembali kita setelah sekian lama."

Karena nggak punya alasan lagi, Aletta menerima nya. Ia memilih sendiri sayur di kebun di bantu oleh Max. Setelah selesai Aletta pamit pulang tidak lupa ia mengucapkan terimakasih karena mendapatkan cukup banyak sayuran gratis.

Max melambaikan tangan saat mobil Aletta berjalan menjauh meninggalkan tempat nya.

"Aletta semakin cantik saja, Oh iya kenapa aku tidak meminta nomornya."

Aletta pulang setelah semua tujuan nya terselesaikan. Syukur saja di kantor pos tidak terlalu lama karena cuman ada dirinya yang mengambil barang. Ia memarkirkan mobilnya saat tiba di depan rumah. Galang muncul dari dalam untuk membantu sang kakak memikul barang-barangnya.

"Angkat saja kardus dan plastik merah itu, biar sayuran kakak yang angkat."

"Sip."

Mereka masuk ke dalam rumah dengan memegang barang belanjaan.

"Makasih dek. Bawa barangmu itu langsung ke kamar, nanti kalau ayah lihat bisa kena ngamuk."

"Ini? Makasih kakak." Galang mendekati kakaknya dan memeluk dengan sangat erat. Sebenarnya ia menelpon kakaknya dua minggu yang lalu untuk dibelikan perlengkapan lukis. Galang adalah anak yang sangat pintar dalam melukis, tetapi hanya ia dan sang adik yang tahu sedangkan ayah mereka sama sekali tak tahu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!