Jatuh cinta pandangan pertama bisa saja terjadi.
Dan katanya pacaran setelah menikah sangat indah.
Benarkah?
Simak yuk dan temukan jawabannya disini.
Seperti biasa cerita ini hanya fiktif, jangan dikaitkan dengan dunia nyata, oke!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33
Diam-diam Morgan menelpon polisi, memberitahu kalau adik iparnya ada dirumah mereka. Tidak butuh waktu lama beberapa orang polisi pun datang menangkap si pelaku.
Meta berusaha mengelak dari tuduhan tersebut, dan memberontak tidak mau dimasukkan kedalam penjara.
Namun Mega yang sudah terlanjur kecewa dengan adiknya pun tidak menggubris permohonan adiknya itu.
Ingin rasanya Mega menampar menjambak memukul Meta. Tapi ia masih punya hati nurani untuk melakukan itu semua.
Mega hanya bisa melampiaskan semuanya dengan menangis. Mega tidak menduga adik yang selama ini ia sayangi, ternyata seperti itu.
Morgan pun berusaha untuk menenangkan istrinya. Ia merangkul tubuh istrinya kedalam pelukan nya.
"Sudahlah, aku harap ia bisa menyadari kesalahannya," ucap Morgan.
Sementara adiknya Morgan juga sudah dibawa ke kantor polisi. Tidak sulit bagi polisi untuk menangkap nya.
Karena mereka tidak menduga akan tertangkap. Mereka merasa semua aman-aman saja. Karena rekaman cctv sudah mereka hapus.
"Besok kita menjemput Megan, kita akan bawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Sepertinya dia tidak mengenali kita," kata Morgan.
Morgan dan Mega diminta untuk datang ke kantor polisi demi memberikan keterangan. Meskipun bukti sudah ada ditangan polisi.
"Aku benar-benar tidak menyangka," ucap Mega sambil menangis.
"Kalau memang dia menginginkan mu, aku rela melepasnya. Tapi jangan anakku," kata Mega lagi.
"Tapi aku hanya mencintaimu, sayang. Aku tidak mau wanita itu lain, apalagi itu adikmu," ujar Morgan.
Mega menatap suaminya, Morgan memang pria baik dan setia. Meskipun banyak wanita yang menginginkannya, tapi pilihannya tetap pada Mega.
"Kita ke kantor polisi," pinta Morgan. Mega mengangguk.
Keduanya pun bersiap-siap untuk pergi ke kantor polisi. Mereka ingin masalah ini selesai secepatnya.
Orang tua Mega dan orang tua Morgan begitu terkejut mendengar berita itu. Mereka tidak percaya kalau anak mereka mempunyai hati seperti itu.
Kini mereka sudah berada di kantor polisi, juga kedua orang tua mereka. Ibu Morgan marah kepada putranya, sementara ibu Mega marah kepada putrinya.
Tapi keduanya juga tidak bisa berbuat apa-apa. Mendengar cucunya masih hidup, keduanya merasa senang.
Morgan dan Mega merasa lega, karena masalah mereka yang selama ini sudah selesai. Dan yang bersalah akan menerima hukuman sesuai dengan perbuatannya.
Orang tua mereka tidak keberatan kalau anaknya diberi hukuman. Karena memang bersalah, mengapa harus dibela? Begitulah pemikiran mereka.
Mereka sengaja tidak membelanya, agar kedepannya tidak lagi mengulangi perbuatannya.
.
Sementara Viora dan Ibra sudah kembali kerumah. Megan sudah terlihat bersih dan cantik. Aisyah menyambut anak itu dengan suka cita.
Aisyah juga merasa iba saat mendengar cerita tentang Megan yang mengalami hal seperti itu.
"Kok ada ya, saudara yang seperti itu? Harusnya sesama saudara itu rukun," tanya Aisyah.
"Yang namanya manusia tidak luput dari rasa iri dengki. Meskipun pada saudaranya sendiri," jawab Ren.
"Beruntung keluarga kita tidak seperti itu, ya by," ucap Aisyah.
Ren tersenyum, "karena keluarga kita jauh dari sifat seperti itu. Dan juga tidak ada yang perlu di iri kan dari saudara yang lain."
Aisyah mengangguk, ia masih memeluk anak itu. Tapi baru satu jam mereka ngobrol, pelayan mengatakan ada tamu.
Aisyah pun memerintahkan pelayan untuk mempersilahkan mereka masuk. Ternyata tamu tersebut adalah Morgan dan Mega serta orang tuanya.
Tadinya mereka ingin menjemput putrinya besok, tapi orang tua mereka sudah tidak sabar ingin segera bertemu cucu mereka.
Berhubung mereka sulit mendapatkan cucu, jadi bila mendengar cucu mereka masih hidup, merekapun segera ingin menjemputnya.
Aisyah melihat tamunya sudah masuk pun, segera menyuruhnya untuk duduk. Ibunya Mega dan ibunya Morgan melihat cucunya di dekat Aisyah pun segera memeluknya.
Tapi Megan sepertinya takut, mungkin karena trauma yang dimilikinya. Tapi anehnya bila bersama Aisyah ia tidak takut sama sekali.
"Ini Oma sayang," ucap ibunya Mega.
Megan menatap kedua wanita itu dengan seksama. Kemudian ia menatap Aisyah. Aisyah pun mengangguk.
Mega sudah tidak kuat menahan airmata nya, saat melihat anaknya tidak mengenal mereka. Megan perlahan mendekat, kemudian ibunya Mega kembali memeluknya.
Begitu juga dengan ibunya Morgan, ia juga memeluk Megan sambil menangis. Setelah itu barulah Mega yang memeluk nya.
"Sepertinya dia mengalami amnesia," ucap Viora menebak.
Mereka semua saling pandang, Mega dan ibunya semakin menangis. Sedangkan suami mereka hanya memperhatikan. Mereka menahan diri untuk tidak menangis.
Setelah sholat Maghrib dan isya, dan juga selesai makan malam, merekapun pamit pulang membawa Megan.
Mereka akan merawat Megan dengan baik, agar kejadian itu tidak terulang kembali. Aisyah, Ren Viora dan Ibra mengantar mereka hingga pintu depan. Setelah mobil mereka menghilang dari pandangan, barulah mereka masuk kedalam rumah.
"Semoga Megan cepat sembuh ya bang," ucap Viora. Ibra mengangguk. Kemudian keduanya pamit masuk kedalam kamar.
.
Hari ini Ibra ada pemilihan asisten baru, Ibra sendiri yang menyeleksi calonnya. Jadi ia harus cepat berangkat ke perusahaan.
Viora berangkat ke butik menggunakan mobil sendiri, begitu juga dengan Ibra. Karena Ibra tidak sempat untuk mengantarkan Viora hari ini.
"Maaf ya sayang," ucap Ibra saat ia hendak masuk kedalam mobil.
"Gak apa-apa bang, aku ngerti kok," ujar Viora.
Keduanya berangkat bareng, tapi bila sudah keluar gerbang, mereka berpisah karena arah yang berbeda.
Ibra tiba di perusahaan, ia memarkirkan mobilnya ditempat parkir khusus. Ibra keluar dari mobil, dan berjalan menuju lobby.
Diruang tunggu sudah ada 20 orang yang datang untuk melamar pekerjaan. Mendengar gaji dan jabatan yang ditawarkan, mereka pun begitu antusias dan berkelakuan sebaik mungkin.
Ibra pun menyeleksi mereka satu persatu, hanya ada satu orang yang menarik perhatiannya. Seorang pria muda, tapi hanya lulusan SMA.
Ibra yakin kalau pria itu akan bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya. Kemudian Ibra mengetesnya lagi dengan membuat laporan.
Dan ternyata pria itu begitu cekatan dalam bekerja, ternyata setelah ditelusuri pria itu diam-diam belajar bisnis dan manajemen secara otodidak.
Karena tidak punya biaya untuk kuliah, pria itu harus mengubur cita-citanya. Tapi dia tidak putus asa belajar dengan cara membaca buku tentang bisnis.
Akhirnya Ibra pun memutuskan menerima pria itu, Ibra melihat CV nya tidak ada pengalaman kerja. Karena pria itu hanya kerja serabutan.
"Baiklah, kamu bisa kerja mulai sekarang. Dan ini ruang kerjamu dan di meja itu kerjakan sekarang," perintah Ibra.
"Terima kasih tuan karena mempercayai dan menerima saya bekerja disini," ucap pria itu yang bernama Ari.
Ibra mengangguk dan berlalu dari situ. Ruang kerja Ari masih satu ruangan dengan Aaron. Karena ruangan dilantai itu hanya ada dua. Sehingga ruangan mereka cukup luas.
Ari melihat meja satunya kosong, ia ingin bertanya tapi tidak berani. Ya baru sehari kerja masa sudah bertanya macam-macam.
n