Trauma masih saja datang menghampirinya, bahkan ini sudah 7 tahun yang lalu Sihyun masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan yang terjadi pada dirinya saat itu.
Sesekali dia ingin melakukan cara untuk balas dendam namun tak tahu cara memulainya. ketika suatu hari dia mengetahui bahwa bos di perusahaannya adalah suami temannya. Terlintas dalam pikiran Sihyun untuk melakukan balas dendam lewat suami temannya.
Bagaimana kisahnya....?
Simak saja langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Menyunggingkan senyuman
"Terima kasih, mbak."
"Sama-sama, kak."
Sihyun baru saja selesai membeli obat pencegah hamil di apotek, dia tidak ingin hamil sebelum membalaskan dendamnya pada geng pembully itu.
"Hari ini aku harus segera pindah sebelum ayah datang lagi. Kenapa dia bisa tahu tempat tinggalku, sih?" Gumamnya.
Setelah itu, Sihyun pun berjalan kembali menuju apartemennya, jarak apotek ke apartemennya cukup dekat, tinggal menyebrang saja.
Saat Sihyun melangkahkan kakinya menuju lift, tiba-tiba dia melihat seseorang yang tak asing baginya nampak berjalan dengan sempoyongan di lorong.
"Bukankah dia..." Ucapnya sambil memicingkan matanya. Dan setelah itu Sihyun tiba-tiba menyunggingkan senyumannya setelah tahu siapa seseorang itu. "Waaah, Nam Somi."
Ya, seseorang yang sejak tadi Sihyun lihat adalah Somi, Somi adalah salah satu dari geng yang membullynya saat SMA. Saat ini Somi nampak sedang berjalan sempoyongan karena mabuk berat.
Sihyun mencoba berjalan mendekati Somi dengan pelan. "Maaf, mbak. Boleh saya bantu memapah anda? Tanya Sihyun.
Somi mendongakan matanya dengan melihat samar-samar, dia pun mengerutkan dahinya dan menapa dekat wajah Sihyun.
"Siapa kau? Apa kau mengenalku?" Tanya Somi.
"Ah, anda tak kenal saya?"Jawabnya.
"Ck, kalau kenal aku tak akan bertanya. Sudahlah minggir, aku tidak membutuhkanmu!" Pekiknya kesal sambil mendorong Sihyun.
Melihat sikap Somi, Sihyun hanya terkekeh dan menggeleng pelan.
Brukh.
"Aww.." Somi terjatuh saking tak bisanya berjalan dengan seimbang. "Sial, kakiku sakit sekali." Gerutunya.
Sihyun menghela nafasnya sejenak dan mencoba menolong Somi. Dia mencoba untuk membantu Somi berdiri lagi. "Ayo."
"Bangsaat, kaki gue sakit! Pelan-pelan dong!!" Sahutnya dengan nada kesal.
"Haish.. Ayo saya bantu anda, anda mau ke lantai berapa?" Tanyanya.
Namun bukannya menjawab, justru Somi malah tiba-tiba menggigil. "Arrrgghh.. Mana, mana barang itu? Aku benar-benar membutuhkannya." Teriak Somi dengan tiba-tiba.
Melihat itu Sihyun pun langsung terkejut. "Hei, anda kenapa? Apa terjadi sesuatu dengan anda?!" Pekik Sihyun yang tiba-tiba panik saat melihat sikap Somi.
Sihyun tidak tahu kalau Somi adalah pecandu berat, dia bahkan sudah sering seperti ini jika sedang menginginkan barang itu.
'Kenapa dengannya, apa dia pemakai obat-obatan terlarang? Dari gerak-geriknya dia seperti sedang kehausan.' Ucap batinnya sambil dahinya yang mengerut.
Dan jika benar Somi adalah pemakai obat terlarang tersebut, dia memiliki celah untuk menghancurkan satu-persatu para wanita kejam ini dengan cara yang halus namun mematikan.
Ting!
Sebuah pesan masuk ke ponsel Sihyun, dengan cepat dia pun merogoh ponsel dengan tangan satunya.
"Sayang, aku merindukanmu? Bolehkah malam ini aku tidur di rumahmu? Aku benar-benar sedang malas di rumah." Membaca isi pesan yang tak lain adalah dari Taejun.
Melihat pesan tersebut Taejun memutar bola mata malasnya. "Yang ini saja belum kelar, kenapa pria ini malah ikut-ikutan membuatku susah."
****
Dan ke esokan harinya.
Tap.. Tap.. Tap..
"Kenapa kamu ikut ke kantor juga? Apa tidak ada tempat lain yang ingin kau datangi." Tanya Taejun sambil melangkah fokus ke depan.
"Lho, memangnya kenapa? Ini kan kantor suamiku, aku kesini setiap hari pun terserah aku." Jawabnya dengan nada ketus.
Dua orang ini yang tak lain adalah Taejun dan Jiyun, mereka dari kemarin sedang tak akur dan masih saja terus berdebat.
Bukan tanpa alasan, Jiyun ikut ke kantor Taejun dengan maksud untuk bertemu langsung dengan Kim Sihyun dan berbicara langsung dengannya.
"Baiklah, terserah. Aku tidak ingin bersebat lagi denganmu, namun aku harap kau bisa menjaga sikapmu, jangan sampai kau berbuat ulah." Ucap Taejun menekannya di setiap kata.
Jiyun hanya mengangguk pelan dan pura-pura mendengarkan. "Baik...." Entah kenapa tiba-tiba Jiyun melihat sosok yang tak asing baginya sedabg berjalan tak jauh darinya. 'Bukannya itu Kim Sihyun?' Ucap batinnya.
"Sayang.. Kepalaku tiba-tiba pusing." Ucap Jiyun sambil melirik Kim Sihyun.
"Ehh, ada apa? Apa kau sakit?" Ucapnya dengan langsung merangkul Jiyun.
Sebenarnya yang di lakukan Jiyun hanyalah akting semata, dia ingin melihat reaksi Kim Sihyun saat melihat dirinya bersama Kim Taejun.
"Selamat pagi, pak presdir." Ucap Sihyun menyapa sambil membungkuk sekilas.
Deg.
Taejun terkejut saat melihat Sihyun yang tiba-tiba ada di depan matanya dan menyapanya. "M-manajer Kim... Ah, pagi." Jawab Taejun sambil melirik Jiyun.
"Sayang, siapa dia?" Tanya Jiyun sambil bergelayut manja.
Sihyun melihatnya dengan tatapan datar, dia bahkan tak memperdulikan saat ada adegan mesra yang ada di depannya.
"Ah, anda isteri pak presdir? Perkenalkan, saya Kim Sihyun yang menjabat sebagai manajer keuangan." Ucapnya menyapa.
"Aku tidak peduli jabatanmu apa, asal bukan perebut suami orang." Celetuk Jiyun.
To be continue.