zenata gadis super nakal yang memiliki macam kelakuan yang membuat gurunya geleng geleng kepala, mereka tidak bisa menegur muridnya itu.
karena percuma... setiap mereka tegur zenata akan melakukan kenakalan lainnya... ck..ck... ck.. ayo ikuti kisah zenata yang nantinya akan menemukan pawangnya.... he....he...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ahza rumaissa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14
Zenata sedang naik motor, di depannya dia melihat beberapa anak dari sekolah lain sedang berlarian.
"Ger... Gery." kata ze yang melihat gery teman SMP sedang lari melewatinya.
"Ze... Ayo.." kata gery yang langsung naik di motornya.
Ze yang tahu jika temannya sedang di kejar oleh beberapa orang langsung tancap gas.
(werrrr... Ze gas pol motor nya kabur)
Setelah di rasa sudah aman ze berhenti dan gery juga turun dari boncengan motornya.
"Ze makasih." kata gery
"Hmmm... " kata ze
"Ze.. kamu ngk berubah." kata gery melihat zenata.
"Kamu maunya aku berubah jadi apa, jangan aneh ger.." kata ze memukul lengan gery
"Ha... benar kamu masih seperti dulu, tomboy dan welcome kepada teman." kata gery dalam hati.
" Aouch..sakit." kata gery pura pura
"Ze.. Anak anak masih ada yang nanyai kamu." kata gery
"Hmmm.. Bagaimana kabar mereka.?" tanya ze
"Mereka masih aktif latihan, bang zaenal masih mengajar di padepokan." kata gery
"Masih sama kan di hari malam minggu." kata ze
"Hmm... Kapan kapan main, anak anak pasti suka terutama yasmin." kata gery
"Hmmm.. Kapan kapan aku ke padepokan." kata zenata
Sudah dua tahun ze memang tidak datang lagi untuk latihan karate bersama teman temanya saat SMP dulu.
Setelah gery pergi, ze juga meninggalkan tempat itu dan berpas pasan dengan yudha di depan rumahnya.
"Ze terimakasih sudah merawatku semalam." kata yudha
"Kak yudha sudah sembuh, kok sudah keluar rumah.?" tanya ze
"Kamu khawatir sama aku.?" tanya yudha
Ck.. Ze menatap sinis.
" Takut sia sia aku merawat kakak semalam jika masih sakit karena keluyuran." kata ze melihat yudha.
Yudha tersenyum mendengar perkataan zenata, adik kelasnya ini ternyata memiliki mulut yang tajam.
"Aku sudah sembuh, karena semalam di rawat tetangga yang baik hati." ujar yudha mengoda zenata.
Blus... Wajah ze mendadak memerah, rasa malu hinggap di dadanya, karena pujian pemuda di hadapannya.
Ze menggaruk rambutnya, "aku masuk dulu." kata ze yang sudah mendorong pagar rumahnya dan memasukkan motornya.
Yudha tersenyum melihat ze yang menggemaskan jika salah tingkah seperti itu.
"Apaan sich kak yudha, bisa bisa nya dia bicara seperti itu, bukannya dia biasa acuh kepada gadis yang ingin dekat dengannya... Aish..." kata ze menggerutu sendiri.
"Ada apa ze, pulang pulang kok ngomong sendiri.?" tanya miranda melihat putrinya.
"Hmmm... Mama masak apa, wanginya membuat ze lapar." kata ze yang mengalihkan pembicaraan kepada mamanya.
"Nih.. Mama masak rendang kesukaamu." kata miranda tersenyum
"Kalau gitu ze mau makan." kata ze
"Ets... Cuci tangan sana.!" kata miranda meminta anaknya cuci tangan.
Ze yang sudah duduk di meja makan kembali bagun dan mencuci tangannya, lalu kembali ke meja makan dan mengambil nasi dan rendang buatan mamanya.
"Siapa yang ribut ribut di sore hari ini." kata david melihat putrinya.
"Hmmmm.. Papa sudah pulang kok ze ngk di kasih tahu ma." kata ze yang berdiri menghampiri papa nya dengan tangan mulut penuh makanan.
Ze memeluk papa nya, rindu karena papa ze seorang yang selalu jarang di rumah karena pekerjaannya.
"Papa libur lama.?" tanya ze
"Hmmm..papa libur beberapa hari." kata david yang melihat putrinya sudah kembali duduk dan makan kembali.
Ze melihat papa nya lalu melihat makanan di depannya, bekerja sebagai pilot membuatnya jarang bertemu papa nya dan ze merasa kurang menikmati kebersamaan dengan papa nya.
David melihat putrinya lalu istrinya.
"Ze mau jalan atau nonton sama papa dan mama.?" tanya david
"O ... ya ze.. Bukannya kamu kemarin ingin nonton.?" tanya miranda
Ze menganggukkan kepala senang dan david tersenyum.
"Kalau begitu nanti kita berangkat habis makan." usul david
Miranda tersenyum melihat suami dan putrinya bergantian.
Memang david suaminya bekerja sebagai pilot dan waktu bersama keluarga terbatas, miranda maklum sikap zenata yang sedikit kesal kepada papa nya.
Saat di kamar david yang sedang mengganti pakaian dia melihat istrinya belum bersiap.
"Sayang...kamu belum berganti.?" tanya david kepada istrinya
"Kalian pergi berdua, aku rasa ze ingin menghabiskan waktu dengan papa nya.!" kata miranda
"Maaf, aku selalu meninggalkan kalian berdua." kata david memeluk istrinya.
"Aku sudah terbiasa tapi ze...membutuhkan perhatian papanya lebih banyak." kata miranda melihat suaminya.
"Maaf." kata david
Pilot adalah cita cita david sejak kecil, ada rasa tersendiri saat membawa pesawat.
David anak dari seorang pengusaha dan dia menjadi pilot mengikuti cita citanya dan sekarang melihat putrinya yang tumbuh menjadi remaja david merasa ada sesuatu yang menyentil perasaannya.
Benar, memang kata istrinya dia memang kurang menemani zenata selama ini.
Istrinya juga sibuk tapi setidaknya setiap hari mereka bersama, sedangkan dia bekerja jauh tapi kurang memperhatikan istri dan anaknya.
"Tok...tok...pa ze sudah siap." kata ze mengetuk pintu kamar papa dan mamanya.
David tersadar dari lamunannya dan keluar dari kamarnya.
"Mama ngk ikut.?" tanya ze, karena mama nya tidak ikut keluar dari kamar.
"Kita berdua, mama masih ada kerjaan." kata david kepada putrinya.
Miranda melihat dari jendela kamarnya, dia tersenyum melihat putrinya merasa senang.
"Sayang, kita langsung nonton apa mau ke timezone dulu.?" tanya david ke putrinya
"Kita nonton dulu pah." kata ze
"Ok," kata david
Di mall ze dan papa nya langsung naik ke lantai atas di mana mereka akan nonton dan kebetulan evi melihat ze sedang mengandeng tangan papanya sambil tersenyum.
"Jepret..." evi mengambil foto zenata dengan seorang pria dan tersenyum
"Tiara pasti akan senang melihat foto ini." kata evi tersenyum.
Ze masuk bioskop dengan papa nya setelah membeli camilan popcorn dan juga minuman cola.
Zenata terlihat antusias karena di temani papanya berduaan nonton film yang memang ingin dia lihat.
Tak jauh dari tempat ze duduk ada dua remaja yang sedang kasmaran, siapa lagi kalau bukan zia dan andre yang baru beberapa hari jadian.
Baik ze dan zia mereka tidak melihat karena lampu yang sudah gelap dan film sudah di mulai.
"Sayang... Ini minuman di taruh aja di sini." kata david mengambil minuman yang masih di pegang zenata.
ze menaruh minumannya dan memangku popcorn sambil nyemil dia melihat film yang sudah mulai.
David melihat putrinya menggelengkan kepalanya.
Putrinya super duper cuek, bahkan saat ini dia memakai kaos dan celana serta tas kecil berwarna putih yang sama dengan kaos yang dia pakai.
"Ze.. kamu seperti tante mu denada, apa dulu miranda membenci dena sampai anak kami sepertinya." pikir david
Denada adalah adik david yang kini menjadi wakil CEO, membantu papanya di perusahaan global.
🌺Bersambung...🌺
Yuuuk...tap tap like nya jangan lupa, terimakasih🙏
aku mampir Thor