Apa jadinya jika gadis berusia 23 tahun menjadi pengasuh sekaligus ART di rumah seorang duda tampan yang kesepian? Mengurus rumah dan satu bocah yang nakal sungguh membuat kepala Anggita merasa pusing, tapi ternyata menghadapi duda tampan yang manja juga kesepian jauh membuatnya lebih pusing.
Seiring berjalannya waktu, Anggita dan Angkasa saling jatuh hati. Tapi Edo mantan kekasih Anggita muncul dan memaksa minta balikan. Yang lebih mengejutkan, ternyata Edo adalah keponakan dari Angkasa. Tak hanya itu, mantan istri Angkasa juga kembali dari luar negri dan memaksa untuk rujuk dengan alasan anak.
Bagaimanakah kelanjutan hubungan Anggita dan Angkasa?
Akankah keduanya sanggup menghadapi badai masalah yang muncul dalam bahtera percintaan mereka?
Follow Ig : Fatmawatisiti1472
Note :
-Alur cepat
-Bukan novel panjang
-Konflik ringan
-slow up
-slow revisi
Selesai baca follow akun Noveltoon author ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Cika dan Ibunya telah kembali ke rumah, rumah besar Anggita kini berubah jadi sepi. Anggita berharap dia bisa hamil anak kembar, agar rumah yang sepi itu jadi ramai seperti pasar sayur di subuh hari.
Pagi itu, seperti biasa Anggita menyiapkan makanan untuk sarapan dan bekal suami juga anak tercinta. Menunya enak enak, agar Angkasa semangat kerja dan Nania semangat belajarnya. Anggita selalu menyiapkan makanan dengan cinta, membuat Angkasa terharu sekaligus merasa tersanjung.
"Sayang, aku hadiah untukmu,"
"Oh... Ya? Mana hadiahnya?"
"Nanti malam ya, pulang kerja. Soalnya aku baru pesan semalam,"
"Oke,"
"Kok cuma Ibu yang dikasih hadiah, aku enggak,"
"Tenang saja, kamu juga dapet kok,"
"Asyik... Makasih Ayah,"
Anggita menyendok nasi keatas piring dan menyodorkannya pada sang suami. Tiba tiba saja perutnya terasa mual, beberapa hari ini Anggita memang merasa sedikit tidak enak badan.
"Sayang, kamu kenapa?"
"Enggak apa apa, cuma masuk angin,"
"Masuk angin?"
"Lanjutkan saja makan mu, aku baik baik saja. Jangan dipikirkan ya!"
Angkasa dan Nania telah pergi, Anggita memanfaatkan hal itu untuk keluar ke apotik membeli alat tes kehamilan. Dia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya, jadi Anggita harus mengeceknya.
Tiba dirumah, Anggita menggunakan alat itu. Dia menunggu dengan perasaan was-was, bagaimana kalau dia benar hamil? Ibunya pasti akan curiga, dia baru saja menikah dua minggu yang lalu.
Beberapa menit kemudian, hasil tes keluar. Jawabannya pas seperti apa yang dia tebak, dia sedang hamil saat ini. Anggita mencoba mengingat kapan dia mendapatkan haid terakhir, jawabannya adalah dua bulan yang lalu.
"Jadi waktu itu aku langsung hamil?" Anggita benar benar tidak menyangka kalau sentuhan Angkasa yang pertama bisa langsung menghasilkan benih di perutnya.
Anggita memotret hasil tes alat kehamilan itu, dia mengirimkannya pada sang suami. Angkasa mungkin tidak akan kaget setelah melihatnya, karena mereka berdua memang tidak pernah memakai pengaman saat berhubungan.
Klang....
Bunyi pesan masuk, Angkasa mengambil handphone dan membaca pesan itu. Sebuah gambar alat tes kehamilan dengan dua garis biru muncul disana.
"Dia hamil?" lirih Angkasa. Pria itu tersenyum, dia senang karena anggota keluarganya akan bertambah meskipun dia tak pernah mengira akan dapat anak kedua dalam waktu cepat.
"Aku harus memberinya hadiah dobel nanti malam," ucap Angkasa sambil terkekeh.
***
Malam hari, angkasa pulang ke rumah. dia pulang sedikit terlambat karena ada kerjaan banyak di kantor. Nania telah menunggu hadiahnya, dia memberikan sebuah kotak berisi gelang untuk putrinya itu. Nania melompat kegirangan, dia suka dengan model pilihan Ayahnya.
"Apa hadiahnya sama dengan punya ibu?" tanya Nania.
"Iya, gelang ini gelang couple pasangan anak dan Ibu," sahut angkasa.
"Ah... terimakasih Ayah," Nania terlihat senang.
"Ibu mana?" tanya Angkasa. Tak biasanya Anggita tak menyambutnya saat pulang kerja
"Dikamar, dia sedang nggak enak badan dari tadi mual terus," sahut Nania.
"Jadilah anak baik dan penurut, jangan membuat Ibumu susah. Dia sedang hamil adikmu sekarang,"
"Benarkah? Hore, akhirnya aku punya adik juga," Nania melompat lompat.
Nania tak sabar membagi berita baik itu pada tantenya, dia mencari ponselnya dan menghubungi nomor Cika.
Tut .... Tut.... Tut....
Bunyi telfon tersambung, tak lama suara Cika muncul dari speaker ponsel.
"Hallo bocil kematian, apa kabar?" goda Cika. Baru mengangkat telfon sudah berhasil membuat Nania kesal.
"Berhenti memanggilku bocil kematian!" sentak Nania.
"Iya, cantik. Apa kabar?" sapa Cika.
"Baik. Aku mau bilang sesuatu sama Kakak,"
"Sesuatu apa?" Cika penasaran.
"Ibu hamil." ucap Nania singkat dan jelas.
"Apa? Hamil? Benarkah?"
"Iya, benar,"
"Akhirnya kamu mau punya adik juga, selamat ya!"
"Terimakasih. Tolong beritahu Nenek soal ini,"
"Oke."
"Sudah dulu ya, aku mau telfon bibi Ros,"
"Oke. Jadi anak baik ya, Ibumu pasti sedang kerepotan sekarang karena ngidam,"
"Iya."
mka nya kurleb ya gt sbangsa tumbuh tumbuhan tp bs beranak pinak😁🤣🤣🤣😂😂😂