Di madu dan di sia-sia kan saat hamil membuat hidup Kanaya berubah. Suami nya Ibra ternyata hanya mengincar harta peninggalan orang tua nya. Bahkan Kanaya di buang ke sungai demi mendapatkan semua itu.
Hingga akhir nya Kanaya bertemu dengan Tuan Ryu. Papa tiri dari sahabat nya Laura dan seorang kepala Mafia besar. Ryu berhasil mengembalikan kepercayaan diri Kanaya dan mulai untuk balas dendam pada Ibra.
Yuuk ikuti cerita baru Kanaya!
Yuk vote dan kasih dukungan untuk kak min ya🤗🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Curhatan Kanaya
“Terima kasih dok.. Mungkin Kanaya akan istirahat sebentar disini.” kata Laura lagi.. Dia melihat sahabat nya sedang terbaring lemah menatap langit-langit ruangan dokter Annie. Memang sejak kehamilan nya ini, Kanaya yang cantik berubah drastis bentuk tubuh nya. Biasa nya orang hamil akan menjadi gemuk, dia tidak.. Justru tubuh nya semakin kurus dan tidak terawat. Mungkin karena dia mengalami mual muntah yang sangat parah, dan mungkin saja Ibra tidak memperhatikan dia lagi. Bisa saja kan?
“Silahkan.. Jika dia tidak ingin kembali kerumah, maka kamu bisa menyarankan nya untuk menginap dirumah sakit ini.”
“Apa separah itu, dok?”
“Laura, kamu sendiri seorang dokter kan.. Teman kamu ini, harus nya dibawa kerumah sakit saat mual muntah yang dia alami di luar kendali. Apa kamu tidak tahu soal itu?” Laura kembali diam dengan ucapan dokter Annie. Ia kembali mengingat-ingat saat Kanaya mengabari kalau diri nya tengah hamil waktu itu. Memang mereka tidak bertemu selama tujuh terakhir bulan ini, di karena kan Laura sedang belajar di luar negeri oleh papa tiri nya. Mama Laura sendiri juga sudah meninggal empat tahun belakangan , lebih dulu dari kedua orang tua Kanaya. Beruntung ia mendapatkan papa tiri yang begitu sangat menyayangi nya selama ini.
Saat itu, Kanaya mengatakan kalau diri nya sedang dalam fase mual muntah yang teramat parah. Padahal usia kandungan nya sudah memasuki trimester akhir, jelas Semua itu mengganggu aktivitas nya. Memang.. normal nya ibu hamil akan mengalami hal demikian, Morning sicknes juga akan di alami setiap ibu hamil.. Tapi Kanaya sudah masuk dalam ranah yang parah. Ia tidak bisa selalu makan banyak dalam bulan terakhir ini. Mungkin itu sebab nya badan nya jadi jauh lebih kurus.
“Apa yang harus kita lakukan, dok.. Anda tahu teman ku ini sudah lama ingin punya anak!”
“Aku tahu, Lau.. Maka dari itu lebih baik kau menyarankan nya untuk rawat inap disini, selain karena kondisi nya yang memang butuh perawatan, seperti nya rumah tangga nya juga sedang tidak baik-baik saja. Itu lah yang menyebabkan ia kram hebat tadi. Psikis nya terganggu.. Dan kondisi itu tidak baik untuk ibu hamil.”
“Baiklah.. Kalau begitu aku akan bicara dulu pada Kanaya.. terimakasih untuk resep nya , dok?”
“Sama-sama.. saya tinggal dulu untuk memeriksa pasien lain ya,” Dokter Annie pamit dari sana. Dan Laura langsung menghampiri Kanaya yang sedang terbaring lemah di brankar.
“Bagaimana keadaan mu, Nay? Sudah lebih baik?”
“Perut ku masih sakit, tapi sudah tidak seperti tadi.. Apa yang dokter katakan, Lau? Apa anak ku baik-baik saja?”
“Anak mu baik-baik saja, tapi kenapa kondisi mu seperti ini, Nay?? dokter mengatakan kalau saat ini kamu tertekan, dan kondisi itulah yang menyebab kan reaksi kram yang luar biasa. Kamu sudah menghubungi Ibra? Di mana dia?” tanya Laura, sudah sejak tadi ia ingin tahu di mana suami dari sahabat nya itu. Di saat kondisi seperti ini kenapa Ibra justru tidak menemani Kanaya.
“Dia ada dirumah!” jawab Kanaya dengan wajah yang ia paling kan ke samping brankar. Air mata nya kembali mengembun mengingat kejadian tadi.
“Di rumah? Kalau dia ada di rumah kenapa kamu justru menghubungi aku, Nay? Bukan aku keberatan, tapi Ibra di rumah.. Apa kalian sedang bertengkar?” selidik Laura, seperti nya dugaan dokter Annie benar. mereka sedang tidak baik-baik saja.
“Dia sedang Malam pertama dengan istri baru nya, Laura!” Ucap Kanaya dengan Isak tangis yang memilukan di telinga Laura.
"Apa?? Apa maksud nya ini, Nay? Dia menikah lagi.. Ibra mengkhianati kamu?”
Kanaya mengangguk, semua pertanyaan Laura dijawab dengan anggukan oleh Kanaya. Dan itu sudah cukup menjelaskan kenapa Kanaya bisa seperti ini. Dia sangat tertekan dan sakit hati.
Untuk sepersekian detik, Laura merasa geram. Emosi nya tersulut mendengar penuturan sahabat nya. Bagaimana bisa pria bajingan itu bermalam pertama sedang istri nya merasa kesakitan seperti ini?
“Brengsek!!” Laura meninju bantal yang ada di sebelah Kanaya. Rasa kesal nya berasa sampai ke tulang nya. Laura kembali teringat saat dulu mama nya di buang jauh-jauh oleh papa kandung nya sendiri karena wanita lain. Beruntung mereka bertemu dengan papa tiri nya yang sekarang. Dia sangat baik dan dermawan mau menikahi mama nya dan menjadikan hidup mereka nyaman.
“Aku tidak ingin kembali kerumah itu malam ini, Lau.. bayangan mereka sedang bersenang-senang di kamar itu membuat hati ku sakit, Mas Ibra mengatakan kalau aku tidak menggairahkan lagi sekarang, memandang ku saja dia menjadi mual.. Apa yang harus aku lakukan?”
“Tinggalkan saja laki-laki itu?”
“Apa?” Kanaya terlonjak dengan mendengar solusi dari teman nya, saat itu ia belum berpikir untuk berpisah dari Ibra. Karena selain dia masih mencintai nya. Anak nya juga butuh figur seorang Ayah nanti nya. Apa jadi nya kalau anak itu tumbuh besar tanpa sosok Ayah?
“Dia sudah menikah lagi kan? Apa lagi yang kamu harapkan?"
“Laura, aku akan jadi seorang ibu.. Dia juga akan jadi Ayah, bisa saja setelah melahirkan dia akan kembali menyayangi ku. Aku bisa merawat tubuh ku lagi.”
“Lalu perselingkuhan nya? kau akan tetap berlapang dada menerima semua itu? Kalau aku yang jadi kamu langsung aku tinggalkan dan menyuruh mereka berdua pergi dari sana, itu rumah mu kan?”
Kanaya diam, ia tak tahu harus menjawab apa saat ini. Memang rumah yang saat ini mereka tinggali masih atas nama nya, dan itu warisan dari kedua orang tua nya. Dan Ibra juga yang mengurus perusahaan dari mendiang ayah nya itu. Ia mempercayakan semua nya pada suami nya tanpa curiga sedikitpun. Tapi apa sekarang.. Terang-terangan Ibra punya istri lain selain diri nya. Tapi perpisahan bukan solusi yang Kanaya pikirkan saat ini. Bagaimana jika suatu hari nanti anak nya akan di ambil oleh Ibra?
“Lau.. kasihan anak ku jika aku harus pergi dari mas Ibra, dan aku juga sudah berjanji pada Almarhum kedua orang tua ku, untuk tidak berpisah dari suami.. Di keluarga ku tidak ada yang seperti itu..” jawab Kanaya pelan...ia takut karena saat ini teman nya sedang tersulut emosi. Kanaya tahu betul bagaimana paman Ryu mendidik nya selama ini. Meskipun papa tiri, Tapi Ryu tidak memandang itu, Laura di ajarkan untuk membela diri nya di saat kondisi yang sedang terjepit. Di tambah, siapa yang tidak kenal dengan Banyu Ryu Anjasmara. Pemimpin yang terkenal bengis dalam segi apapun.
“Demi anak kau akan kembali pada laki-laki itu, Nay?”
“Mau bagaimana lagi.. Untuk sekarang aku harus menerima segala keputusan nya, doakan aku baik-baik saja, Lau.. Sampai anak ku lahir ke dunia ini.”
“Enggak habis pikir aku sama kamu, Nay!”