akibat di jodoh kan Rania memilih patuh walau dalam hatinya belum bisa menerima pernikahan ini,
siapa sangka ada insiden malam pertama yang tanpa sadar di lakukan, dan firman tak menyadari nya, membuat Rania diam dengan sejuta rasa yang tak bisa di jabarkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fajrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
malam kelabu
***
di rumah baru ning rania dan ustadz firman. kini tengah merapikan sisaan acara syukuran tersebut dan di bantu oleh pak satpam juga. usai berbenah firman mengajak rania ke atas di mana kamar nya berada.
jantung rania kini berdegup kencang antara gugup dan takut karna mereka hanya tinggal berduaan saja.
firman membuka sebuah kamar yang lumayan besar dan luas, ''dik, kamu suka kamar kita, kata firman sambil menoleh kebelakang dimana rania berdiri.
"iya ustadz jawab rania lirih,
"ya sudah masuk kan baju bajumu di lemari itu,
abis itu kita sholat berjamaah, ucap firman,
rania pun melakukan apa yang firman ucap kan barusan, sedangkan firman kini dia tengah mandi terlebih dahulu.
dengan semangat semangat nya firman mencukur jambang nya agar lebih fres lagi.
usai mandi firman keluar hanya dengan handuk yang di lilit kan di pinggan nya. firman merasa ini akan menjadi hal yang akan terbiasa nantinya buat rania,
rania yang hampir selesai menata baju di lemarinya. dia segera menutup dan berbalik badan,.
tapi pemandangan yang membuat nya reflek menutup matanya,
"astaghfirullah" ustadz,! seru rania kaget,
"maaf dik" aku lupa bawa baju ganti tadi, ujar firman, lagian tidak berdosa kok.
"iya" saya tau,! tapi saya malu ustadz untuk melihat nya,
"ya sudah sana jangan di lihat, sana gih kalo adik mau mandi, ujar firman pada rania, dia sendiri segera mengambil baju ganti karna tidak ingin rania terus menutup matanya,
"saya mandi dulu ustadz, "ya aku tunggu disini, jawab firman.
tak lupa rania membawa baju ganti pula, agar saat keluar nanti tidak membuat firman menelan ludah nya sendiri.
tak perlu wak tu yang lama bagi rania untuk menyelesaikan ritual mandinya.
rania segera ke luar dan ikut bersiap untuk melakukan sholat berjamaah bersama suaminya.
di kenakan nya mukenah yang sudah iya siapkan di atas kasur tadi, terlihat firman sedang khusuk berdzikir, meng hada kiblat,
rania pun menggelar sajadah tepat di samping belakang sebelah kanan sang suami.
"ustadz saya sudah siap ujar rania, firman menoleh dan mengangguk sembari tersenyum.
firman memimpin sholat dan menjadi imam untuk rania, mereka melakukan sholat dan zikir sampai adzan isya' terdengar, dan menuntas kan nya,
seperti biasa usai sholat rania menjabat tangan suaminya, dan mencium punggung tangan nya.
namun saat hendak menarik nya kembali, firman menahan tangan rania,
rania juga kaget, tapi dia hanya diam,
ternyata firman mencium kembali tangan itu, dan setelah nya, firman memajukan wajah nya, dan di kecup nya pula kening istrinya,
sungguh rania, sangat terkesiap dengan sentuhan firman, sejak menikah ini baru kedua kalinya firman mengecup kening nya kembali tanpa mengatakan apapun.
"aku buka mukenah nya yah" ucap firman pada istrinya, dengan sangat lembut, momen yang firman tunggu tunggu dari sebulan yang lalu.
rania bingung ingin menolak, tapi,! masih ingat kalau menolak kehendak suami itu dosa hukum nya selama masih di jalan yang benar.
dengan perlahan firman melepas tali mukenah istrinya berharap bisa langsung melihat ke indahan rambut rania yang selama ini tertutup rapi,
namun ternyata rania masih memakai hijab instan nya didalam,
tak pantang menyerah, firman pun berujar, "boleh kah aku melihat keindahan rambut mu yang selama ini kau tutupi,
"tapi aku malu ustadz. "adik rania, tak sepatutnya kamu terus mengulur waktu seperti ini, mau sampai kapan aku harus bersabar, ujar firman masih dengan kata kata penuh kelembutan.
rania tak ada pilihan lain, "hanya buka hijab kan ustadz"? ucap rania dengan memandang raut wajah firman.
firman mengangguk, "aku ingin melihat ke indahan rambutmu.
perlahan rania mulai membuka hijab nya hingga terurai lah rambut panjang lurus nan hitam milik nya.
"subhanallah, adik terlihat berkali kali lipat cantik nya, puji firman dengan memberanikan diri firman mengelus rambut panjang istrinya,
di tuntun nya rania agar ikut berdiri dan di duduk kan nya rania di atas ranjang tersebut, sampai saat ini rania masih diam,
firman terus menatap lekat wajah istrinya yang cantik bak bidadari menurut bayangan nya,
sudah tak sabar rasanya, firman ingin segera memadu kasih menik mati inci demi inci tubuh yang di ciptakan khusus untuk nya ini,
firman ingin segera mengarungi samudra kebahagian dan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelum nya.
direngkuh nya tubuh ramping rania, firman pun langsung mendarat kan ciuman nya di ceruk leher istrinya,
"hmm,, ustadz, rania berusaha menolak sentuhan firman yang tiba tiba.
"izin kan aku aku mengambil hakku malam ini, suara parau firman berucap,
namun belum juga, rania menjawab, firman sudah lebih dulu meraup bibir rania di lumat dan menyesap nya,
walau firman sadar rania tengah berusaha menolak nya, tapi kali ini firman benar benar ingin menuntas kan hasrat kelelakian nya, puas menyesap bibir rania hingga mereka ke habisan oksigen, saat rania sibuk meng hirup udara sebayak banyak nya, firman saat itu pula, menyerang area leher saat rania mendongak untuk bernafas,
"ustadz,, suara rania tertahan, karna tangan firman mulai menjamah area dada nya,
namun sekuat tenaga rania mencoba menolak karna hatinya masih sadar jika dia tak ingin melakukan nya dengan firman saat ini,
rania berpikir dia harus jujur saat ini juga sebelum terlambat,
"mmmh, ustadz, a-aku tidak mencintaimu, kata kata itu dengan susah payah rania ucapkan.
"DEG,, gerakan firman saat itu juga terhenti
seolah hasrat yang membumbung tinggi seketika lenyap begitu saja,
rania segera merapikan bajunya kembali, di usap nya bibir yang tadi di lumat oleh suaminya sendiri,
"maafkan aku ustadz, rania sudah tidak bisa diam lagi dia bertekad untuk jujur pada firman malam ini juga, walau resiko menjadi janda akan rania terima,
"apa maksud ucapan mu,? firman tak mengerti, "trus siapa yang adik cintai, pertanyaan itu sungguh berat ketika keluar dari mulut firman,
"maaf ustadz rania mulai terisak,
"aku pernah membuat janji dengan seseorang waktu di SMA dulu, kami berjanji untuk kembali bersama ketika dia sudah lulus dari kuliah nya,
"siapa dia dik,! siapa laki laki itu, dan kenapa kamu mau menerima perjodohan ini, ucap firman dengan kecewa,
"maaf ustadz, aku tidak bisa menolak abah waktu itu,
"maaf kan aku ustadz, hiks hiks hiks, rania bersimpuh tepat di bawah kaki firman,
"aku siap jika ustadz akan menjatuhkan talak padaku.
"siap laki laki itu apa dia akan siap menerimamu setelah ini, firman harus memastikan nya terlebih dulu,
rania tak bisa menjawab karna dia pun tidak tau, bahkan keberadaan robi saja dia tidak tau.
"maaf aku akan ke kamar sebelah, pamit firman aku harus merenungkan nya dulu dan minta petunjuk pada allah,
silahkan kamu istirahat di sini saja, aku jamin tidak akan ada yang masuk kesini kecuali atas izin mu,
firman pun pergi ke kamar sebelah, pada saat seperti ini firman masih memikirkan kenyamanan rania,
malam yang di gadang gadang akan mengantarkan ke pada kenikmatan justru mejadi malam yang kelabu untuk firman.
