Terpaksa Menikahi Dosen Killer

Saat ini semuanya berjalan lancar. Kini Arsen dan Monica sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Keluarga Monica dan Keluarga Hendrik sangat menjujung tinggi harga diri dan peraturan agama walau pun pada dasarnya mereka tidak sealim hamba Allah pada umumnya. Semua orang terlihat tersenyum lega sebab tidak ada hal yang perlu ditakuti lagi sebab apa yang mereka khawatirkan sudah teratasi.

Karena hari sudah sangat malam, semua orang pun memutuskan untuk beristirahat di kamarnya. Lexa dan Amel tidak menjaga Monica lagi sebab Arsen sudah menggantikannya. Rumah mewah itu pun sepi dengan cahaya kamar yang temaram. Bahkan tidak terdapat sedikit suara pun di sana. Benar-benar senyap dan sunyi.

Di kamar Monica saat ini terlihat Arsen baru masuk ke kamar itu lalu mengunci pintu kamar agar tidak ada yang masuk. Dengan sangat berwibawanya Arsen melangkahkan kakinya menuju tempat tidur Monica. Di sana Arsen dapat melihat jika Monica masih setiap menutup matanya. Karena mengantuk, Arsen pun bergegas naik ke ranjang milik Monica lalu membaringkan tubuh atletisnya di samping Monica.

Tak langsung tidur, Arsen justru memperhatikan wajah teduh Monica yang terlihat sangat polos. Jika tidur begini, Monica terlihat seperti gadis desa yang cantik alami dan baik hati. Bahkan Arsen tak melihat sedikit pun keangkuhan di wajah Monica. Biasanya wanita itu selalu memasang wajah angkuhnya tanpa senyum. Kalau pun tersenyum sudah di pastikan jika itu senyum palsu.

"Cantik." Gumam Arsen dengan kedua sudut bibir yang di tarik ke atas dan membingkai sebuah senyuman yang indah. Jika saja Monica terbangun dan melihat senyum manis Arsen, mungkin bisa di pastikan jika wanita itu akan terpesona dengan senyuman Arsen.

Dengan perlahan Arsen mengangkat tangannya dan membuat jari-jemarinya menyentuh pipi kenyal Monica yang putih dan mulus itu.

"Hm." Deheman Monica membuat Arsen langsung menarik tangannya dan menjauhkannya dari wajah Monica.

Sepertinya dia sudah sadar tapi langsung tertidur. Batin Arsen dengan mata yang tak teralih sedikit pun dari Monica.

Karena tak ingin mengganggu dan membuat Monica terbangun, Arsen pun memutuskan untuk segera tidur. Tak menunggu waktu lama, akhirnya Arsen pun masuk ke dalam mimpinya. Suara cicak di dinding memenuhi kamar itu namun Arsen mau pun Monica tidak merasa terganggu dengan suara itu. Tanpa sadar, Arsen memeluk Monica dan Monica pun membalas pelukannya. Keduanya kini tertidur dalam kenangan pelukan satu sama lain. Tidak tau yang yang akan terjadi nanti pagi, yang pasti malam ini suasana terlihat adem ayem.

Di saat semua orang sudah masuk ke alam mimpinya, Lexa dan Amel Justru sibuk menonton drama di laptop dengan sesekali tertawa. Tidak seperti wanita pada umumnya yang menyukai drama Korea, justru keduanya suka menonton drama Thailand dan China, apalagi filmnya berbau kerajaan romantis.

"Ngomong-ngomong sih Dona sudah bangun nggak ya?" Tanya Amel sembari melirik Lexa.

"Dona? Dona siapa?" Tanya Lexa mengerutkan kedua alisnya tidak paham dengan siapa yang sedang dibicarakan oleh Amel.

"Is Lola! Ya itu loh Monica sepupu mu," ucap Amel dengan sedikit kesal dan memanggil Monica tanpa embel-embel kakak. Amel gemas dengan Lexa karena wanita itu Lola alias loading lama.

"Oh, entah," ucap Lexa terlihat acuh dan kembali fokus melihat drama Thailand yang ia tonton.

"Lo kok acuh banget ya Lex, padahal perasaan tadi Lo yang paling semangat," ucap Amel lalu memasukkan cemilan ke dalam mulutnya.

"Mager Gue, besok saja bahas dia. Lagian dia lagi tidur sama kak Arsen," ucap Lexa yang seketika membuat Amel bangkit dari baringnya dan duduk dengan tenang.

"Jadi kak Arsen sudah mulai satu kamar dengan Monica? Gue kira tadi cuma menemani sebentar saja," ucap Amel tampak syok dengan fakta yang ia dengar.

"Wajarlah, namanya mereka sudah menikah," ucap Lexa lalu mengambil cemilan Amel dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Tapi by the way, ngeri juga ya keluarga Lo Lex. Baru terciduk langsung main dinikahkan saja padahal belum tentu mereka melakukan hal itu," ucap Amel yang di balas Lexa dengan anggukkan kecil saja.

Kalau sudah nonton drama pasti semua hal di acuhkan. Bahkan orang bicara pun di abaikan. Batin Amel menatap Lexa dengan sinis lalu mengalihkan tatapannya melihat film.

Pagi pun tiba dan sesuai dengan prediksi, Monica bangun dari tidurnya dengan keadaan syok bahkan suara melengking wanita itu sudah memenuhi kamarnya. Bagaimana dia tidak berteriak jika di sampingnya ada Arsen. Arsen yang mendengar suara teriakan Monica langsung bangun dari tidurnya.

"Ada apa?" Tanya Arsen dengan mata bangun tidurnya.

"Apa yang kakak lakukan di kamar ku?" Tanya Monica membuat Arsen mengusap wajahnya dengan pelan.

"Apa karena itu kau berteriak? Kau ingin kejadian tadi malam terulang?" Tanya Arsen dengan wajah yang tak sedingin biasanya membuat Monica langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Ya sudah kalau begitu jangan ribut!" ucap Arsen dengan ketus namun penuh ancaman.

"Kak, kenapa kakak tidur di kamarku?" Tanya Monica lagi karena Arsen tak menjawab pertanyaannya itu.

"Kenapa? Apa salah aku tidur di kamar istriku sendiri?" Tanya Arsen dengan datar namun mampu membuat Monica semakin Syok dengan mulut yang sedikit terbuka.

"A-apa maksud kakak? Jangan becanda ya!" Tanya Monica dengan gugup namun ia menutup Kegugupannya itu dengan amarah.

"Jika kau tidak percaya, tanya saja pada Papa mu. Papa yang begitu ngebet menikahkan kita!" ucap Arsen membuat Monica mati kutu di tempatnya.

Untuk membuktikan ucapan Arsen Monica langsung bergegas menemui Laila Mamanya tanpa berniat membersihkan tubuhnya terlebih dahulu. Arsen hanya memperhatikan Monica yang meninggalkannya di kamar sendirian. Arsen yang masih mengantuk pun memutuskan untuk kembali tidur tanpa merasa pusing memikirkan Monica.

Di ruang makan saat ini, terlihat Laila tengah sibuk membantu Sandra dan beberapa pelayan menata makanan di meja makan. Kedatangan Monica mengalihkan perhatian semua orang.

"Sudah bangun sayang," ucap Laila sembari tersenyum namun kali ini senyumnya lebih indah dari sebelum-sebelumnya. Jika di lihat dari gelagatnya, Laila sangat senang anak pertamanya itu sudah menikah apalagi menikah dengan orang seperti Arsen. Laila dan Reno tak perlu lagi mengkhawatirkan Monica sebab mereka yakin Arsen dan keluarganya akan memperhatikan anaknya itu.

"Ma, Tante." Panggil Monica dengan wajah seriusnya membuat Laila mau pun Sandra menatapnya.

"Ada apa sayang?" Tanya Sandra sembari menatap Monica dengan lekat.

"Apa benar Monica dan Kak Arsen sudah menikah?" Tanya Monica membuat kedua wanita paru baya itu tersenyum lega.

"Benar sayang, kalian sudah menikah." Jawab Sandra dengan lembut sebab tak ingin membuat Monica bersedih.

"Kapan?" Tanyanya dengan tatapan seriusnya.

"Tadi malam sayang, Papa langsung yang menikahkan kamu dengan Nak Arsen," ucap Laila menjawab semua rasa ketidak percayaan Monica.

Syok, Monica benar-benar Syok. Walau pun begitu Monica mencoba untuk tetap bertahan agar pertahanannya tidak runtuh dan di pandang lemah oleh semua orang. Bahkan wajah terkejutnya di paksa untuk tersenyum di depan semua orang.