NovelToon NovelToon
Hidupku Seperti Dongeng

Hidupku Seperti Dongeng

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia / Teen School/College / Mengubah Takdir / Persahabatan / Kutukan
Popularitas:699
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

Kisah berawal dari gadis bernama Inara Nuha kelas 10 SMA yang memiliki kutukan tidak bisa berteman dengan siapapun karena dia memiliki jarum tajam di dalam hatinya yang akan menusuk siapapun yang mau berteman dengannya.

Kutukan itu ada kaitannya dengan masa lalu ayahnya. Sehingga, kisah ayahnya juga akan ada di kisah "hidupku seperti dongeng."

Kemudian, dia bertemu dengan seorang mahasiswa yang banyak menyimpan teka-tekinya di dalam kehidupannya. Mahasiswa itu juga memiliki masa lalu kelam yang kisahnya juga seperti dongeng. Kehadirannya banyak memberikan perubahan pada diri Inara Nuha.

Inara Nuha juga bertemu dengan empat gadis yang hidupnya juga seperti dongeng. Mereka akhirnya menjalin persahabatan.

Perjalanan hidup Inara Nuha tidak bisa indah sebab kutukan yang dia bawa. Meski begitu, dia punya tekad dan keteguhan hati supaya hidupnya bisa berakhir bahagia.

Inara Nuha akan berjumpa dengan banyak karakter di kisah ini untuk membantu menumbuhkan karakter bagi Nuha sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Hidupku Seperti Dongeng

Dilan the Beast, memberikan sambutannya untuk para tamu yang sudah bersedia hadir di pestanya.

“Terima kasih gue ucapkan untuk kalian semua yang sudah bersedia hadir di undangan pesta malam ini. Oke, ini tidak akan lama kok, jadi kalian tidak perlu khawatir akan pulang larut malam.”

Kemudian lanjutnya, “Kalian tahu, gue adalah orang baik yang selalu suka memanjakan para gadis yang menyukai gue. Tanpa membeda-bedakan kalian semua, kalian gue terima sebagai tamu istimewa di rumah gue ini. Jadi, nikmatilah hidangan yang telah disediakan dan bersenang-senanglah.”

Para gadis merasa bahagia mendengar sambutan dari the Beast pujaan mereka. Tapi, banyak dari mereka mulai mempertanyakan siapa gadis yang bersanding dengannya saat ini.

“Siapa dia, Dilan?”

“Siapa dia?”

Suara semakin ramai tak terkendali karena mulai bercampur dengan yang lainnya. Alias semua mengeluarkan suaranya untuk mengajukan pertanyaan yang sama. Kecemburuan dan iri hati mulai tidak terelakan lagi.

“Siapa dia, Dilan?”

“Siapaa?!”

Dilan pun mulai memberi sebuah pengungkapan dengan sejenak menatap serius ke arah Naomi yang begitu tenang duduk di tempatnya. Naomi segera memberikan senyuman manis kepada sang Pangeran. Namun, Dilan malah menyeringai seperti iblis.

“Baiklah.” Ucapan itu langsung membungkam semua tamu untuk diam. Dilan berkata, "Gue mohon, tidak ada yang akan marah di ruangan ini. Jika kalian berani melawan, maka kalian akan segera dikeluarkan dari ruangan ini. Jadi, dengarkanlah baik-baik. Gadis ini, akan menjadi pacar gue. Dia akan menjadi kekasih gue dalam waktu yang lama. Perlombaan mencari kandidat pacar selama satu bulan, gue tutup sampe di sini. Terima kasih."

"Apa-apaan ini?!" Teriakan salah satu gadis langsung memancing emosi semuanya.

"Gak bisa gitu donk!!"

"Iya. Kamu mengkhianati kami, Dilan. Kami gak terima!! Tolong direvisi ulang pernyataan itu!!"

"Itu salah, Dilan! Harusnya cukup satu bulan!!"

"Aku gak terima!"

Ada yang merasa sedih bahkan menangis, ada yang terkejut sampai gelas maupun piring terjatuh tanpa disengaja dan ada pula para gadis mulai dirundung perasaan kecewa dan ingin segera membalas dendam kepada gadis yang telah dijadikan pacar selamanya itu.

Sifa yang memperhatikannya juga merasa kecewa. Kekecewaannya semakin bertambah karena gadis yang bersanding dengan Dilan adalah sahabatnya sendiri. "Nuha, gimana bisa kamu menjadi Ratu untuk Pangeran gue? Kenapa elo bisa menjadi Beauty-nya? Kenapa?! Kenapa bisa?!"

Sifa langsung membanting minumnya dan melempari Nuha dengan sebuah cupcake kemudian berjalan cepat untuk keluar ruangan. Langkah kaki kesal dan bencinya menyeruak ke dalam suasana.

Nuha yang melihat sahabatnya itu seketika air matanya menetes di wajahnya yang membeku. Gadis itu pun juga mengambil langkah cepat untuk keluar melewati pintu di dekat altar.

"Bos, dia nangis bos." Ucap Agung.

Dilan tidak peduli. Memang itulah niatnya. Dilan hanya menjadikan Nuha sebagai umpannya saja, demi menarik perhatian Sora Naomi. Seberapa besarkah pengaruh itu untuk mempengaruhi perasaan Naomi.

Dilan tidak sadar, perbuatannya itu juga akan memancing banyak kebencian para tamu kepada Nuha yang tidak bersalah.

"Kau memang luar biasa, Dilan. Tidak ada yang bisa melawan kekuasaanmu itu. Gadis itu memang cantik, tapi aku lebih cantik dari dia. Aku, tidak akan terpengaruh dengan rencanamu ini. Karena, ada seseorang yang lebih aku sukai daripada kamu" Ungkap Naomi dengan bahasa jepang.

Sahabat Dilan yang bisa memahami bahasa Naomi segera mengartikannya untuknya. Mendengar pernyataan itu, Dilan merasa marah dan ingin segera melampiaskan emosinya.

Naomi berjalan meninggalkan ruangan tapi Dilan dengan sigap langsung mencegahnya. Tanpa sepatah kata pun, the Beast itu menarik lengan Naomi dan menciumnya dengan paksa.

Kejadian yang mengejutkan itu langsung membuat para tamu berteriak histeris. Suara itu, semakin menggema keluar ruangan.

Sementara itu, Nuha berdiam diri di balik pintu. Dia menangis sambil menahan rasa sakit di hati. Dia berjalan perlahan untuk mencari jalan keluar.

Jalannya yang menunduk itu menabrak pemuda yang sengaja berada di hadapannya. Seolah-olah sudah menunggunya sejak dari tadi.

"Ma- maaf," ucap Nuha dengan wajah yang tidak terlihat. Dia sejenak mundur dan menempelkan punggungnya ke dinding untuk memberikan jalan kepada pria yang dia tabrak. Mempersilakannya untuk berlalu.

Namun, pemuda itu malah berkata, "Nuha, ini aku, Naru. Apa kamu baik-baik saja?" Tanya pemuda itu dengan perasaan yang cemas.

Nuha yang mendengar suara itu, perlahan memutar tubuhnya ke kiri untuk membelakangi Naru. Tidak ingin memberikan respon. Tangannya mencengkeram kuat kedua sisi kulit pahanya. Bibirnya menggulung menahan tangis yang ingin segera pecah.

Tidak ingin menangis dan menahannya dengan sekuat tenaga, tangan kanan Nuha semakin erat mencengkeram pahanya hingga kuku-kuku palsunya berhasil merobek kulit pahanya dan empat garis darah pun turun mengalir.

"Nuha! Jangan seperti itu!" Naru langsung mencegahnya dan menarik tangan itu.

Seketika tangis Nuha pecah dan Nuha langsung memeluk erat tubuh pemuda Cinderellanya. Dia menangis sejadi-jadinya karena tidak bisa berbuat apa-apa. "Naru.. Naru.." panggilnya dengan tangisan penuh derai air mata.

Tangisannya penuh penekanan sampai hati ini terasa sesak dan ampeg, "AAAA.. AAAA!! AAAA AAAA!! AAAA.. AAAA!!"

Naru pun juga tidak tahu apa yang harus dia katakan. Mendengar dan merasakan betapa sedihnya gadis itu, perasaannya ikut teriris dan berat untuk berkata-kata.

Nuha hanya bisa menangis dan terus menerus menyebut nama pemuda yang membalas pelukannya dengan penuh kasih sayang. "Naru.. Naru.."

Dengan teguh, pemuda Cinderella itu segera menggendong Nuha dan membawanya pergi.

Sopir pribadinya sudah menunggunya di depan. Naru masuk dikursi belakang sopir bersama Nuha yang ada di sampingnya. "Pak, kita pulang." Pinta Naru.

"Baik, tuan." Ucap Sopir dengan patuh.

Nuha terisak-isak dengan kepala menunduk. Dia tidak mempedulikan pahanya yang terluka oleh ulahnya sendiri. Gaun cantik pemberian Dilan the Beast itu telah bercampur dengan darah yang menetes.

"Nuha, kakimu terluka." Ucap Naru. Lalu dia memerintahkan sopirnya untuk lebih cepat lagi dalam berkendara, "Tolong lebih cepat lagi pak, kita harus cepat sampe di rumah."

"Baik, Tuan."

Sopir menuju rumah pribadi milik kedua orang tua Naru. Meski Naru sekarang lebih memilih tinggal di apartemen, kadang-kadang dia pulang ke rumah untuk melepas rindu dan berdiam diri di kamar rumah yang sudah tidak ada kedua orang tuanya itu.

Naru mendudukkan Nuha di ruang tengah. Lalu, melihat sejenak luka yang bekas darahnya tersapu gaun dan sudah mengering. "Kenapa kamu sampe melukai dirimu sendiri, Nuha?" Ucapnya penuh khawatir dan menyentuhnya sejenak karena merasa peduli.

Gadis itu, begitu keukeh menahan interaksinya. Dia membungkam mulutnya untuk tidak bicara sepatah kata pun. Keputusannya itulah yang membuat hatinya sendiri semakin sakit. Dalam hati, dia terus membenci dirinya sendiri.

Wajahnya menunduk dengan mata terpejam erat menahan semua emosi yang menyeruak di dalam sanubarinya.

1
Tara
we can not 😂predict the future..buat we can always try 🤔🫢
Tara
pemalu kah or nanti disangka sombong lagi🤔
Miu Nurhuda: Gimana kak menurutmu sifat Nuha itu?
total 1 replies
Miu Nurhuda
hope so...
masih panjang kak perjalanannya ✍✍
Tara
smoga happy ending
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!