Maha Rani Larasati rela menikah dengan Daniel Nur Indra seorang duda ber anak satu tapi jauh dari kata bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Trisubarti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26
Malam berganti datanglah pagi, Icha sudah selesai shalat. Berkat didikan Ibu sambungnya. Icha menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab.
"Papa bangun..." Icha menoel noel pipi papanya. Tetapi Daniel tidak juga bangun.
"Papa ayo bangun, shalat dulu" Icha mencium pipi papanya, menggelitik perutnya.
"Heeemm..."
"Papa...jangan hamhem-hamhem"
Icha mencabut bulu kaki Daniel.
"Aduh! sakit sayang" Daniel menggosok gosok kakinya dengan tangannya.
Daniel bangun kemudian duduk. Ketika Icha mencabut bulu kakinya tadi. Daniel seketika ingat Rani saat membangunkan dirinya dulu.
Flasbach on
"Mas bangun!" Rani menggoyang kaki Daniel.
"Heem masih ngantuk yank"
"Ihh cepat bangun!" Rani mencubit perut suaminya.
Sebenarnya Daniel sudah bangun, tapi hanya pura-pura karena ingin menggoda Istrinya.
Rani gemes lalu mencabut bulu kakinya. "Aaaa...sakit yank" Daniel teriak.
"Lagian nggak mau bangun-bangun!"
Rani cemberut.
Daniel lalu menarik tangan Rani hingga tubuh Rani menimpa dadanya terjadilah pergulatan pagi. Membuat kedua insan itu tenggelam dalam samudera cintanya.
Flasbach off.
Aku rindu kamu yank" Daniel berhalusinasi.
"Papa?! astagfirlullah....malah melamun"
Kata Icha menatap Papanya heran.
"Iya...iya...papa bangun nih" Daniel berdiri lalu kekamar mandi.
Daniel pagi ini sudah lebih baik Icha sudah memaafkan dirinya. Daniel bersiap kekantor, lalu Icha bersiap ke sekolah. Sebelum ke kantor, Daniel akan mengantarkan Icha ke sekolah dulu.
Daniel sudah siap lalu melongok Icha kekamar. "Are you ready"
"Ready"
Daniel menggandeng tangan Icha lalu menuruni anak tangga.
Papa Nano, Mama Nadyn, dan Denì sudah berkumpul di meja makan.
Daniel dan Icha menyapa Utinya.
"Pagi Uti" Icha mengecup pipi Utinya.
"Pagi sayang"
"Duduk, kita sarapan dulu" titah Uti.
Mereka akhirnya sarapan bersama, sebelum lanjut ke aktivis masing-masing.
Tok tok tok, terdengar suara pintu di ketuk. Bi Inah berjalan kedepan membukakan pintu.
Tampak dua orang anggota kepolisian dengan gagahnya berdiri di depan pintu.
"Apakah betul ini kediaman bapak Nano?" Tanya polisi.
"Betul Pak" Jawab bibi bergetar ketakutan.
"Apakah saudara Daniel Nur Indra sedang berada di sini?"
"Bet, betul Pak." Jawab bibi terbata.
"Siapa bi?" Mama Nadyn keluar karena bibi cukup lama berdiri di depan pintu.
"Selamat pagi nyoya, saya di tugaskan untuk menangkap saudara Daniel Nur Indra, tersangka penganiayaan terhadap Nona Sherly marlinton."Tutur Polisi tegas.
Mama Nadyn serasa jantungan berhenti berdenyut.
Semua yang di meja makan ikut keluar.
Deni, Daniel dan Pak Nano sudah menduga hal ini pasti akan terjadi.
"Saudara Daniel anda kami tangkap!" Anggota kepolisian menyerahkan surat penangkapan.
Daniel hanya diam biar bagaimana ia merasa bersalah.
"Tidak! abang saya tidak bersalah" Sanggah Deni.
"Betul! anak saya memang tidak bersalah!!" Bentak Mama Nadyn.
"Biarkan Tuan Daniel yang menjelaskan di kantor, Bu, Mas" kata polisi.
Papa Nano hanya diam,, tapi bukan pasrah. Otak jeniusnya terus berpikir mencari jalan keluar. Jika menentang saat ini hanya akan buang-buang energi saja.
Daniel di gelandang polisi. Ia menoleh menatap Deni.
"Titip kantor Den" Ucapnya. Deni hanya mengangguk sedih. Icha dari tadi hanya diam mencerna apa yang telah terjadi, setelah sadar Icha berlari mengejar Papanya.
"Papaaaa...jangan pergi" Daniel menatap anaknya sendu tidak bisa berbuat apa-apa air matanya turun membasahi pipinya.
"Pak Polisi! jangan bawa Papa saya" hu huuu..Icha menatap polisi menghiba.
"Pak Polisi, lepaskan Papa saya! Papa bukan orang jahat" hu huuu...Icha menangis pilu.
Papa Nano, Mama Nadyn, dan Deni mendekati Icha.
Icha memeluk Papa mendongak menatap wajah Papanya. Menghempaskan tangan Polisi.
"Papa..hiks..hiks plaeas...jangan pergi...hiks hiks..jangan tinggalkan Icha hu huuu...😭😭😭 Icha sudah nggak ada Umi, Papa jangan pergi hiks hiks. Icha menangis terùs memeluk pinggang papanya kemeja Daniel basah dengan Air matanya.
Polisi melepas tangan Icha, tidak menduga Icha mengigit lengan Polisi.
"Aaaa.." Polisi berteriak.
"PAK! PERGII...PAK POLISI NGGAK BOLEH BAWA PAPA SAYA, PAPA BUKAN ORANG JAHAT!!" Icha menatap Polisi mengintimidasi,
Sudah sayang..biar Papa rapat dengan Pak Polisi dulu ya"
"Tenang sayang" Papa Nano menenangkan.
"Akung..tolong Papa, Papa orang baik, Papa bukan pencuri, kenapa Papa di tangkap" hu huuu.
Polisi menarik tangan Daniel dan di bawa masuk kedalam mobil. Polisi menyalakan mobilnya.
Icha mengetuk ketuk kaca mobil.
Mobil berjalan meninggalkan Icha.
"Papaaa...Icha duduk bersimpuh di pelataran rumah Utinya terus berteriak -teriak.
Daniel di dalam mobil menatap anaknya.
Papa memang orang jahat nak, selalu menyakiti wanita, dulu papa mengabaikan Mama kamu, ketika Mama sedang berjuang mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan kamu. Papa selalu menyakiti Mama sambungmu hingga banyak luka tak berdarah dan kali ini Papa menyakiti tante kamu. Walaupun tante kamu jahat, seharusnya papa tidak boleh begitu.
Mama Nadyn dan Papa Nano Membangunkan cucunya.
"Udah ya...yuk, kasihan...Cucu Uti."
Papa Nano menggendong cucunya masuk ke dalam rumahnya. Kemudian membawa ke kamarnya. Tidak mungkin cucunya sekolah dalam ke adaan seperti ini.
Uti mengikuti dari belakang.
"Udah jangan nangis lagi ya" Papa Nano menghibur.
"Icha sedih kung, Umi ninggalin Icha, sekarang Papa juga ninggalin Icha." Icha menangis lagi.
"Sudah, Icha tenang ya, Akung akan mencari jalan keluar untuk membawa Papamu pulang." Akung mengelus pangkal kepala cucunya.
"Benar ya kung!" Icha mendongak menatap Akung memohon. "Doakan ya sayang."
"Papa berangkat ya Ma" Papa mencium Pipi Istrinya lalu berangkat ke kantornya
"Hati-hati Papa"
Deni dan Papa Nano, berangkat ke kantornya masing-masing.
****
Daniel di tangkap tiga vampir jahat ingin di hisap darahnya.
"Ra tolooong aku" Daniel menangis minta pertolongan Rani. Rani menatap dari kejauhan berlari ingin menolong.
Belum sempat menolongnya, ketiga Vampir itu menyecap leher Daniel, hingga jatuh tersungkur.
"Mas Danieeeeel...
Rani terengah-engah menyeka keringatnya. Rani tertidur di sajadah selepas shalat dhuha. Karena hari ini akan memulai usahanya.
Mungkin Rani terlalu lelah tadi malam memasak nasi Rames hanya sendiri.
Ya Allah aku bemimpi rupanya. Lindungi suami dan anakku, ya Allah.
Rani berdiri kemudian mengenakan kerudung bergo. Mematut diri di depan cermin, kemudian turun bawah.
Bismillahirrahmanirrahim..Lancarkan ya Allah. Rani berdoa, masakan nasi Rames sudah tertata dengan rapi di etalase.
Untuk nasi Rames Rani akan buka jam 7 pagi. Sedangkan untuk Baso jam 10 pagi.
Di seberang jalan ada tiga orang bapak-bapak melintas, di lihat dari pakaiannya ia pekerja project pengerjaan jalan tol.
"Eh ada warung baru" kata salah seorang di antara mereka.
"Iya, coba mampir yuk"
"Ayo" ketiga orang itu kemudian masuk kedalam Warung.
"Pagi Mbak, warung baru ya? saya mau sarapan." Kata Bapak.
"Pagi juga Pak, silahkan duduk mereka duduk.
"Ingin sarapan apa pak?
"Saya ayam goreng, tempe, tahu sama sayur Mbak."
"Saya sama, tapi lauk nya ikan"
"Saya juga sama, tapi lauk nya daging" Kata ketiga bapak itu.
"Baik pak"
Rani dengan gesit melayani, saat ini Rani masih sendiri, belum dapat orang untuk membantu.
Kecuali bi Kokom sudah ada yang membantu.
"Masakannya enak banget Mbak, ini masak sendiri ya?" Tanya ketiga bapak itu makan dengan lahap.
"Hehe iya pak terimakasih, kalau Bapak suka dengan masakan saya."
"Hebat Mbak, masih gadis muda, cantik, sudah bisa masak seperti ini."
"Bukan gadis Pak saya sudah mempunyai suami dan anak." Tutur Rani.
Ketiga bapak itu hanya ber Oh ria.
"Berapa semua Mbak?"
"Harusnya 45 ribu, tapi karena bapak pelanggan pertama cukup 40 ribu saja." Tutur Rani
"Nanti siang saya makan di sini lagi Mbak." Kata bapak bapak itu kemudian pergi.
lumayan buat nambah penghasilan tambahan 🙏😭😭😭