Trauma masih saja datang menghampirinya, bahkan ini sudah 7 tahun yang lalu Sihyun masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan yang terjadi pada dirinya saat itu.
Sesekali dia ingin melakukan cara untuk balas dendam namun tak tahu cara memulainya. ketika suatu hari dia mengetahui bahwa bos di perusahaannya adalah suami temannya. Terlintas dalam pikiran Sihyun untuk melakukan balas dendam lewat suami temannya.
Bagaimana kisahnya....?
Simak saja langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Sesak
Draaap.. Draaap..
"Sayang, kamu apa-apaan sih barusan?!" Pekik Taejun mengejar Jiyun.
"Why? Aku hanya memberi peringatan, bukan hanya ke si manajer itu, aku memberi peringatan pada wanita lain juga!" Timpalnya.
Taejun merasa frustasi dengan menghadapi sikap Jiyun yang semakin kekanakan, dia tidak percaya kalau Jiyun akan melakukan hal ceroboh seperti tadi.
"Jangan menguji kesabaranku, ini kantor buka rumah. Harusnya kau mengerti situasi, banyak orang-orang yang melihatmu tadi, mereka akan berpikir kalau kau menindas pegawaiku." Ucap Taejun panjang lebar sambil menunjukan wajah kesalnya.
Langkah Jiyun pun terhenti, dia langsung menoleh menatap sang suami dengan dahi mengerut. "Sayang, kenapa sikapmu jadi seperti ini? Bukankah jika kamu tidak merasa memiliki hubungan apapun dengannya, kamu tidak akan marah?"
Deg.
Ucapan Jiyun membuat Taejun terjebak, meski ucapan sang isteri ada benarnya, namun dia tetap memikirkan cara agar Jiyun tak menaruh curiga.
"Apa kau tak cape berpikir sempit seperti itu? Kenapa kau selalu memojokanku? Tidak bisakah kau percaya satu kali saja padaku?" Ucap Taejun dengan tatapan sendu.
Melihat itu, Jiyun langsung merasa tak enak dan merasa bersalah, dia pun mencoba mendekati Taejun. "S-sayang, aku tidak--
"Aku akan ke ruanganku dulu, terserah kau mau melakukan apa di sini, aku duluan." Ucapnya langsung pergi meninggalkan Jiyun.
Sementara itu, di toilet perusahaan.
"Hosh... Hosh..." Sihyun nampak sedang mengatur nafasnya sedari tadi, dia merasakan sesak yang luar biasa, bahkan sesekali dia pun mual karena memikirkan kejadian tadi. "Hueeeekk.."
"Sihyun.. Tenanglah, hosh.. Kau harus tenang, hueeekk.."
Meski Sihyun sedang mencoba menenangkan dirinya sendiri, namun tetap saja dia merasa kalau saat ini dirinya tak bisa mengontrol emosi dan juga rasa paniknya.
"Hiks.. Sialan.. S-sesak." Meremat bajunya dan mencoba mengatur nafasnya.
Dia merasa sesak dan nafasnya seperti di remat, dia teringat saat dirinya menderita oleh kelakuan Jiyun dan kedua temannya, melihat Jiyun yang ada di depan matanya, Sihyun menahan dirinya mati-matian untuk tak menunjukan rasa sakitnya.
Sruuukk.
Tubuh Sihyun merosot ke bawah, dia merasa lemas dan tak kuat lagi untuk berdiri. Perlahan Sihyun memejamkan matanya sambil mengatur nafasnya untuk mencoba tenang.
Tok.. Tok.. Tok..
"Manajer Kim? Anda di dalam kan? Ini sudah 1 jam, apa terjadi sesuatu?" Seseorang mengetuk pintu toilet dan menanyakan keadaan Sihyun.
"Manajer Kim, tolong jawab saya. Saya sekretaris Kang, presdir meminta anda untuk segera ke ruangannya. Kata bu Oh, anda sedang di toilet sejak tadi, tolong jawab saya manajer Kim?!"
Sihyun mendongak dengan tatapan sayu, dia mencoba untuk berdiri dan membuka pintu toilet. Namun sayang, Sihyun tak kuat berdiri lagi karena merasa lemas.
"S-sekretaris kang.. M-maaf, tolong sampaikan pada presdir, k-kalau saya akan ke ruangannya sebentar la--
Brukh.
Sihyun tidak melanjutkan ucapannya dan berakhir tak sadarkan diri di toilet, Kang Yejun menempelkan telinganya di balik pintu untuk mendengar lanjutan ucapan Sihyun.
"Manajer Kim...?"
"Manajer Kim, anda bisa dengar saya kan?" Yejun mencoba membuka pintu toilet, namun pintunya terkunci dari dalam, dia pun mencoba mendobrak pintu tersebut karena merasa panik sebab Sihyun tak menjawab ucapannya lagi.
****
Taejun tiba-tiba merasa gelisah, sejak tadi dia mondar-mandir di ruangan dan menunggu kedatangan Sihyun
"Kenapa sekretaris Kang lama sekali, aku menyuruhnya memanggil Sihyun ke sini, tapi ini sudah lebih dari satu jam." Gumamnya.
To be continue.
