REVENGE

Pancaran sinar mentari pagi menyentuh punggung Alex. Ia menggeliat, seraya memicingkan matanya. Silau, gumannya serak. Tadi malam pulang dalan keadaan mabuk dan tidak tahu arah.

Saking mabuknya ia tidak sadar tidur di Gazebo di taman. Angin malam berembus semilir membuat ia cepat tertidur. Ketika bangun di pagi hari, ia baru sadar bahwa berada di Mansion.

Alex duduk di pinggir Gazebo dengan kaki menjuntai ke bawah. Ia meregangkan otot yang kaku. Sesekali ia menguap sampai matanya berair.

Suasana pagi terasa sepi, tidak mungkin juga ada orang di sekitar taman. Pelayan pasti sibuk di dapur. Pengawalnya juga tidak kelihatan batang hidungnya. Bisa jadi lagi mandi atau sarapan.

Ia ingat peristiwa tadi malam, yang penuh dengan drama, ketika wanita itu mau pulang. Dimana Kitsune berang tatkala Alex mencoba meremas jarinya saat bersalaman.

"Kamu punya sopan gak?!" geram Kitsune. Matanya yang indah melotot, menatap Alex. Laki-laki itu terdiam, bukan karena takut, tapi ia terpana melihat mata wanita itu mirip Kitsune.

"Maaf, aku tidak sengaja, cantik." sahut Alex kecewa. Ia mau menghalangi Kitsune pergi menemui bos batu bara, tapi Dicky memberi peringatan supaya Alex kembali ke tempat duduknya.

"Biarkan dia memilih yang menurutnya baik. Jika suatu hari dia tersandung, ia akan sadar dan kembali pada kita." ujar Dicky mengelus dada.

Bukankah mengikhlaskan juga bagian dari mencintai? namun aku nyaris gilaa, sebab melepaskan mu, adalah keterpaksaan yang membuatku hampir mengutuk takdir. Bathin Alex nelangsa.

Ia menyayangkan sikap wanita itu yang tidak hati-hati. Walaupun Moa selalu menemaninya, yang namanya mafia tentu banyak intriknya.

Alex kaget ketika wanita itu menepis tangannya dan pergi begitu saja. Kitsune lalu turun kelantai dua untuk menemui boss batu bara.

Sakit hatinya melihat semua itu, seolah ia diselingkuhi. Hal, yang membuat hatinya tersayat, bukanlah perpisahannya. Namun karena adanya perasaan kehilangan yang fatal, padahal wanita itu bukan miliknya.

Itu sebabnya ia terpaksa minum Vodka, karena sakit hati ditolak mentah-mentah oleh wanita hamil itu.

"Selamat pagi, sayank. Aku merasa surprise atas kedatanganmu. Aku yakin, kau rindu dengan diriku. Mari kita ke kamar." ucap Delila kegirangan.

Lamunan Alex menguap saat matanya berpindah menatap Delila. Dulu wanita ini pernah menjadi candunya. Setelah dia tahu kalau Delila gampang digandeng pria lain, Alex mulai takut akan penyakit.

Apalagi setelah Kitsune sempat menjadi teman seranjang, Delila langsung hilang dari ingatannya.

Delila mengecup pipi dan bibir Alex dengan harapan Alex mau mengajaknya ke kamar. Baginya ini kesempatan emas. Ia sudah tahu Alex datang, makanya pagi sekali ia bangun dan merias diri.

"Aku akan memandikanmu di bathtub. Aku siap m3mvask4nmu, sampai kau lupa akan dunia." rayu Delila.

Alex mengedikkan bahu dan tersenyum sinis. Tidak ada getaran sama sekali, ia merasa keadaannya sangat parah. Tapi ia akan mencoba seperti anjuran Saka. Tidak ada salahnya mencoba, siapa tahu bisa joss.

"Kalau aku tidak menuruti kemauanmu, apa kau marah padaku? aku bisa menolak ajakanmu sesuka hatiku." Alex melotot ke arah Delila, saat Delila memaksanya.

Akhirnya Alex turun dari Gazebo, berusaha melunak. Jika keperk*saannya bisa kembali seperti dulu, ia berjanji akan menikahi Delila.

Alex mem*luk tubuh Delila dari belakang. Wanita itu menegang saat sepasang tangan Alex melingkar di perutnya. Delila merasa surprise.

"Alex, jangan disini, kita ke kamar mandi sambil berendam. Aku tahu kau pasti sudah tidak tahan." rayu Delila manja.

Bukannya melepaskan Delila, ia semakin mem*luk erat tubuh Delila. Tangannya menyelinap ke dalam daster Delila dan mer*mas lembut kedua g*nung kembar wanita itu.

Delila m*ndesah panjang.

"Sayank..kita harus pergi dari sini. Malu jika saudaraku lewat."

"Sebentar saja, aku tidak mau melewatkan pagi yang indah ini. Jarang-jarang bisa berdua."

"Kita juga belum mandi, ayo mandi bersama. Aku risih disini takut ada yang lewat."

Alex tidak mau tahu, mumpung ia merasa konek. G4irah Delila mulai tersulut saat elvsan jari Alex menyapu dadanya. Mata wanita itu merem melek saat jil4tan li4r dari Alex merambah ke leher Delila.

Alex membuat tanda merah di kehernya. Hangatnya nafas Alex semakin membuat Delila ter4ngs4ng.

"Sayank, kita ke kamar...aku rindu padamu dan membutuhkanmu.." rengek Delila menarik tangan Alex.

Perasaan Delila berbunga-bunga saat Alex menggendong tubuhnya dan menuju kamarnya.

"Love you ayank..."

Alex menurunkan tubuh Delila di ranjang, ia ikut naik dan mem*luknya. Kemudian ia membalikkan tubuh Delila dan me*ncium b*birnya dengan kuat sambil mengangkat dan menggeser sedikit tubuh Delila.

Delila melingkarkan tangannya pada leher Alex. Tanpa menunggu lama Alex melepas daster yang Delila kenakan. Alex menc*mbu Delila dengan harapan bisa pen*trasi.

Tapi lacur, sekeras apapun Alex berusaha menaklukan Delila, ia tidak mampu Er3ksi Alex terkapar lemas, ia pasrah akan keadaannya. Tapi Delila berusaha dengan segala cara dan gaya, tetap saja hasilnya nihil.

"Aku merasa Kitsune yang membuat mu begini. Ia pasti mendukuni mu supaya harta mu menjadi miliknya."

"Ngaco, tidak mungkin ia melakukan itu. Aku yang menyesal telah menyiksanya dan membunuhnya."

"Bukan salahmu kalau dia meninggoy. Sri, Ria dan Ratih yang mengajaknya kabur sampai ke Singapura."

"Siapa yang ngasih tahu kamu?" tanya Alex baru dengar.

"Ary lah, dia paling cepat tahu kalau ada yang aneh-aneh." sahut Delila.

Delila menempelkan pipinya ke pipi Alex dan tangannya mengusap pipi Alex yang merona merah menahan perasaan.

"Kamu sangat macho. Kau milikku sayank. Aku akan selalu menerimamu, walaupun kau tidak bisa memenuhi kebutuhan bathinku."

"Cintaku tulus dan murni." sambung Delila seraya mengecup b1bir Alex dengan lembut.

"Mari kita mandi." ajak Delila berusaha menutupi rasa kecewanya. Kenikmatan gampang dicari, tapi anak? tidak mungkin bisa punya anak kalau Alex tidak mampu memenuhi kewajibannya.

Atau ia harus memungut keponakannya yang ada enam orang. Harta Alex sangat banyak, kalau untuk enam anak sangat cukup dan lebih lagi.

Delila melepaskan diri dari tubuh Alex dan turun dari ranjang. Ia menyeret tubuh kekar Alex supaya ikut ke kamar mandi.

Alex ikut turun dari ranjang mengikuti Kitsune ke kamar mandi.

Alex hanya diam saat Delila mencoba mer*ngsang dirinya.

"Percuma, aku tidak berguna. Sudah aku coba dengan beberapa wanita cantik tapi aku tidak mampu." ucap Alex lirih.

"Kita harus berusaha, keajaiban pasti ada. Atau kita ke dokter, siapa tahu ada sumbatan atau tanda-tanda penyakit gula atau semacamnya."

"Sudah aku lakukan semuanya, ke dokter, ke dvkun atau ke tukang pijat, semua tidak berguna." sahut Alex jengkel.

"Berarti sudah sangat parah. Aku siap menemanimu sayank, dalam suka dan duka. Nikahi aku secepatnya, siapa tahu dengan menikah, kau kembali perk4sa."

"Akan aku nikahi dirimu secepatnya."

"Terimakasih sayank!!"

*****