NovelToon NovelToon
Aku Di Sini Istriku

Aku Di Sini Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / CEO / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Nadya

Demi menjalankan wasiat dari almarhum Om nya Kean rela menikahi Tasila yang merupakan istri dari sang om yang ditinggal meninggal. Kean rela menikahinya secara diam-diam demi bisa merawat dan menjaganya karena sejak ditinggal meninggal oleh sang Om Tasila menderita obsessive compulsive disorder.
Dengan sabar dan ikhlas Kean berusaha mempertahankan pernikahannya walaupun beberapa kali ia merasakan sakitnya tak dianggap. Namun, Kean tak menyerah! Demi mendapatkan hati istrinya Kean rela melakukan apapun bahkan hal-hal konyol yang sebenarnya bukanlah ciri khasnya sebagai seorang CEO muda yang cool.
____
Mampukah Kean mendapatkan hati Tasila seiring berjalannya waktu? Dan mampukah ia membuat sang istri benar-benar sembuh dari penyakitnya?
•••••••
(SEQUEL The Waits Gets Duda Elegan-Bisa dibaca terpisah)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Bisa Marah!

"S__saya ganti kopinya dulu ya." Tasila hampir ingin berbalik pergi namun, Kean secara tiba-tiba menarik tangannya.

"Ah," Tasila terkejut dan hampir saja Ia nyungsep ke arah Kean jika saja tangannya tak menahan kursi.

Tatapan keduanya bertemu dan terkunci satu sama lain. Getaran di dada Tasila semakin menjadi. Ia tidak tau apa yang sebenarnya Ia rasakan, kenapa Ia merasakan perasaan ini lagi namun dengan orang yang berbeda?

"Astagfirullah hala'dzim." Tasila langsung tersadar dan bangun dari posisinya.

"Kamu apa-apaan si Ke? Kita bukan mahram gak seharusnya kamu kaya gitu. Kamu gak boleh megang tangan saya sembarangan!"

Di pikiran Tasila si tindakan dan kata itu yang terlintas dan memang seharusnya Ia lakukan, namun kenyataannya.....

"Gak usah." Ujar Kean sambil memperhatikan lekuk wajah Tasila yang begitu masyaallah dilihat dari jarak sedekat ini.

"Kenapa?" Tasila mengernyitkan dahinya menatap Kean bingung.

"Kenapa ya?" Kean memainkan alisnya.

"Eh," Tasila tersadar dengan posisinya sekarang dan langsung menjauh.

"Terserah pokoknya tunggu bentar!" Setelah mengatakan itu Tasila pun langsung ngacir pergi.

Tasila menghela nafas dan menyenderkan tubuhnya ke tembok dapur.

"Iiiih, dosa tau La!! Kenapa si kamu gak bisa ngelak ataupun nolak. Kenapa juga aku gak bisa marah? Ayo dong marah, biasanya kamu marah kok kalo ada cowok yang gak sopan."

"Aaaaa," Saat Tasila hendak berbalik tiba-tiba saja muncul sosok laki-laki tengil hingga hampir saja Ia bertabrakan dengannya.

"Kamu kenapa?" Tanya Kean dengan polosnya.

"Iiih! Kaget tau." Tasila memalingkan wajahnya yang mendadak terasa kaku.

Kean terkekeh pelan menyadari reaksi perempuan itu.

"Saya cuma mau nyegah kamu bikin kopi soalnya saya ada meeting siang ini jadi harus cepet-cepet ke kantor."

"Oh, y__yaudah." Tasila berpura-pura acuh.

"Saya ke pavilun dulu ya." Tasila hanya mengangguk sekilas.

Kean pun berjalan pergi. Tasila menghela nafas legah, Ia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi kepadanya. Rencananya ingin marah entah kenapa padam secara sekejap saat berada di hadapan Kean.

"Kayanya aku harus mandi air garam ini."

"Eh, aku lupa. Siang ini kan aku mau ikut meeting juga sama Pak Sidik." Tasila menepuk jidatnya.

****

Clek...

"Assalamu'alaikum maaf Pak saya telat." Tasila pun langsung buru-buru duduk di kursi meeting yang kosong.

"Wa'alaikumsalam. Gak papa kok kliennya juga lagi ke toilet."

"Aduh, udah kesini? Saya jadi gak enak."

"Gak papa. Klien yang ini orangnya santai kok."

Tasila pun membuka laptopnya dan mulai membaca beberapa bahan data untuk meeting.

"Permisi maaf saya lama." Seorang laki-laki berjas hitam masuk ke dalam ruangan.

"Tidak papa Pak. Ibu Tasila juga baru datang."

"Selamat siang Ibu Tasila." Laki-laki itu mengulurkan tangan ke arah Tasila.

"Siang." Tasila membalas dengan tangkupan.

"Oh, maaf." Laki-laki itu nampak canggung.

"Perkenalkan saya Devo klien anda hari ini."

"Tasila." Tasila tersenyum tipis dan menunduk.

"Pak Sidik memang sudah pernah bercerita tentang anda. Tidak masalah jika memang anda masih kurang bisa dalam menangani pemerintah perusahaan saya memakluminya. Lagian saya di sini hanya ingin tau dan mendengar pendapat ibu Tasila tentang kerjasama kita."

Tasila mengangguk seraya mulai menjelaskan pemahamannya sendiri dan apa-apa yang telah Ia pelajari dengan Kean sebelumnya.

"Selain di sini saya juga bekerjasama dengan HTJ corp, yang saat ini kalau tidak salah alih pimpinan kepada Bapak Keandra putra dari mendiang CEO yang lama."

1
Marya Dina
gak pp sila goda aja kean terus
semoga kebahgiaan menghampiri kalian .
Marya Dina
cie ciee tasila seneng kan.
mooga bisa nerima kean.. sila..
Marya Dina
yes . akhirnya biar tasila tau...
mau liat bucin nya mereka lgi.
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Marya Dina
sy udh baca sampe 7bab. tapi kyak nya d baru y thor kemren d hapus
larasatiayu: bc pnyaku jg dong
Marya Dina: eh iya yak q baca sampe rasa syukur..🤭
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!