Langit Nada Cinta

Langit Nada Cinta

1. Hati yang tergoda.

Mata tiga orang perwira muda membidik ke arah papan berjarak kurang lebih enam puluh meter di hadapannya. Letnan Walangkit, Letnan Ratanca dan Letnan Dalu sedang beradu skill mereka di hadapan Pak Navec, Komandan tinggi yang paling di takuti saat ini.

Beliau lebih mengawasi kedua perwira muda, rekan satu angkatan dari putra tirinya, Segara Barep Chandra Ekandalu atau biasa di sebut Letnan Dalu.

Letnan Walangkit, Letnan Ratanca dan Letnan Dalu sama-sama memiliki temperamen tinggi hingga terkadang ketiganya membuatnya sakit kepala. Tapi karena mereka adalah kedua prajurit khusus milik kemiliteran, maka beliau pun harus melebarkan sabar demi kebaikan kedua prajuritnya.

Dari jauh terlihat gadis remaja berlari-lari kecil ke lapangan untuk menemui Ayahnya. Tingkah gadis itu membuat konsentrasi Bang Langkit dan Bang Ratanca teralihkan hingga bidikan mereka pada papan target menjadi kocar-kacir.

"Ayaaaah.." Teriak gadis cantik itu langsung melompat ke punggung Pak Navec.

"Astaghfirullah hal adzim.. Ayah nggak tuli, dek. Kenapa kamu bisa sampai ada disini???" Tanya Pak Navec pada putrinya.

"Mama sedang ada kegiatan, bosan di rumah. Mbak Nada sedang kuliah. Dinar bosan, Yah."

"Ya sudah, duduk disana dan jangan bertingkah. Kau tau bagaimana Abangmu, kan." Kata Pak Navec memberi peringatan pada putrinya sambil menyerahkan Snack box miliknya untuk sang putri yang doyan ngemil.

"Om-om nya hitam amat yah." Celetuk Dinar, tangannya sibuk membuka plastik lapis Surabaya.

"Huuuussshh.. nggak boleh bilang begitu..!!!! Mereka itu rela berpanas-panasan bekerja halal demi masa depan dan keluarga. Jaman sekarang banyak laki-laki pemalas seperti tidak punya masa depan yang jelas." Imbuh Pak Navec kemudian sampai akhirnya beliau menyadari bahwa kedua ajudannya berhenti membidik papan target karena sibuk memperhatikan putri kecilnya. Putri bungsu dari pernikahannya dengan Dindra.

"Apa yang kalian lihat..!!!!!! Cepat tembak papannya, bukan sibuk lihat kesini..!!" Bentak Pak Navec.

Bang Langkit dan Bang Ratanca gelagapan mendengar teguran komandannya. Mereka segera kembali membidik papan target namun tidak ada satupun tembakan yang tepat sasaran.

Pak Navec menghampiri kedua perwira lalu menepak topi lapangan mereka secara bergantian.

"Fokus.. fokus dan fokus. Kenapa kalian berdua tidak konsentrasi?? Apa yang memecah isi kepala kalian??????" Bentak Pak Navec.

"Siap.. salah, komandan..!!"

"Siap.. salah, komandan..!!!" Jawab Bang Ratanca sembari mencuri lirikan ke arah putri komandan dan yang sibuk mengunyah pastel kemudian meneguk habis kopi hitam Ayahnya.

Di sisi lain, Bang Langkit pun mengurai kilas senyum kemudian kembali pada mode serius.

Dari tempat duduknya, Dinar tak sengaja beradu pandang dengan kedua anak buat sang Ayah yang terus menatapnya. Sesaat kemudian ia menunduk tak sanggup melihat tatapan salah satu di antara keduanya.

...

Angin sepoi menggoyang dedaunan di depan mess perwira.

Bang Langkit kembali tersenyum mengingat paras cantik Canthing Geulis Mahadinar putri komandan nya yang seakan menyita waktu dan dunianya hari ini.

Di dalam kamarnya, Bang Ratanca diam tanpa kata sembari kemudian membuang nafas berat kemudian mengusap dadanya yang terasa sesak membayangkan paras ayu seorang gadis yang di lihatnya tadi siang.

***

Para anggota Batalyon sedang berlari pagi mengelilingi asrama militer.

"Ran, Lang.. nanti malam main ke rumah ya..!! Besok hari Sabtu, aku malas keluar. Menjelang libur begitu ayahku selalu menyiapkan acara 'barbeque'an di rumah biar adik-adik ku anteng. Mau ikutan nggak??" Kata Bang Dalu memberi tawaran nya pada kedua sahabatnya.

Bang Langkit langsung menyetujui namun tidak dengan Bang Ratanca yang masih terdiam.

"Kau mau sama siapa di mess??? Anggota yang lain pasti juga pada ambil libur." Sambar Bang Dalu.

"Tau nih. Ranca.. hidup jangan terlalu serius, slow broooo..!!" Bang Langkit mengaitkan lengannya di leher Bang Ranca. "Ada Dinar." Bisiknya.

"Kau jangan macam-macam Lang, Dinar masih kecil." Bang Ratanca pun menahan suaranya agar tidak terdengar di telinga sahabatnya, Dalu.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

اختی وحی

اختی وحی

langit apa langkit sih, klw typo masa semua🙄

2024-08-11

1

Debby Yanti

Debby Yanti

kok bang Navec sama Dindra...
jd penasaran...

2024-07-22

1

Denis blora

Denis blora

lha kok SM bang navec ,,bang Ar kemana yaaa???

2024-07-22

1

lihat semua
Episodes
1 1. Hati yang tergoda.
2 2. Pengen nyubit.
3 3. Tragedi bukit terjaga.
4 4. Main rahasia.
5 5. Terjerat gelisah.
6 6. Kekacauan yang meruncing.
7 7. Mengalah.
8 8. Trouble informasi.
9 9. Masa berangsur tenang.
10 10. Yang ada di pikiran.
11 11. Rasa yang tidak di rasa.
12 12. Senggolan.
13 13. Tak dapat menjabarkan rasanya.
14 14. Uang, Jabatan dan kepolosan Dinar.
15 15. Momong si cantik.
16 16. Si lugu Mahadinar.
17 17. Menguji perasaan.
18 18. Dinarku sayang.
19 19. Pepesnya dek Dinar.
20 20. Tamu datang tak diundang.
21 21. Teka teki masa lalu.
22 22. Cerita yang lalu.
23 23. Imbas dari kenangan pahit.
24 24. Berat.
25 25. Mencoba mengurai benang kusut.
26 26. Menghela nafas perlahan.
27 27. Masalah besar.
28 28. Tidak bebas.
29 29. Tidak takut memutus.
30 30. Menyelaraskan hati.
31 31. Geregetan.
32 32. Cerah?
33 33. Obat sakit kepala.
34 34. Bumil perasa.
35 35. Harapan baru.
36 36. Belum usai.
37 37. Sakit kepalanya Om Ran.
38 38. Bumbu pecel.
39 39. Rahasia Dinar.
40 40. Amarah menggelegak.
41 41. Mengurai kekacauan.
42 42. Tenang tidak tenang.
43 43. Keributan yang di ributkan.
44 44. Jatuh cinta.
45 45. Pusat masalah.
46 46. Momong Dinar.
47 47. Kaget dengan dunia baru.
48 48. Keputusan yang salah.
49 49. Bantuan.
50 50. Adaptasi.
51 51. Menata hati, mengejar damai.
52 52. Stress.
53 53. Kepala panas.
54 54. Sayang Dinar.
55 55. Menyelesaikan masalah.
56 56. Berjuang.
57 57. Perasaan yang belum menyatu.
58 58. Rumitnya Letnan Pasa dan Putri Kenes.
59 59. Bisikan setan.
60 60. Sedikit cerita.
61 61. Ribut kecil.
62 62. Paham perlahan.
63 63. Bujukan para Kangmas.
64 64. Hanya kamu di hati.
65 Kisah baru.
66 65. Antara hidup dan mati.
67 66. Kalut.
Episodes

Updated 67 Episodes

1
1. Hati yang tergoda.
2
2. Pengen nyubit.
3
3. Tragedi bukit terjaga.
4
4. Main rahasia.
5
5. Terjerat gelisah.
6
6. Kekacauan yang meruncing.
7
7. Mengalah.
8
8. Trouble informasi.
9
9. Masa berangsur tenang.
10
10. Yang ada di pikiran.
11
11. Rasa yang tidak di rasa.
12
12. Senggolan.
13
13. Tak dapat menjabarkan rasanya.
14
14. Uang, Jabatan dan kepolosan Dinar.
15
15. Momong si cantik.
16
16. Si lugu Mahadinar.
17
17. Menguji perasaan.
18
18. Dinarku sayang.
19
19. Pepesnya dek Dinar.
20
20. Tamu datang tak diundang.
21
21. Teka teki masa lalu.
22
22. Cerita yang lalu.
23
23. Imbas dari kenangan pahit.
24
24. Berat.
25
25. Mencoba mengurai benang kusut.
26
26. Menghela nafas perlahan.
27
27. Masalah besar.
28
28. Tidak bebas.
29
29. Tidak takut memutus.
30
30. Menyelaraskan hati.
31
31. Geregetan.
32
32. Cerah?
33
33. Obat sakit kepala.
34
34. Bumil perasa.
35
35. Harapan baru.
36
36. Belum usai.
37
37. Sakit kepalanya Om Ran.
38
38. Bumbu pecel.
39
39. Rahasia Dinar.
40
40. Amarah menggelegak.
41
41. Mengurai kekacauan.
42
42. Tenang tidak tenang.
43
43. Keributan yang di ributkan.
44
44. Jatuh cinta.
45
45. Pusat masalah.
46
46. Momong Dinar.
47
47. Kaget dengan dunia baru.
48
48. Keputusan yang salah.
49
49. Bantuan.
50
50. Adaptasi.
51
51. Menata hati, mengejar damai.
52
52. Stress.
53
53. Kepala panas.
54
54. Sayang Dinar.
55
55. Menyelesaikan masalah.
56
56. Berjuang.
57
57. Perasaan yang belum menyatu.
58
58. Rumitnya Letnan Pasa dan Putri Kenes.
59
59. Bisikan setan.
60
60. Sedikit cerita.
61
61. Ribut kecil.
62
62. Paham perlahan.
63
63. Bujukan para Kangmas.
64
64. Hanya kamu di hati.
65
Kisah baru.
66
65. Antara hidup dan mati.
67
66. Kalut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!