Penyesalan Mantan Suamiku

Penyesalan Mantan Suamiku

Tiara, Istri Yang Tak Dianggap

"Tiara.. Tiara... Cepat kemari!

Bentak Rein dengan suara yang keras.

Iya.. Ada apa mas? 

Tiara dengan gugup menundukkan kepalanya. 

"Coba lihat kemejaku yang tosca itu kenapa bisa jadi warna merah gitu?

Kamu apakan kemejaku!

Sambil melemparkan baju itu ke wajah Tiara. 

"Maaf mas Tiara gak tau.. Sebab kemeja ini bukan Tiara yang cuci mas. Nanti coba Tiara tanyakan pada bibi ya mas..

Ucap Tiara sambil memegang kemeja suaminya. 

"Kamu tuh nggak pernah becus ngurusin kemeja aku! Kok Kamu nggak pernah bisa buat aku senang dikit sih?

Coba lihat diri kamu, apa bedanya kamu sama bibi di dapur!

Celoteh Rein pagi-pagi membuat kamar yang tadinya hening menjadi berisik karena omelannya. 

Tiara hanya bisa menangis sesegukan dan hanya bisa menunduk saat kena omelan Rein. 

...----------------...

Saat pertama kali di pinang oleh omanya Rein. Tiara adalah gadis yang sangat cantik, elegan dan juga anggun. Tiara adalah putri bungsu dari seorang pengusaha kaya raya. Ia memiliki kakak laki-laki yang kaya raya dan mempunyai kekuasaan.

Saat bertemu dengan Rein, Tiara kecelakaan dan lupa akan identitasnya. Setahun setelah menikah barulah ia sadar dan menghubungi keluarganya itu.

Tiara menyembunyikan identitas keluarganya terhadap Rein. Bahkan ia tidak memberitahukan kepada Rein, kalau dirinya sudah mengingat kembali siapa dirinya.

Semenjak menikah dengan Rein, ia sama sekali tidak memperdulikan penampilannya. Ia kerap kali di samakan oleh pelayan yang bekerja di rumah Rein. Karena terlihat dekil, kucel dan kusam.

Tiga tahun menikah dengan Rein, Rein tidak pernah sama sekali menyentuh Tiara. Untuk sekedar memberikan nafkah bathin.

Jangankan menyentuhnya, melihatnya saja Rein sudah berada di puncak kemarahannya. 

Ada-ada saja alasan Rein untuk marah. Mulai dari hal sekecil apapun itu, jika sudah menyangkut dan berhubungan dengan Tiara, Rein langsung naik pitam. 

"Huffttt, Kapan ketenangan dalam rumah ini kembali. Sejak ada kamu disini.. aku merasa rumah ini bagaikan neraka. 

Suhunya bisa melebihi empat puluh derajat celcius."

Ucap Rein sambil keluar kamar lalu membanting pintu sekuat tenaga. 

Tiara kaget dan ketakutan setengah mati melihat sikap Rein.

"Bi- Bibi cepat siapkan sarapanku.. Ucap Rein pada pelayan dalam rumah mewah itu.

" Ini tuan silahkan."

Bi Inah mempersilahkan Rein menyantap sarapan yang telah di sediakan olehnya. 

Selama menjadi istri Rein, Tiara tidak pernah di perbolehkan menyiapkan makanan untuknya. Karena Rein tidak pernah mau menerima masakan lain selain masakan bibi Inah.

Bibi yang merawat nya sejak kecil dan mengabdikan dirinya sudah lebih dari tiga puluh tahun lamanya. 

 "Bibi, Nanti malam tidak usah menyiapkan makan malam untukku. Karena malam ini memungkinkan aku pulangnya telat, mau nongkrong dengan teman-teman dulu. Ucapnya sambil mengunyah sarapan. 

" Beri tahu juga pada Tiara tidak usah menungguku, kalau dia mau makan suruh makan saja."  Ucapnya lagi.

 " Baik tuan, nanti akan saya sampaikan ke non Tiara." Jawab bibi Inah.  

...----------------...

Tuuuttt.. Tuuuttt.. Tuuuttt..

" Sayang, lama sekali sih angkat teleponnya!  Aku udah di basement apartemen kamu. 

Cepat ya sayang, aku ada meeting pagi nih." 

Ucap Rein yang sedang menelepon kekasih gelapnya Tania. 

"Iya cerewet amat sih pagi-pagi."

Balas Tania di ujung telepon dengan nada ketus.

"Pagi sayang, Kecupan Tania mendarat di pipi Rein. Seketika Rein menyambutnya dengan senyum ramah pada Tania, sangat berbanding terbalik sikapnya terhadap Tiara sewaktu di rumah. 

"Sayang... kamu pagi-pagi mukanya kok sudah bengkak gitu? 

Kamu Kenapa?

di buat kesel lagi sama wanita itu!" 

Tanya Tania pada kekasihnya itu. 

"Biasalah sayang, pokoknya akan ku buat dia bagaikan tinggal di dalam neraka. Biar dia cepat-cepat meninggalkan rumahku. 

Jika bukan karena oma, aku gak bakal nikahin wanita sialan itu.

Dia tuh bisanya cuma buat mood aku rusak setiap saat, setiap detik, dan di setiap menit." 

Cerocos Rein melampiaskan kekesalannya. 

"Sudahlah sayang, jangan rusak harimu dengan memikirkan wanita itu. Sekarangkan ada aku disini." Tania membujuk Rein sambil menggenggam tangannya. 

Tiba di basement kantor, Rein lalu memarkirkan kendaraannya ditempat biasa. 

" Sayang, kita lunch bareng setelah aku kelar meeting." Ucap Rein ke Tania sambil mengecup keningnya.

 "Okay, aku tunggu call kamu sayang." Jawab Tania.

 Mereka sama-sama keluar dari mobil dan secara tidak sengaja berpapasan dengan CEO PT. Diamonds

" Selamat pagi Tuan Reinhard."

Suara yang tidak asing menyapanya. Saat membalikkan badannya, iya sungguh terkejut manakala CEO terkaya di kota ini memarkirkan kendaraannya di basement gedung kantornya. 

Tinggi, putih, memiliki hidung yang mancung, bibir yang mungil, serta mempunyai gigi yang kecil-kecil dan lesung pipi. Sungguh amat sempurna ciptaan Tuhan yang satu ini yang bernama Setyawan Putra Wilson.

Rein langsung menyapanya.

" Selamat pagi Tuan Setya, Apa kabar? Mengapa Anda memarkirkan kendaraan anda di basement Tuan? Mengapa tidak di halaman depan saja." Tanya Rein dengan wajah yang penasaran. 

 " Tidak masalah Tuan, kebetulan saya tidak ingin kolega saya mengetahui pergerakan saya Tuan. Takut menjadi incaran mafia." Jawab Setya sambil tertawa.  

"Selamat pagi Nyonya Rein."

Ucapan selamat pagi untuk Tania membuat dirinya terkejut karena Setya memanggilnya dengan sebutan Nyonya Rein, sambil mengulurkan tangannya.

"Pa-pagi Tuan Setya." 

Jawabnya sambil terbata-bata sambil menatap Rein. 

Rein yang melihat Tania yang canggung langsung memberikan isyarat dengan senyuman. 

"Senang bisa bertemu anda nyonya."

Tania hanya tersenyum menganggukkan kepalanya. Ia benar-benar tidak menyangka jika dirinya akan dipanggil dengan sebutan Nyonya Rein.

Mereka lalu berjalan kedalam gedung perusahaan milik Rein dan menaiki lift yang sama. 

"Mari Tuan kita langsung ke ruangan meeting." Ajak Rein kepada Setya. 

"Mari-Mari Tuan." Setya langsung menanggapinya.

"Nyonya Rein, kami pamit lebih dulu." Setya kembali menyapa Tania yang di kira dia adalah istri Rein. 

"Baik Tuan, silahkan." Tania mengangguk dengan senyuman.

"Duh gantengnya lelaki ini.. Gumam Tania dalam hatinya.

...----------------...

Setya lebih dulu berjalan ke ruang meeting, dan di susul oleh beberapa orang bodyguardnya. 

 " Sayang, aku meeting dulu. Kamu langsung keruangan kamu aja, nanti aku call saat kita mau lunch okay. Ucap Rein sambil mengelus kepala Tania. Dan Tania pun langsung mengangguk

* * *

"Jadi bagaimana menurut Tuan Setya, Apakah Tuan menyetujui kerja sama kita? Tanya Rein pada Setya.

 

"Ya, saya cukup tertarik dengan tawaran anda Tuan. Saya akan mempelajari terlebih dahulu proposal anda. Jika cocok, saya akan menginvestasikan dana sebesar dua ratus milyar untuk program proyek ini." Jelas Setya pada Rein.

"Dua ratus milyar Tuan..? " Tanya Rein ulang pada Setya karena kaget. 

"Ya, dua ratus milyar. Kenapa Tuan, apakah ada yang salah dengan ucapan saya?

Asalkan cocok dengan keuntungan yang akan saya dapat mengapa tidak. " Ucap Setya lagi. 

"Nanti transaksi dana akan di transfer melalui rekening perusahaan Tuan. Tapi sebelumnya kirim proposal anda ke perusahaan saya, agar lawyer dan team saya bisa mempelajari proposalnya . Lalu berkas kerjasamanya, saya akan minta asisten saya untuk menyiapkan perjanjian-perjanjian kontrak kerja sama kita Tuan." Ucap Setya dengan santai. 

"Baik Tuan, Terima kasih sebelum nya karena anda telah mempercayakan perusahaan kami untuk bekerjasama dengan perusahaan anda Tuan." Rein menyalami tangan Setya.

...----------------...

"Kring... Kring... Kring..."

 

" Tuan kenapa tidak diangkat? Siapa tau penting Tuan," Setya memberi saran pada Rein. 

Rein yang tampak kesal melihat layar teleponnya, tampaknya yang menelpon adalah Tiara. 

"Mau apa lagi wanita sialan ini. Sudah tau hari ini aku ada meeting penting, masih saja mengganggu." Geramnya dalam hati. 

"Baik Tuan saya permisi menerima telepon sebentar. ucap Rein

"Halo mas.. Tiara ingin memberitahukan kalau baju mas yang terkena noda merah itu sudah kembali ke warna semula." Ucap Tiara dengan suara yang terbata-bata.

 "Sialan, apakah kamu tidak ada kerjaan selain menggangguku! 

Kamu tau nggak aku lagi meeting. Kamu sudah membuang waktuku hanya untuk memberitahukan hal yang nggak jelas itu. Dasar wanita sialan!"

Bentak Rein dalam telepon nya membuat Tiara bergidik ngeri. 

"Angkat lalu buang baju itu, aku nggak mau pakai dan ingat jangan pernah menyentuh barang-barang milikku!"

Bentak Rein lagi lalu memutuskan sambungan telepon itu.

Episodes
Episodes

Updated 58 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!