Sinopsis : Kisah seorang wanita juara taekwondo ,silat dan kungfu dalam mencari cinta sesungguh nya dari pria yg jadi idaman nya .
gagah dalam berjalan hingga di sebut wanita gagah dan berani .
ia di kelilingi oleh banyak lelaki tetapi tak satu pun ia pilih sebab menurut nya belum cocok dan pas tuk menjadikan sosok seorang suami bagi nya.
terutama teman semasa kuliah nya yg begitu mengejar ngejar selalu sampai membuat nya risih sebal dan kesal
mampukah ia menemukan sosok idaman nya??"
simak di novel satu ini .karya asli bukan plagiat karna akan berbeda dari yg lain .
jika suka beri dukungan nya dan komen .
selamat membaca , ikuti terus sampai end .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 23 " Evran sadar dan Evita masak untuk nya.
Pagi baru saja membuka hari saat Ervino membuka mata nya .seberkas sinar menerobos masuk lewat celah gorden kamar rawat elit itu. Sinar tersebut tepat menyinari wajah tampan sekaligus lelah Ervino .dia menyeringai dan menggeliat sambil memandangi wajah sang kakak .yg tak kunjung sadar sadar .
Lalu tangan kurus itu meraih sebuah ponsel yg terletak tak jauh dari meja panjang khas rumah sakit itu.
ia melihat jam di layar ponselnya sambil mata itu masih malas tuk memulai melihat dunia penuh pertarungan itu .
. Setelah tau pukul berapa , ia pun menuju kamar mandi untuk mandi .
Sementara itu di rumah , Evita sudah rapih dengan make up tipis sambil kedua tangan nya sibuk membolak balikan masakan itu di wajan besar .supaya tidak gosong.
Rupanya masakan itu untuk di berikan pada Ervino dan keluarga nya .
Sebuah langkah kaki semakin mendekat dengan pelan .
Setelah dekat , tangan nya meraih rambut panjang wanita kekar itu sambil menguncir nya dengan naik kekursi .
Evita pun menoleh pada sosok yg menguncir nya itu.
" sayang bikin kaget aja sih" kesal Evita sambil mencubit gemas pipi bocah yg akrab di sapa eza itu .
" hihi maafkan aku bi " tawa kecil nya membuat Evita tak bisa marah , karna keimutan nya mampu membuat semua orang luluh.
" ya gak papa sekarang kau tunggu dulu di meja makan !" Evita menyuruh bocah itu ke meja makan .
" iya deh " Reza melangkah ke meja makan panjang itu , di sana sudah ada Fajar dan Vani sedang duduk .
" kek nek daddy mana?!" tanya Reza sambil mencari cari daddy nya .
" masih bobok kali" vani menjawab sambil merapihkan bedak bocah itu.
" ya udah aku mau ke kamar daddy dulu" Reza menuju kamar Reid dengan pelan.
pintu itu tak di kunci , jadi dia dengan mudah masuk.
Ia menarik bulu kaki tebal Reid dengan keras hingga membuat duda muda itu terbangun sambil berteriak .
" aduh sakittt!" Reid mengelus kaki nya sendiri sambil melihat kearah pelaku nya .
" maaf dad , ayo kita mamam " Reza memasang wajah sedih nya agar Reid tak bisa marah.
" iya yuk tapi mau mandi dulu bau soal nya" Reid mengambil handuk coklat nya dari kapstok sebelah lemari pakaian .
" oke deh aku tunggu di meja makan " Reza melangkah keluar.
Singkat cerita mereka sudah berada di rumah sakit .
" vin gimana kakak mu udah sadar ?! Evita memulai topik pembicaraan .
" udah tapi tidur lagi karna baru saja di obat" Ervino menjawab dengan senang karna sang kakak bisa kembali ke pelukan nya dan bapak.
" syukurlah aku senang " ini untuk mu " Evita memberikan makanan itu dengan senyum manis nya.
" iya makasih " Ervino menerima nya dengan senang hati .
Evran pun membuka mata nya .
" haus haus haus" Evran membuka suara nya sambil melihat kesekeliling nya.
" ini kak minum " Ervino memberikan segelas air putih dengan pelan .
" terimakasih kasih kasih" Evran melihat sang adik dengan senyuman polos nya .
" kak kau jangan banyak berbicara dulu , nanti sakit " Evita mengelus kaki itu dengan tulus.
" iya iya iya" Evran tersenyum manis.
" paman makan lah!" Reza menyuapi Ervino dengan pelan.
" iya makasih sayang" Ervino memakan nya dengan pelan.
Reza pun menyuapi Evran juga dengan senyuman.
Evita hanya diam melihat kedekatan Reza dengan keluarga Ervino .