"Maafkan aku mas, aku sudah berusaha untuk mencintai kamu, tapi nyatanya aku gak bisa, aku hanya menganggap ini hubungan balas budi.." Kinara menyodorkan sebuah map "Aku mohon lepaskan aku, agar aku bisa menjalani hidupku dengan pria yang aku cintai... tolong..
ceraikan aku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan Yoga
Kinara menatap langit cerah diatas sana, hari ini adalah sidang putusan perceraiannya dengan Yoga.
"Aku sudah ikhlas sungguh, tapi tetap saja saat mengingat pengkhianatan mereka hatiku masih sakit.."
Kinara melangkahkan kakinya keluar pekarangan rumahnya, rumah peninggalan orang tuanya, tangannya sesekali mengusap perutnya yang masih rata usia kandungannya baru dua bulan, dan belum terlihat kentara, beruntung Yoga tidak mempersulit perceraian mereka jika tidak, Yoga mungkin bisa tau dia tengah mengandung sekarang, tapi apa bedanya, bukankah Yoga memang tidak menginginkan anak darinya.
.
.
"Maafkan aku" Yoga mengajak Kinara bicara di sebuah taman "Aku menyesal sudah menyianyiakan kamu"
"Semua sudah selesai mas tak perlu diungkit.. aku sudah ikhlas"
"Apa kamu hidup dengan baik,dimana kamu tinggal, apa kamu berkecukupan, kamu bahkan tak membawa sepeser pun dari rumah" tenggorokan Yoga tercekat..
"Aku bawa, aku bawa uang tabungan ku yang aku punya sebelum kita menikah, aku juga masih punya rumah warisan dari orang tuaku, aku juga hidup dengan baik, berat badanku bahkan bertambah"
Yoga terkekeh "Kamu seperti mengatakan bahwa hidup bersamaku membuat kamu kurus,apa kamu begitu menderita?"
"Aku bahagia selama tiga tahun ini, aku merasa dicintai,meski nyatanya itu palsu.. " Kinara tersenyum ringan, menunjukan bahwa hatinya sudah benar benar ikhlas.
"Jika aku bilang itu tidak palsu apa kamu percaya" Yoga menatap lekat Kinara.
Kinara menggeleng "Jangan katakan itu mas,karna semuanya sudah selesai sekarang"
"Hiduplah dengan baik, nikahi Anita dan jangan terus melakukan dosa,berikan hubungan kalian status, aku pergi..semoga kalian selalu bahagia" Yoga menunduk dengan perasaan berkecamuk Kinara sekarang benar benar pergi, semuanya sudah selesai.
Kinara masih mendoakan Yoga bahkan ketika dirinya telah menyakiti Kinara.
"Maafkan aku Kinara.."
Kinara mendengar gumaman itu, namun langkahnya tak berhenti dia terus berjalan meninggalkan Yoga, yang masih termenung duduk sendirian.
Yoga melihat genggamannya cincin pernikahan Kinara yang sudah Kinara kembalikan sejak gugatan perceraiannya dilayangkan.
Semua sudah berakhir tentu saja Kinara harus mengembalikan semuanya, di persidangan Kinara tak mengajukan harta gono gini maupun kewajiban Yoga menafkahinya selama masa idahnya belum usai, tapi Yoga tetap memerintahkan pengacaranya mentransfer sejumlah uang pada Kinara, setidaknya Yoga bisa memastikan hidup Kinara baik-baik saja selama beberapa tahun kedepan.
Yoga menyesal, andai dia tak mengikuti nafsunya dan memutuskan hubungannya dengan Anita pasti dia tidak akan kehilangan Kinara, meski mungkin dia akan merasa bersalah pada Anita, tapi mungkin rasanya tak seperti rasa sakit saat kehilangan Kinara.
Yoga bangun dan berjalan kemana mobilnya berada, Yoga memutuskan pulang kerumahnya, rumah tempat dulu dia bisa melihat istrinya menyambutnya pulang namun kini dia hanya melihat kesepian dirumahnya.
Mungkin ini yang Kinara bilang bahwa rumah mereka terlalu besar dan sangat sepi, hingga Kinara ingin segera memiliki momongan, andaikan mereka memiliki anak apakah Kinara tidak akan menceraikannya, dan memikirkan kembali keputusannya demi anak mereka.
Kenapa tidak dia iyakan saja saat Kinara ingin melepas kontrasepsinya, Yoga memukul kepalanya "Bodoh dasar bodoh".
Yoga berjalan kearah lemari es lalu mengambil minuman disana, jika ada Kinara dia pasti akan dilarang terlalu banyak minum namun hari ini dia ingin minum sepuasnya, dan berharap dengan begitu dia bisa melupakan semua kesakitannya, juga melupakan Kinara.
Hari ini adalah hari paling buruk dalam hidup Yoga dimana dia kehilangan Kinara, yang baru dia sadari adalah separuh hidupnya.
"Kinara.." Yoga mabuk sambil menangis dan terus bergumam nama mantan istrinya, dia menyesal sudah menyianyiakan Kinara dan berselingkuh di belakangnya, dia berusaha bangkit namun kepalanya juga sudah berat karena rasa pusing akibat minuman yang dia teguk.
Yoga berjalan kearah kamarnya dengan terseok dan beberapa kali terjatuh, di dalam kamar Yoga membaringkan tubuhnya, kepalanya yang menghadap langit-langit menatap kosong, di kamar ini dia dan Kinara biasa memadu kasih, bercanda, bercerita bahkan bercinta.
Seharusnya Yoga bisa puas dengan Kinara saja, mengapa harus memilih cinta yang lainnya juga, bahkan meski Anita cinta yang pertama bagi Yoga, bukankan harusnya tetap istri yang baik untuk dirinya.
Selama ini Yoga memperlakukan Kinara dengan tulus, meski cinta belum tumbuh dihatinya, sejak dulu dia selalu berusaha menjadi suami yang baik dan lembut.
Dia tak pernah berfikir saat semuanya terbongkar Kinara akan langsung pergi, meninggalkannya, karena dia merasa Kinara begitu mencintainya dan bergantung padanya.
Dipagi hari Yoga di kagetkan dengan suara-suara riuh, Yoga bangun dengan cepat meski kepalanya masih sangat pusing akibat minuman semalam, Yoga semakin jelas mendengar orang ribut dilantai bawah, lantas dia segera menggerakkan kakinya menuju kearah suara.
"Ini dia tuan rumah" seorang wanita paruh baya bersedekap menatap Yoga yang masih berjalan kearahnya.
"Mama mau apa kemari?" Yoga bertanya dengan malas.
"Oh.. jadi Mama harus punya alasan agar bisa bertemu anak mama sendiri"
"Kamu tidak lihat rumah berantakan seperti ini, apa istri tercintamu itu bahkan tidak becus untuk mengurusi rumah" Yoga memutar matanya malas melihat para pelayan sudah datang dan mulai merapikan kekacauan yang Yoga ciptakan semalam.
Mama Yoga memang tidak tahu sama sekali tentang perceraiannya dengan Kinara, mungkin Kinara juga enggan memberitahu karena sejak awal Mamanya tidak pernah menyukainya, dan Yoga juga sibuk terpuruk sendiri.
Oh ya, satu lagi kelebihan Kinara,yang membuat Yoga menyesal telah menyakitinya, Kinara selalu sabar meski selalu mendapat cacian dari Mamanya, yang belum tentu wanita lain bisa menghadapinya.
"Kamu lihat rumah ini seperti rumah angker, semua tirai tertutup, barang berantakan.. istrimu itu tidak punya pekerjaan lain selain mengurus rumah kalian, apa begini saja di tidak mau.."
Yoga mengepalkan kedua tangannya.
"Sudah cukup Ma, jangan bawa-bawa Kinara, selama ini dia melayaniku dengan baik, dia tak perlu melakukan apapun lagi, dan lagi kami punya pelayan jadi Kinara tak perlu melakukan apapun dirumah ini"
"Oh, begitu.. bagus sekali kalau begitu.. kamu juga sudah berani sama Mama sekarang!" Yoga menunduk, benar bahkan selama ini Yoga tak pernah membela Kinara dan hanya mengambil jalan tengah dengan membeli rumah yang jaraknya jauh dari orang tuanya agar Kinara nyaman, namun dia selalu diam saat Mamanya meneriaki Kinara wanita miskin yang hanya mengeruk harta Yoga, padahal saat pergi pun Kinara tak membawa apa-apa, Yoga hanya menenangkan Kinara disaat Mama nya sudah tidak ada.
Namun sekarang kenapa Yoga berani, bahkan saat Kinara yang dia bela juga sudah tidak ada.
"Benar harusnya aku melakukan ini sejak dulu, aku tidak seharunya membiarkan Mama terus menghinanya hanya karena dia anak yatim piatu, dan tak punya apa-apa, sekarang bahkan apa yang aku lakukan juga sudah terlambat" Yoga pergi meninggalkan Mamanya yang mengeram marah, dia tak ingin menjelaskan apapun tentang keadaan keluarganya yang sudah terpecah belah karena kebodohannya.
Mamanya tak menyukai Kinara sejak awal, karena Kinara tumbuh di keluarga yang sederhana yang menurutnya tidak setara dengan keluarganya.
"Cih.. istri tidak berguna saja di bela.."
Mama Yoga menatap sinis para pelayan yang menatapnya dan mungkin mencuri dengar apa yang dia katakan tadi.
"Kenapa kamu melihat saya seperti itu! kerjakan pekerjaanmu sana! sudah datang terlambat sekarang nguping lagi"
"Maaf Nyonya, tapi Bu Kinara memang tidak ada dirumah.." sejak tadi dia ingin mengatakan ini, namun Ibu dari tuan mereka ini terus saja marah dan memaki menantunya dan membuat mereka takut.
"Oh, jadi pagi-pagi begini dia sudah pergi.. dasar wanita tidak sadar diri, sudah dikasih hidup nyaman malah ngelunjak, bukannya mengurus suami dan rumah malah sudah pergi di pagi hari begini.."
"Maaf Nyonya.. tapi Bu Kinara pergi karena bercerai dari Bapak"
"Apa!"
.
.
.
Like..
Komen..
Vote..
Jangan komplain ya😁 cerita ini juga awalnya memang di buat seperti cerita ikan terbang, jadi yah begitulah.. jadi jangan sampai ada yang bilang "Ih ceritanya udah kayak sinetron ikan terbang" Lah memang begitu, maka dari itu saya sarankan yang gak suka mending langsung mundur.
Dan juga sama seperti sequel nya"Hati yang terluka" akan ada banyak luka disini🤧.
kudungung banga wanita seperti itu ..
ketika tau dihiyanati ...
langsung putuskan ,mencari jln yg lebih baik kedepan x....