NovelToon NovelToon
Clara : Si Pendiam Yang Di Inginkan Banyak Orang

Clara : Si Pendiam Yang Di Inginkan Banyak Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: LiliPuy

meski pendiam , ternyata Clara mempunyai sejuta rahasia hidup nya, terlebih dia adalah anak dari seorang petinggi di sebuah perusahaan raksasa,

namun kejadian 18 tahun silam membuat nya menjadi seorang anak yang hidup dalam segala kekurangan,

dibalik itu semua ternyata banyak orang yang mencari Clara, namun perubahan identitas yang di lakukannya , menjadikan dia sulit untuk di temukan oleh sekelompok orang yang akan memanfaatkan nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LiliPuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sisi gelap

Clara mengatur napasnya sebelum memasuki gedung megah yang menjadi markas Sky Corp. Sinar lampu yang terang menerangi ragam warna metalik dari bangunan itu, seakan-akan mencoba menyembunyikan semua kegelapan yang ada di baliknya. Peter berjalan di sampingnya, mengamati setiap sudut dengan raut penuh kecemasan. Keduanya merasakan beban di hati masing-masing, tapi mereka tahu, harus ada jawaban atas kematian dokter yang terbelit misteri.

“Apakah kau yakin kita harus melakukan ini?” tanya Peter, suaranya terdengar keras di antara deru mesin kantor yang beroperasi di dalam gedung.

Clara menelan ludah. “Kita butuh tahu apa yang terjadi. Terutama mengapa dokter itu dibunuh. Pak Vincent tahu banyak tentang Sky Corp.”

Mereka melangkah memasuki ruang tunggu. Rapat di dalam ruangan besar tidak jauh dari mereka, suara langkah kaki dan bisikan tampak memecah kesunyian. Clara memandangi tembok yang dihiasi dengan foto-foto karyawan Sky Corp dalam berbagai momen bahagia. Semuanya terlihat sempurna dan tak terjamah. Namun, di antara senyuman itu, dia merasakan sesuatu yang tidak beres.

“Dan jika pak Vincent menolak menjawab?” tanya Peter, menoleh ke arah Clara, matanya mencirikkan kekhawatiran.

“Kalau perlu, kita desak dia. Kita tidak bisa diam saja, Peter.” Clara menggelengkan kepala, berusaha memperkuat tekadnya.

Mereka melangkah menuju pintu utama ruang kerja pak Vincent yang tertutup. Clara mengetuknya dengan sedikit ragu, tetapi memberi kesempatan bagi harapan untuk terlahir di antara kedamaian kantor yang dingin.

“Ayo masuk.” Suara dari dalam, berat dan tegas. Clara dan Peter bertukar pandang, lalu mendorong pintu dan masuk ke dalam.

Pak Vincent duduk di belakang mejanya yang besar, wajahnya ditutupi bayangan dari lampu meja yang terang. Dia menatap mereka dengan tajam, tampak tidak terkejut dengan kehadiran mereka. Di belakangnya, jendela besar memperlihatkan kota yang mulai gelap, menambah kesan tegang.

“Clara, Peter. Ada apa?” tanya pak Vincent, tanpa menyembunyikan ketidaknyamanan di wajahnya.

Clara merasakan jantungnya berdebar. “Kami ingin tahu tentang kematian dokter yang memberi tahu kami tentang gelang.”

“Mengapa kalian datang kepadaku?” Pak Vincent mendekat, meneliti mereka.

Peter mengangguk, berusaha menyingkirkan rasa takutnya. “Dia dibunuh. Kami perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi.”

Gelombang ketidakpastian melingkupi suasana. Pak Vincent menjajarkan pensil di atas meja, matanya menyala. “Bahkan jika aku tahu, apa yang bisa kulakukan? Sepertinya kalian sudah terjebak dalam sesuatu yang lebih besar.”

“Terjebak? Kami hanya mencari kebenaran!” Clara menegaskan, suaranya sedikit meninggi.

“Dan kebenaran tidak selalu aman,” balas pak Vincent, menggelengkan kepala.

Peter bersikeras, “Kematian dokter itu tidak bisa diabaikan. Dia tahu sesuatu. Apakah ini karena Sky Corp?”

Pak Vincent terdiam sejenak, seolah berpikir. “Kalian tidak memahami resiko yang kalian ambil. Sky Corp sudah melalui banyak hal suram selama bertahun-tahun.”

“Suram? Jadi, apa yang kalian sembunyikan?” Clara menggeser tubuhnya lebih dekat, menjadikan suaranya tenang tetapi tajam.

Pak Vincent menarik napas dalam, memandang Clara dan Peter satu per satu, mencermati ekspresi mereka. Akhirnya, dia menghempaskan napas. “Kalian memang berani. Namun, mungkin itu akan menjadi kebodohan.”

“Bodoh, jika berdiam diri. Kami butuh jawaban,” kata Clara, mendorong untuk mendapatkan perhatian lebih.

“Dua puluh tahun lalu, Sky Corp terlibat dalam skandal yang melibatkan banyak orang. Mereka menghilang. Para saksi dibungkam.”

“Jadi ada yang disembunyikan?” Peter bertanya, bersikeras arah pembicaraannya.

“Bukan hanya itu,” murka pak Vincent, telunjuknya menuding Clara. “Ada banyak yang bernama ‘keluarga’ di balik tirai ini. Kalau kalian terus merenungkan ini, kalian bisa jadi target berikutnya.”

“Target?” Clara dan Peter bersamaan.

“Maksudku, banyak orang terlihat bahagia, tapi mereka menyimpan banyak kebohongan,” suara pak Vincent bergetar, menciptakan aura ketegangan. “Beberapa dari mereka ada di dalam Sky Corp. Mereka tidak ingin ada yang menyelidiki.”

Peter memutar kepala, mencari jalan keluar yang mungkin telah mereka ambil. “Kau memiliki informasi. Kerugian dari keheningan hanya akan bertambah besar. Kami ingin berdiri melawan itu.”

Pak Vincent tertawa pahit. “Muda sekali kalian. Kebenaran tidak selalu sejelas yang kalian pikirkan. Melihatnya bisa membawa bencana.”

“Bencana lebih baik daripada terus diselimuti kebohongan!” Clara menekankan, api dalam hatinya membakar semangatnya.

Pak Vincent membalas tatapan tajam Clara. “Tahu apa? Terkadang lebih baik tidak tahu. Kalian harus kembali ke jalur kalian sendiri sebelum semuanya terlambat.”

Silence. Waktu bagaikan memudar. Clara menggigit bibirnya menahan emosi. Peter memperhatikan reaksi Clara, hatinya terandong.

“Aku tidak bisa berdiam diri,” Clara akhirnya mengucapkan.

Pak Vincent menggelengkan kepala. “Pilih dengan bijak, Clara. Apa yang kau cari mungkin tidak akan kau suka.”

Clara merasa napasnya terhenti. “Kami tidak akan mundur,” katanya, menantang tatapan pak Vincent.

“Kalau begitu...,” pak Vincent mengambil napas. “Ada cerita yang bisa kalian dengar, tetapi bisa berbahaya bagi kalian.”

Dia berdiri, berjalan menuju pintu. Tindakannya membuat Clara dan Peter saling berpandangan, kegembiraan dan kecemasan menyatu dalam jiwa mereka.

“Cerita apa?” Peter menanyakan.

“Satukan diri kalian. Bukan hanya untuk kebenaran, tetapi juga untuk keselamatan kalian,” balas pak Vincent sembari membuka pintu, seolah mendorong mereka keluar.

“Mendengar atau tidak mendengar, kalian yang akan memilih,” ucap pak Vincent sebelum menutup pintu.

Keduanya terdiam. Rasanya seperti masa lalu berulang, kesunyian yang sama, tetapi membawa pesan yang berbeda.

“Karena anak itu...” Peter mulai berbicara, namun langsung terputus.

Clara menjawab, “Kita perlu kembali. Mencari lebih banyak informasi soal si dokter. Siapa yang mungkin bisa membantu kita.”

Mereka berbalik, mengikuti langkah di luar gedung Sky Corp. Bayangan terpisah, harapan yang rapuh, tetapi tekad takkan surut. Ada kekuatan membara pada keduanya, bahkan dalam menghadapi gelapnya kebenaran.

“Marilah,” ajak Peter, menggenggam tangan Clara saat mereka melangkah ke luar. Dunia di luar masih menunggu, tetapi kali ini, mereka bertekad untuk mengetahui isi dari bayangan yang menyelimuti mereka.

Di luar gedung, angin malam berembus lembut, membawa aroma segar dari pepohonan di sekeliling. Namun, ketegangan di dalam hati Clara dan Peter tak kunjung mereda. Kota yang berkilau dengan lampu-lampu seolah menyembunyikan ratusan rahasia kelam.

“Ke mana kita pergi sekarang?” tanya Clara, matanya menyusuri jalan yang ramai.

“Kita perlu mencari informasi tentang dokter itu. Mungkin ada orang lain yang denting keberanian seperti kita, yang bisa membantu,” kata Peter, merapatkan jaketnya.

“Mungkin Ria?” usul Clara, mencoba mencerahkan suasana. “Dia tampaknya sangat peduli.”

“Benar. Dia bisa menjadi kunci,” jawab Peter, mengangguk setuju. “Tetapi kita harus hati-hati. Jika Pak Vincent memiliki pengaruh, berarti dia bisa mengawasi kita.”

“Kita harus tetap waspada,” Clara menambahkan, ketegangan tidak hilang dari suaranya. “Mari kita temui Ria di kafe dekat perkantoran.”

Mereka melangkah cepat, menghindari tatapan dari orang-orang yang berlarian menyelesaikan urusan masing-masing di malam yang semakin larut. Pikirannya berkelana mencoba memecahkan teka-teki yang terjalin.

Setibanya di kafe, Clara menggendong rasa cemas yang menggelisahkan. Mereka langsung mencari tempat di sudut yang lebih sepih, menjauh dari keramaian.

Saat Ria masuk, wajahnya tampak lelah, tapi dia tersenyum saat melihat Clara dan Peter. “Kalian tampak tegang. Ada apa?” tanyanya, segera duduk di samping mereka.

“Ria, tentang dokter yang dibunuh...,” Clara memulai, tetapi suara Ria memotong.

“Kau mendengarnya juga? Berita di radio menakutkan, tetapi beberapa orang mengatakan itu berhubungan dengan Sky Corp,” Ria menjelaskan, matanya melebar.

“Ya, dan kita perlu tahu lebih banyak tentang itu. Apa kau ada informasi?” tanya Peter, tak sabar.

Ria menggigit bibirnya, tampak berpikir. “Aku mendengar desas-desus bahwa dokter terakhir kali terlihat dekat dengan gedung Sky Corp sebelum kematiannya. Mereka bilang dia mencari file terkait kasus lama.”

“Kasus lama?” Clara bertanya, merasa jantungnya berdebar. “Apa yang kau maksudkan?”

“Sepertinya… ada catatan tentang orang-orang yang hilang. Keluarga yang menghilang,” jawab Ria, dengan nada khawatir.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!