pura-pura cinta sudah biasa.pura-pura sayang sudah merajalela,ini pura-pura hamil adakah yang percaya?
Demi untuk menggagalkan pernikahan kakak sahabatnya,Anggun Praswari mengaku kepada orang tua Siska dan Galang bahwa sedang mengandung anak Galang.
Namun tunangan Galang tak terima bila pernikahan mereka dibatalkan,sehingga membawa Anggun ke Dokter kandungan untuk membuktikan bila Anggun hanya berbohong,saat semua kedua keluarga sudah datang dan Anggun diperiksa ternyata Anggun benar-benar hamil.Membuat Eliana tunangan Galang tak percaya,begitu juga Anggun dan Siska yang terkejut dengan hasilnya.
"Galang kamu harus segera menikahi Anggun sebelum perutnya membesar",perintah Ayah kandung Galang.
"Tidak bisa,Aku tunangan Galang,aku yakin itu pasti bukan anak Galang",teriak Eliana,membuat Siska menatap Anggun yang terdiam karena masih shock.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hardiantomy Corro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
wanita dari masalalu
Sungguh tenang walau hanya dua hari,dua hari pula Galang dan Anggun berusaha meminta maaf kepada Siska.
"Aku ingin sendiri dulu",ucap Siska dingin dan acuh.
Membuat Galang dan Anggun merasa sangat bersalah,Anggun sahabat plus kakak iparnya sampai mengirimkan hadiah dan kue ultah serta kue permohonan maaf.
"Sudahi sayang,kasihan mereka berdua,apalagi Anggun,dia sedang hamil besar takutnya karena ini menjadi beban pikirnya",nasehat Reza.
"Iya besok kita temui mereka,"ucap Siska.
Dikediaman galang Dan Anggun,"Kalau saja tidak membuat surprise mungkin Siska tak semarah ini",ujar Galang frustasi sebab pekerjaan kantor menumpuk.
"Kakak menyalahkan ku?",tanya Anggun,sebab ide membuat surprise ulang tahun Siska memang dari Anggun,namun Anggun tidak menyuruh Galang untuk berbohong tentang dia yang jatuh.
"Tidak,aku mau istirahat",ucap Galang acuh dan meninggalkan Anggun.
Anggun berpikir,ini mungkin tidak terjadi bila tidak membuat surprise waktunya dia merayakannya seperti tahun-tahun sebelum nya.
Hingga malam menyapa,Anggun masih menyalahkan dirinya,dia mengirim pesan panjang untuk Siska wujud permintaan maaf nya,setelah itu masuk kekamar untuk istirahat,"Kak,besok bisa temani aku mencari perlengkapan untuk bayi kita",lirih Anggun membuka pembicaraan.
"Besok tidak bisa,aku ada meeting,pekerjaan kantor juga menumpuk sebab Siska belum juga masuk kerja",ucap Galang tetap fokus dengan laptopnya.
"Boleh aku membantu,biar pekerjaan mu lebih ringan",ucap Anggun.
"Tidak perlu istirahatlah",ucap Galang tanpa memandang wajah Anggun yang kecewa.
"Baiklah",lirih Anggun,kecewa.
Anggun tidur memunggungi Galang,Galang menghela nafas dan menghembuskan dengan kasar,tak seharusnya dia begitu dengan Anggun,Galang mengirim pesan kepada mama dan mama mertuanya untuk besok menemani Anggun mencari perlengkapan bayi mereka,karena besok Galang sangat sibuk,namun bila sudah selesai Galang akan menyusul.
Galang naik ketempat tidur menyelimuti tubuh istrinya juga mencium kening,kemudian ikut berbaring sambil memeluk tubuh istrinya tak lupa juga mengusap perut besar Anggun.
"Maaf",bisik Galang.
Hari ini Siska dan Reza buru-buru ke rumah sakit sebab Anggun mengalami kontraksi,"Bagaimana keadaan Anggun tante,mama?",tanya Siska panik.
"Sedang diperiksa Dokter",ujar Mama Ririn tak kalah paniknya.
Galang datang bersama papa Adi serta papa Pras yang menyusul,"Kenapa bisa seperti ini?,"tanya Papa Pras,sedangkan Galang begitu cemas dan khawatir,itu terjadi karena dia.
"Mama tidak tau pa,kami menemani mencari perlengkapan bayi dan juga kado,namun didalam mobil Anggun merasa kram bagian perutnya,Mama dan Ririn segera membawanya kerumah sakit",terang mama pras,Dokter keluar dari ruang pemeriksaan.
"Bagaimana keadaan istri saya?",tanya Galang.
"Hanya kontraksi palsu,itu tidak apa-apa,yang terpenting ibu hamil harus banyak-banyak istirahat ya dan jangan banyak pikiran",jelas Dokter.
Galang segera masuk kedalam kamar rawat Anggun,Galang merasa bersalah,dia melihat istrinya memejamkan mata,sambil mengatur nafas,Anggun membuka matanya saat aroma parfum suaminya tercium indra penciumannya.
"Maafin Anggun kak",lirih Anggun.
"Shuut,harusnya aku yang minta maaf",ucap Galang memeluk tubuh istrinya,Anggun ini ringan sekali mengucapkan maaf,padahal jelas Galang yang salah.
Galang melerai pelukan,mengusap perut buncit Anggun,"Jangan nakal sayang,kasihan mama",ucap Galang.
Semua orang masuk kedalam ruang rawat Anggun,"Kata Dokter sudah boleh pulang kalau infusnya sudah habis dan sudah merasa enakan",ucap Mama Pras.
Siska yang tak tahan menggeser Galang kemudian memeluk Anggun,"Maaf,kakak ipar sebab aku jadi seperti ini",ucap Siska sesal.
"Ini bukan salah mu,aku yang seharusnya meminta maaf",ucap lemah Anggun.
"Aku sudah memaafkan,kita baikan oke",ucap Siska.
Anggun mengangguk,"Hey,jangan buat sahabatku merasa kesakitan oke,kalau tidak aku jewer telinga mu",ucap Siska sambil mengelus perut Anggun,respon tendangan terasa ditangan Siska.
"Wah,dia merespon",ucap Siska terkejut.
"Jangan nakal yah",ucap Siska sambil mengelus perut Anggun dan tendangan terasa kembali.
"Dia merespon lagi",ucap Siska antusias
Siska terkejut namun juga senang,Galang berdehem,Siska melirik Galang,"Apa!!?",tanya Siska dengan nada jutek.
"Kakak juga minta maaf",ucap Galang.
"Transfer dulu lima puluh juta",ucap Siska.
Galang segera mentransfer adiknya tersebut,"Beneran?",ranya Siska saat ada notifikasi diponselnya.
"Iya,tapi nanti dipotong setiap bulannya",canda Galang.
"Utang gitu,maksudnya?,ck,ck kakak ku ternyata rentenir",ucap Siska.
Semua orang tertawa melihat kelakuan adik dan kakak,setelah dirasa sudah segar dan tidak kram,Anggun diperbolehkan pulang.
"Kak,aku dan papa Ke kantor,kakak mau ke Cafe kan?",tanya Siska kepada Reza.
"Iya,ayo aku antar",ucap Reza.
"Reza,biar Siska dengan papa saja,dari pada kamu nanti muter-muter",ucap Papa Adi.
"Baiklah,hati-hati",ucap Reza
Siska mengangguk.
Setelah mobil yang ditumpangi keluarga Anggun dan Galang meninggalkan rumah sakit,giliran Reza yang meninggalkan rumah sakit,mereka berbeda arah.
Reza memelankan laju kendaraannya saat seorang ibu paruh baya dengan menggunakan seragam supir taxi tengah mencoba memperbaiki mobil taxi nya.
Reza berhenti kemuduan membantu ibu tersebut,"Ada yang bisa saya bantu?",tanya Reza.
"Oh,ini nak sepertinya bahan bakarnya habis,ibu lupa mengisinya",ucap Wanita tersebut.
"Coba aku cek",ucap Reza membenarkan semuanya,ibu paruh baya tersebut memperhatikan Reza.
"Coba dihidupkan mesinnya",perintah Reza,wanita itu menuruti.
"Iya nak",ucap wanita tersebut menghidupkan mesin mobilnya dan berhasil.
"Terimakasih nak",ucap Wanita tersebut.
"Sama-sama Mak Yah",ucap Reza,Wanita tersebut terkejut hanya orang tertentu yang tau panggilan tersebut,maksudnya hanya orang yang tinggal ditempatnya dahulu yang mengenal nama tersebut.
"K-kamu kenal denganku?",tanya Mak Yah tergagap dan bingung.
Reza tersenyum dan mengangguk,"Ya Allah,apa benar ini kamu nak Reza?",tanya Mak Yah dengan mata berkaca-kaca,Reza mengangguk menahan haru,perempuan paruh baya tersebut memeluk Reza dengan erat.
Mereka berdua mencari tempat untuk bertukar cerita dan menanyakan kabar masing-masing.
"Nak Reza sekarang kerja jadi supir juga?",tanya Mak Yah melihat mobil bagus terparkir tak jauh dari tempat mereka duduk.
"Iya Mak Yah",ucap Reza merendah.
"Tidak apa,yang penting halal",ucap Mak Yah.
"Kabar Gadis bagaimana Mak?",tanya Reza.
"Dia sudah menikah,sudah punya anak satu,kalau nak Reza,sudah menikah apa belum?",tanya Mak Yah.
Reza menunjukan cincin kawinnya,"Alhamdulilah,semoga jadi keluarga sakinah,mawadah,warahmah",ucap Mak Yah mendoakan.
"Amin",balas Reza.
Mak Yah tersenyum,senyum seorang ibu yang tulus dan teduh namun tunggu dulu,kenapa Mak Yah bekerja sebagai supir.
"Mak Yah,boleh tanya sesuatu",ucap Reza.,
"Boleh nak,mau tanya apa?",tanya Mak Yah.
"Kenapa Mak Yah bekerja menjadi supir diusia yang tak muda,apa Gadis dan suaminya tidak mau mengurus Mak Yah?",tanya Reza.
"Tidak,bukan,ini keinginan Mak Yah setelah Abah tiada,Mak ingin melupakan rasa sedih dengan bekerja,kalau dirumah selalu teringat",ucap Mak Yah beralasan.
Reza mengangguk,Mak Yah dan suami adalah potret keluarga harmonis,tidak pernah sekalipun suami Mak Yah meninggikan suaranya,perlakuan terhadap Mak Yah begitu lembut,Mak Yah juga sebagai istri selalu perhatian terhadap suaminya selalu patuh terhadap apa yang diucapkan suaminya,Abah juga suami yang senantiasa melindungi dan menjaga istrinya,wajar bila kenangan mais itu selalu teringat.
Mak Yah berdiri,"Saya pamit dulu nak Reza,mashaAllah pertemuan ini sungguh mengobati rasa rindu Mak",ucap Mak Yah.
Reza memeluk wanita paruh baya tersebut yang dianggap ibu oleh Reza setelah ibu panti pastinya."Oh ya Mak,ini nomor ponsel ku,kalau ada apa-apa hubungi Reza",ucap Reza memberikan kartu nama.
"Iya nak,terimakasih masih mengingat Mak Yah",ucap Mak Yah.
"Mak Yah selalu Reza ingat",ucap Reza.
"Jaga kesehatan dan salam untuk istri mu",ucap Mak Yah.
"Nanti Reza sampaikan",ucap Reza.
"Assalamualaikum",salam Mak Yah.
"Waalaikumsalam",jawab Reza.
Mak Yah pulang dengan senyum yang mengembang wajah bahagianya terpancar walau sudah banyak kerutan.
Sesampainya dikontrakan putri semata wayang Mak Yah,Segera menghampirinya,"Mana uang nya,"tanya Gadis,Mak Yah merogoh kantong bajunya saat akan mengambil uang setoran,Gadis merampasnya.
"Kelamaan,eh ini kartu nama siapa?",tanya Gadis.
"Bawa sini Gadis",ucap Mak Yah,Gadis membaca kartu nama tersebut.
"Reza Oktavian",ucap Gadis.
Mak Yah merebut kartu nama tersebut,"Anak panti itu?",Tanya Gadis dengan nada tak suka.
"Iya tadi Mak ketemu dengan nak Reza dia bekerja sebagai supir perusahaan besar",ucap Mak Yah.
"Halah jadi supir saja bangga",cibir Gadis.
"Yang penting halal Gadis",ucap Mak Yah mengingatkan,daripada Gadis yang tak bekerja dan hanya menodong Mak Yah tang sudah renta,sedangkan suami Gadis pergi meninggalkan Gadis karena gaya hidupnya yang sok kaya,sehingga suaminya tak tahan akan tuntutan gaya hidup mewah Gadis.
"Ya,ya,ya",ucap Gadis namun seketika tersenyum saat mempunyai sebuah ide.
