Aku memang mencintainya, tapi aku tak mau menjadi bodoh karnanya, bagiku jika tak anggap oleh orang-orang di sekitar mu, maka carilah tempat dimana orang-orang akan menganggap mu.
*******
Arzeta Asafa wanita berusia 25 tahun sudah membina rumah tangga selama kurang lebih 3 tahun, namun belum memiliki momongan bukan karna mandul tapi karna sang suami yang mengalami impoten hingga Zeta harus bersabar dengan hinaan serta cacian dari keluarga besarnya.
Tapi siapa sangka rumah tangga yang dia jaga selama ini, menyimpan DURI di dalamnya.
yuk ikuti kisah Arzeta dan siapa DURI yang merusak ke bahagiaan rumah tangga Zeta...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DEWI ARIYANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hotel Mutiara.
Sebenarnya Zaidan merasa kan ke kosongan di hatinya selama setengah bulan ini, Zaidan merasa ada yang hilang semangatnya pun menurun, dia merindukan Renita sekertaris bawelnya. Tapi apa daya wanita itu sepertinya enggan walau sekedar membaca pesan darinya.
"Lah, si bos kenapa dah🤔🤔🤔? Dateng-dateng suram amat mukanya?" ucap Rudi saat melihat kedatangan sang bos.
"Udah ada kabar dari si Bawel?" tanya Zaidan pada Rudi saat dirinya duduk di sofa ruangan Rudi.
"Belum, bos! Dia blok nomor ku" jawab Rudi sambil menghela nafas.
Eh... "Tunggu dulu? Kenapa bos tiba-tiba tanyak soal Renita?" ucap Rudi penasaran.
"Gak apa-apa" jawab Zaidan lalu pergi meninggalkan ruangan sang asisten.
"Dih! Si Bos ada-ada aja? Pasti dia kangen sama kopi ples kecerewetan Reni" gumam Rudi saat melihat Zaidan sudah menghilang di balik pintu.
"Entah kenapa hati merasa kosong? Walau Kania ada di dekat ku tapi ke kosongan itu jelas terasa" gumam Zaidan dalam hati, sambil berjalan menuju ruangannya.
Ceklek... Begitu pintu terbuka Zaidan mengerutkan kening nya🤨🤨🤨 mera heran akan dengan kehadiran Kania di situ.
" Sejak kapan dia ada disini? Huh... Semenjak Renita cuti gak ada yang melapor akan kedatangan tamu ke ruangan ku." gumam Zaidan dalam hati.
Entah mengapa selama 2 minggu berinteraksi kembali dengan Kania, dia merasa hambar bahkan dia merasa hidupnya kembali monoton tak ada warna serta canda tawa.
Huhhff... Helaan nafas keluar dari mulut Zaidan.
"Mas! Kenapa?" tanya Kania pada saat melihat Zaidan membuka pintu tapi malah berdiri mematung, bukannya menghampiri dirinya.
"Gak apa-apa" jawab Zaidan singkat.
"Kenapa kesini gak ngabari dulu." ucap Zaidan sambil melangkah ke arah meja kerjanya.
"Emm... Maaf Mas? Tadi anak bungsu aku demam terus harus di rawat ke rumah sakit, aku kesini karna anak aku kangen ayahnya, sedang kan ayahnya kan udah gak ada, makanya aku kesini buat minta tolong mas Zai" jawab Kania, sambil menunduk dengan wajah sedihnya.
Kania menyadari bahwa Zaidan sudah berubah walau raganya sedang bersama dia tapi hati dan pikirannya selalu menuju Renita.
"Awas aja😡😡😡 aku bakal ngelakuin segala cara agar Zaidan terus berada di sisi ku" gumam Kania dalam hati.
"Maaf Kan! Tapi aku gak bisa aku harus meting dengan klain nanti di luar jadi gak bisa nemeni kamu ke RS" jawab Zaidan, sambil membuka beberapa dokumen di mejanya.
"Oh... Ya udah gak apa-apa deh kalok gitu" ucap Kania, tanpak sekali jika dia kecewa dengan ke putusan Zaidan.
Jika di Bali Zaidan sedang merasa kan bimbang hati dan pikiran, berbeda dengan Ardi yang berada di Jakarta.
"Bos, 30 menit lagi kita berangkat ke Hotel Mutiara Tuan Bilioner ingin kita membahas kerja sama nya di sana" ucap Geral asisten Ardi.
"Ok, aku mau telfon Bumil dulu sebelum kita berangkat" jawab Ardi.
Tut tut
Sedangkan Zeta saat ini sedang bersantai dengan Oma Seli dan Bunda Gepi, mereka sedang ngerujak bersama.
Drttt Drttt
"Hubby😍😍😍" is caling.
"Hallo! Assalamualaikum Hubby" jawab Zeta dari sebrang telfon.
Sedang kan Ardi langsung mengembang kan seyumnya karana telfonnya telah terhubung.
"Hallo! Waalaikumsalam sayang Mas! Rindu gak sama Mas? Mas aja udah rindu kali dengan bumil cantik juga twins" ucap Ardi dari sebrang telfon.
"Rindu dong! Malah aku mau tidur tapi gak bisa karna gak ada Hubby yang elusin perut aku! Jawab Zeta sedih.
Ya itulah kenyataannya sedari pulang kantor Zeta merasa tubuhnya sangat lelah tapi saat dia berbaring mata nya gak bisa di ajak kompromi, merasa ada yang kurang dari kegiatan tidurnya.
"Sabar ya sayang Mas usahain kerjaan di sini biar cepet rampung dan Mas akan langsung pulang ke Bali" ucap Ardi menenangkan Bumil cantiknya.
Saat Ardi masih menenangkan Zeta Geral sang asisten datang mengajak berangkat menuju hotel Mutiara.
Tok tok.
"Bos ayok kita berangkat" ucap Geral pada Ardi.
"ok" jawab Ardi dengan mengangkat jempol tangan kirinya.
"Sayang Mas mau meting dulu ya! Kamu dan twins sehat-sehat di sana, Mas akan usahain agar Mas gak lama di Jakarta" ucap Ardi pada Zeta.
Zeta hanya menganguk, sebagai jawaban.
Jelas anggukan Zeta Ardi tidak melihatnya, namun sepertinya Ardi menyadari kediaman Zeta menanda kan bumil itu sedang merasa sedih.
"Ya udah, Mas tutup dulu ya, Asalamualaikum bumil cantiknya Ardinata" ucap Ardi dari balik telfon.
"Walaikumsalam Hubby papa twins" jawab Renita, Ardi yang mendengar ucapan Renita bertambah lah seyum di bibirnya.
Tiitt... Begitu telfon terputus Ardi pun segera beranjak menuju pintu ruangannya, karna Geral sudah menunggu kedatangannya.
"Ayo" ucap Ardi setelah sampai di depan pintu.
Geral hanya mengangguk sebagai jawaban.
Saat Ardi dan Geral memasuki lift dari lantai 20 menuju lantai 1 hanya ada ke heningan dari ke duanya.
Ting... Saat mereka sampai di lobi para kariyawan wanita menatap kagum pada ke dua pria penting di Wijaya Group itu.
"Gila pesona pak Geral dan Bos Ardi gak kaleng-kaleng" bisik para kau Hawa itu.
Ardi yang memang memiliki tubuh tinggi rahang tegas wajah ramah nan rupawan itu, membuat kaum hawa menjadi kan dirinya sebagai objek suami halu, kenyataanya Arzeta Asafa lah pemenang akan dirinya.
"Siang pak Ardi pak Geral" ucap resepsionis wanita bernama Amira dan Desi.
"Siang juga Amira Desi" jawab Geral, sedangkan Ardi hanya mengangguk sebagai jawaban.
Setelah ke duanya pergi meninggal kan kantor beberapa kariyawan mulai sibuk lagi bergosip sambil melakukan tugas mereka.
Hampir 1 jam meting antara Wijaya Group yang di pimpin Ardi dan Angkasa Group yang di pimpin tuan Bilioner membahas kerja sama antar dua perusahan itu, hingga keduanya mencapai satu titik kesepakatan yang menandakan bahwa kerja sama ini sukses, barulah kedua belah pihak berjabat tangan dan berpisah setelahnya.
"Bos itu bukannya mantan suami Nonya Zeta ya?" ucap Geral saat melihat Revan yang tengah adu mulut dengan seorang wanita.
"Iya" jawab Ardi sambil memperhatikan ke dua wanita dan pria yang sedang cekcok itu.
"Apa tujuan mu ke Bali seminggu lalu, El?" tanya Revan pada Kania.
"Apa urusannya dengan mu, hah! Kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi, jadi jangan ikut campur!" jawab Elsa ketus.
"Aku peringati jangan sesekali kau berfikir untuk merebut suami Zeta, seperti dulu kau menjebak ku hingga aku berakhir berpisah dengan Zeta, El" ucap Revan sambil memengang kedua lengan Elsa.
"Bukan urusan mu!" jawab Elsa sambil menepis tangan Revan.
"El aku tau kau membenci Elsa karna mamanya menjadi istri kedua dari ayah Davit! Tapi kenyataannya kalian hidup dengan harta dari kakek Zeta, itu fakta Elsa, itu FAKTANYA" ucap Revan lalu pergi meninggal kan Elsa.
"SIAL, AKU BENCI HIDUP DENGAN BAYANG-BAYANG ZETA" teriak Elsa sambil mengempal ke dua tangannya.
"Bos, sepertinya wanita itu cukup berbahaya dan licik" ucap Geral pada Ardi.
"Ya, dan aku baru menyadari wanita itu tadi pagi berangkat dari Bali satu pesawat dengan ku, sepertinya ada yang dia rencanakan" jawab Ardi pada Geral.
"Kirim orang untuk mengawasi wanita itu selama saya di Jakarta, tapi ingat jangan membuat dia curiga" ucap Ardi lagi lalu mereka pergi meninggal kan hotel Mutiara.
Selamat pagi para sahabat NT dan MT....
Semoga kalian semua sehat selalu dan terima kasih atas dukungannya untuk kariya saya....