NovelToon NovelToon
PRIA 2MILIAR DAN SEBUAH HATI

PRIA 2MILIAR DAN SEBUAH HATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Mafia / Balas Dendam / Beda Usia
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Little Fox_wdyrskwt

Liam, seorang DJ tampan di sebuah diskotik mewah, terperangkap dalam lingkaran setan. Ia dipaksa menjadi "pria bayaran" oleh Mr. Ricardo, pemilik diskotik yang kejam. Liam terpaksa menerima tip dari para wanita kaya, meski hatinya menolak. Ia berusaha bebas, namun ancaman Mr. Ricardo dan desakan teman-temannya membuatnya terjebak. Suatu malam, Amanda, seorang wanita muda kaya raya yang sering berkunjung ke diskotik tersebut, tertarik pada Liam. Amanda terbiasa mendapatkan apa saja yang diinginkannya dengan uangnya, namun Liam berbeda. Liam tidak tertarik pada uang Amanda, dan ini justru membuat Amanda semakin tertarik padanya. Amanda menawarkan Liam uang sebesar dua miliar rupiah untuk menjadi miliknya. Tawaran ini menjadi titik balik dalam hidup Liam. Apakah Liam akan menerima tawaran Amanda dan bebas dari jeratan Mr. Ricardo? Atau akan ada konflik yang akan terjadi? Akankah cinta mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

༺ ༻ BAB 24 ༺ ༻

...✧༺♥༻✧...

Liam duduk di kursi usang di sudut kamarnya, tatapannya terpaku pada foto Amanda. Dua bulan telah berlalu sejak Amanda menghilang.

Dua bulan ia berjuang untuk menemukan Amanda, dua bulan ia dihantui oleh rasa khawatir dan kecemasan. Ia terus mencari, terus menyelidiki, namun semua upaya itu sia-sia.

Ia menatap foto itu dengan tatapan yang penuh dengan kesedihan dan kemarahan. Wajah Amanda yang ceria dan cantik itu mengingatkannya pada kenangan indah mereka bersama. Kenangan itu membuat hatinya semakin hancur.

Liam kembali mengingat cuplikan CCTV rumah sakit yang menunjukkan Ricardo dan Septian. Ia melihat dengan jelas bagaimana Septian menggendong Amanda dengan mesra. Adegan itu membuat kemarahannya memuncak.

"Mengapa mereka melakukan ini?" sebuah kata-kata yang terus terbayang di kepalanya.

"Mengapa mereka menculik Amanda?"

"Mengapa… mengapa kalian melakukan ini?" gumam Liam, suaranya penuh dengan kemarahan dan kesedihan.

"Aku tidak akan memaafkan kalian. Aku akan menemukan Amanda… aku akan membawanya kembali."

Liam mengepalkan tangannya. Ia bertekad untuk terus mencari Amanda, tidak peduli seberapa sulit itu. Ia tidak akan berhenti sampai ia menemukan Amanda dan membawanya kembali ke pelukannya. Ia akan membalas kejahatan Ricardo dan Septian.

Liam mengepalkan tangannya semakin erat, urat-urat di tangannya nampak menonjol. Amarahnya memuncak. Ia berbicara dengan nada yang sangat tajam dan penuh dengan kemarahan, kata-katanya seperti peluru yang diarahkan pada Ricardo dan Septian.

"Kalian memanfaatkan Amanda yang sedang kehilangan ingatannya!"

"Kalian menipunya!" teriaknya, suaranya bergema di dalam kamar yang sunyi.

"Kalian mengambil kesempatan di mana dia tidak mengingat tentang dirinya!"

"Kalian mencuri kebahagiaan dan hidupnya!"

Liam menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan amarahnya. Namun, kemarahan itu terus membakar jiwanya. Ia terus berbicara, kata-katanya mengalir seperti air banjir.

"Mr. Ricardo… aku tidak membunuhmu saat itu! Tapi kau… kau kembali mengambil apa yang harus menjadi milikku!"

"Kau ingin menghancurkan hidupku lagi!" Liam menunjuk foto Amanda dengan jari yang gemetar. "Dia… dia adalah hidupku! Dan kau mencurinya!"

Kemarahannya beralih pada Septian. Suaranya berubah, lebih sedih daripada marah.

"Septian… ya, kakak… teman baikku… tapi kau… kau sekarang bersekutu dengan Ricardo! Kau mengkhianati persahabatan kita! Kau mengkhianati Amanda!"

Liam jatuh duduk lemas di kursinya. Ia merasa sangat lelah dan putus asa. Namun, di balik kelelahan dan keputusasaan itu, ada sebuah tekad yang kuat berkobar di dalam hatinya.

Ia tidak akan berhenti sampai ia menemukan Amanda dan membawanya kembali. Ia akan membalas kejahatan Ricardo dan Septian.

Liam terduduk lemas di lantai, tubuhnya bergetar keras. Tangisannya pecah, isak tangis yang menyesakkan dada, menunjukkan kehancuran jiwanya.

Ia menangis sekeras-kerasnya, mengeluarkan semua kesedihan dan keputusasaan yang telah lama ia pendam. Air matanya mengalir deras, membasahi pipinya dan lantai kamarnya.

"Amanda... kembali lah Aku merindukan mu"

Ia merasa sangat lemah, sangat tak berdaya. Kehilangan Amanda seperti kehilangan separuh jiwanya, kehilangan hidupnya, kehilangan kewarasannya. Dunia di matanya menjadi gelap dan hampa.

...✧༺♥༻✧...

Di tengah tangisnya, ia berteriak, suaranya parau dan putus-putus. Kata-kata itu keluar dari lubuk hatinya yang terluka dalam.

"Nona… kembalilah padaku…" lirihnya, suaranya hampir tak terdengar di tengah isak tangisnya.

"Ingat aku… aku merindukanmu… aku mencintaimu sangat… sangat mencintaimu, nona…"

Tangisannya semakin keras, suaranya berubah menjadi teriakan yang pilu dan menyayat hati.

"AAAAAAAAAAAAMMANDAAAA…" teriakan itu bergema di dalam kamar, menunjukkan keputusasaan dan rasa hilang yang mendalam.

Ia merasa sangat sepi, sangat kesepian. Ia ingin Amanda kembali ke pelukannya. Ia ingin Amanda mengingatnya. Ia ingin Amanda mencintainya lagi.

Liam terduduk lemas di lantai, tangisannya perlahan mereda. Matanya sayup dan bengkak akibat tangisan yang panjang. Napasnya terengah-engah, tubuhnya lemas kehabisan tenaga.

Dengan mata yang masih basah air mata, ia menatap foto Amanda. Seulas senyum kecil tersungging di bibirnya, senyum yang penuh dengan kesedihan dan kerinduan.

Ia mengingat senyum Amanda, tawa Amanda, dan kehangatan Amanda. Kenangan itu memberinya sedikit penghiburan di tengah kesedihan yang mendalam. Namun, kenangan itu juga membuat hatinya semakin hancur.

Liam menatap foto itu untuk waktu yang lama, seperti ingin menyerap semua energi yang tersisa dari foto tersebut.

Ia merasa begitu lelah, begitu lelah untuk berjuang. Ia merasa bahwa ia tidak mampu lagi untuk melanjutkan perjuangannya untuk menemukan Amanda.

Perlahan, tubuhnya menjadi lemas. Kepalanya menunduk, dan ia pingsan tanpa sadar. Tubuhnya terkulai lemas di lantai, di samping foto Amanda yang tercinta. Foto itu menjadi satu-satunya teman setia di dalam kesunyian kamarnya.

Beberapa jam kemudian, Liam terbangun dengan kepala yang terasa berat. Ia meraba-raba sekitarnya, merasakan kekeras lantai di bawah tubuhnya.

Ingatan akan tangisannya yang tak terkendali kembali menyergapnya, membuat dadanya sesak. Ia duduk dengan pusing, merasakan sakit di pelipisnya.

Matanya jatuh pada foto Amanda yang terletak di dekatnya. Ia mengambilnya dengan tangan gemetar, menatap wajah Amanda yang tertangkap dalam bidikan kamera. Senyum Amanda tampak begitu jauh, begitu sulit dijangkau.

"Amanda…" lirihnya, suaranya masih parau. "Aku… aku harus menemukanmu."

...✧༺♥༻✧...

Tekad baru muncul di dalam hatinya. Kelelahan dan keputusasaan yang ia rasakan sebelumnya berangsur hilang, diganti dengan semangat yang membara. Ia tidak akan menyerah. Ia harus menemukan Amanda, tidak peduli seberapa sulit itu.

Ia bangun dari lantai, tubuhnya masih lemah, namun semangatnya kuat. Ia akan memulai pencarian kembali.

Ia akan mencari petunjuk baru, ia akan menyelidiki lebih dalam. Ia tidak akan berhenti sampai ia menemukan Amanda dan membawanya kembali.

Liam mengepalkan tangannya, tatapannya teguh dan bertekad. Ia berbicara dengan suara yang rendah tetapi kuat, kata-katanya menunjukkan tekad yang tak tergoyahkan.

"Aku akan membuatmu mengingatku, Amanda," gumamnya, suaranya penuh dengan janji. "Aku akan membuatmu ingat semua tentang kita. Aku akan membuatmu ingat cinta kita."

Ia menatap foto Amanda dengan tatapan yang penuh dengan cinta dan kerinduan. Ia tidak akan menyerah. Ia akan terus berjuang untuk mendapatkan Amanda kembali. Ia akan memperjuangkan cinta mereka.

Ia akan menggunakan semua cara yang ia miliki untuk membuat Amanda mengingatnya. Ia akan mencari petunjuk, ia akan menyelidiki, ia akan melakukan apa saja yang diperlukan untuk membuat Amanda mengingatnya kembali.

Liam duduk tegak di kursinya, wajahnya tegas dan bertekad. Ia mengambil posisi Amanda untuk sementara waktu.

Ia akan memanfaatkan jaringan dan kekuasaan Amanda untuk mencari tahu keberadaan Ricardo dan menyelamatkan Amanda. Ia memegang telepon, suaranya dalam dan berwibawa.

"Siapkan semua… semua anak buahku," perintah Liam dengan suara yang tajam dan tegas.

"Liam Alessandro Reyes… ingat nama itu." Ia mengulang namanya dengan suara yang penuh kekuasaan. "Kalian akan bekerja untukku sekarang."

Ia menghentikan sejenak perkataannya, napasnya agak tersengal-sengal karena kekuatan yang dibutuhkannya untuk menguasai situasi. Ia terus berbicara dengan nada yang sangat tegas.

"Ketua… kalian membutuhkan saya sekarang," katanya dengan suara yang lebih lembut, namun tetap berwibawa.

"Maaf aku baru mengabari tentang Amanda Valkyrie Alistair."

Ia mengulang nama Amanda dengan suara yang penuh dengan kerinduan. "Aku ingin kalian… lacak Ricardo Silas… SEKARANG!"

Liam menutup telepon dengan suara klik yang tajam. Ia telah memberikan perintahnya. Sekarang, ia hanya perlu menunggu.

Ia percaya pada anak buah Amanda, mereka akan melakukan apa yang diperintahkan. Ia akan menemukan Amanda. Ia akan membawanya kembali.

...✧༺♥༻✧...

...Bersambung.......

1
Iris
seruu lanjutkan author !!

terima kasih sudah mampir karyaku yaaa
Little Fox🦊_wdyrskwt
iyaa... padat penduduk disana wkwkwk kumuh bagi mereka yang tinggal disana
lilirina: mangat
total 1 replies
Nysa Yvonne
Ini mah nggak perkampungan kumuh kak, aku aja suka pemandangan nya, wkwkwk.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!