NovelToon NovelToon
Tawanan Tuan De Santis

Tawanan Tuan De Santis

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Damien De Santis merupakan pembuat senjata dengan spesifikasi luar biasa. Dia jadi pemasok beberapa organisasi mafia Italia. Namun, dirinya dibuat jengkel, saat berurusan dengan Patrizio Mazza. Damien yang hilang kesabaran memutuskan menghabisinya, kemudian membawa pergi adik tiri pria itu yang bernama Crystal Guida Mazza.

Crystal dijadikan tawanan, hingga rahasia besar tentang gadis itu mulai terkuak. Damien bahkan rela melindungi, setelah mengetahui jati diri Crystal yang ternyata akan sangat menguntungkannya.

Siapakah sosok Crystal? Mengapa dia jadi incaran mafia lain? Lalu, apa alasan Damien mati-matian melindungi gadis itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Ada Petunjuk

Damien menghentikan laju kendaraan di depan bangunan berlantai dua, yang merupakan markas besar Cerberus. Tanpa berlama-lama, dia bergegas masuk ke sana. Tak dipedulikannya para penjaga, yang mengangguk sopan dan penuh hormat. Damien langsung menuju ruangan tempat biasa Nicola berada.

“Ini benar-benar kejutan,” sambut Nicola, yang merupakan pemimpin tertinggi dalam organisasi. “Apa kau ingin mengembalikan gadis itu karena sudah bosan?” 

“Apanya yang bosan?” Damien menatap dingin Nicola. Nada bicaranya pun terdengar cukup sinis. 

Nicola tertawa renyah, kemudian mematikan rokok dalam asbak. Dia menghampiri Damien, yang duduk penuh wibawa di salah satu kursi tamu. “Jadi, angin apa yang membawamu kemari, jika bukan karena hendak mengembalikan gadis itu?” 

“Aku ingin melihat rekaman CCTV, saat terakhir datang kemari,” sahut Damien datar. 

Nicola menautkan alis. “Rekaman CCTV?” ulangnya. 

“Ya.”

Nicola menggumam pelan. “Untuk apa?” tanyanya penasaran. 

Damien tak langsung menjawab. Dia menatap dingin sepupunya tersebut. “Aku diserang oleh beberapa orang tak dikenal.”

“Diserang? Kapan dan di mana?” 

Damien langsung menceritakan kejadian beberapa saat yang lalu, meskipun tidak secara detail. Begitu juga dengan alat pelacak yang ditemukan di mobilnya. 

“Memangnya, apa yang mereka inginkan?” tanya Nicola penasaran. 

“Kau tidak perlu mengetahui masalah itu. Sebaiknya, antarkan aku ke ruang pengawas sekarang juga.” 

Setelah berkata demikian, Damien langsung berdiri dan beranjak ke pintu. Jelas sudah, dia tak ingin banyak berbasa-basi lagi. 

Sementara itu, Nicola hanya mengembuskan napas pelan dan dalam. Mau tak mau, dia bergegas mengikuti Damien keluar, mengantarkan sepupunya ke ruangan pengawas.

Setibanya di ruangan yang dituju, Nicola berbicara pada dua petugas di sana. Salah satu dari mereka langsung melakukan perintah sang tuan, memeriksa kembali rekaman beberapa hari ke belakang. 

“Silakan, Tuan,” ucap pria itu. “Ini adalah rekaman pada hari dan tanggal yang Anda pinta.” 

Damien setengah mencondongkan tubuh ke depan, dengan tatapan serius ke layar. Diamatinya setiap pergerakan yang tertangkap kamera. Damien bahkan beberapa kali memutar adegan yang dirasa mencurigakan. Namun, setelah melihat keseluruhan rekaman, dirinya tak menemukan apa pun yang bisa dijadikan titik terang. 

“Apa kau menemukan sesuatu, Sepupu?” tanya Nicola, sekadar berbasa-basi. “Aku tidak melihat ada sesuatu yang patut dicurigai. Jika memang ada salah satu anak buah Cerberus melakukan pengkhianatan, kupastikan dia tak akan selamat," ujarnya yakin.

Damien mengembuskan napas berat. Tanpa memedulikan ucapan Nicola, dia beranjak keluar dari ruangan pengawas. Pikirannya mulai tak keruan. 

“Apa kau sudah memeriksa orang-orang di Palazzo De Santis?” tanya Nicola, sambil berjalan gagah di sebelah Damien. 

“Belum,” jawab Damien datar.

“Kau lebih sering memarkirkan mobil di sana. Peluang jauh lebih banyak, dibandingkan dengan di sini yang hanya beberapa saat.”

“Aku tidak mencurigai siapa pun di Palazzo De Santis. Mereka semua bukan orang-orang dari dunia hitam. Tak mungkin mau berurusan dengan hal-hal seperti itu,” bantah Damien datar.

“Siapa yang bisa menjamin seratus persen?” sanggah Nicola. “Tak jarang, seorang bandar obat-obat terlarang memakai jasa orang biasa untuk mempermudah aksi mereka. Kau pasti paham dengan trik semacam itu.”

Damien tertegun, lalu menoleh. Apa yang Nicola katakan memang benar adanya. Namun, tak ada satu orang pun dari penghuni Palazzo De Santis, yang dirasa mampu berbuat demikian. 

Embusan napas berat meluncur dari bibir Damien. Pria tampan berambut gelap itu menggeleng pelan, kemudian melanjutkan langkah ke luar bangunan. 

“Apa kau yakin tidak ingin mengembalikan gadis itu, Sepupu?” tanya Nicola, sebelum Damien masuk ke mobil.

“Kenapa aku harus mengembalikannya?” Damien balik bertanya. “Patrizio memberikan gadis itu sebagai jaminan. Artinya, dia mutlak menjadi milikku. Begitu, kan?” 

“Kau menyukainya?” Nicola tersenyum nakal.

“Tutup mulutmu!" sergah Damien pelan, tapi penuh penekanan. “Kau tidak harus memikirkan apa pun tentang diriku dan gadis itu. Urus saja Cerberus dengan baik. Kau harus membuat Tuan Emanuele bangga,” ucap pria tampan tersebut, seraya mengenakan kacamata hitam, lalu masuk ke mobil.

“Aku menunggumu, Bodoh!” Nicola setengah berseru, saat Damien mulai melajukan kendaraan. Nicola mendengkus kesal, sebab sepupunya tersebut dinilai selalu bersikap arogan dan seenaknya. 

Damien melajukan kendaraan dengan kecepatan cukup tinggi. Dia benar-benar dibuat jengkel dengan situasi yang dihadapi saat ini. Damien tak akan tenang, sebelum menemukan pelaku yang memasang alat pelacak di mobilnya.

Jeep Wrangler hitam Damien telah memasuki halaman Palazzo De Santis. Setelah keluar dari kendaraan, dia berdiri beberapa saat sambil melihat sekeliling. “Siapa?” gumamnya ragu. 

Sesaat kemudian, Damien bergegas masuk ke rumah. Setelah berada di dalam, dia tertegun. Ditatapnya setiap sudut ruangan. Damien menggeleng pelan, kemudian berlalu menuju bagian belakang bangunan. 

Sambil berjalan di sepanjang koridor, Damien kembali mengedarkan pandangan, seakan tengah menganalisis sesuatu. Namun, tak ada hal mencurigakan yang dapat dirinya temukan.

Langkah Damien terhenti di depan pintu besi, yang merupakan kandang anjing. Dia membukanya tidak terlalu lebar, kemudian melangkah masuk.

“Untuk apa kemari?” Sambutan tidak menyenangkan langsung diterima Damien.

Damien melangkah gagah ke hadapan Crystal, yang menatapnya tak suka. “Katakan sesuatu, Nona,” ucap Damien dingin. “Kenapa mereka masih memburumu? Padahal sudah belasan tahun berlalu. Dari mana para penjahat itu mengetahui, bahwa kau adalah salah satu putri Fausto Allegra yang menghilang?” 

1
Aurizra Rabani
kyanya ada yang sengaja nabrak deh
Aurizra Rabani
pinjamin cd mu atuh ceu, kasian tar masuk angin 🤣🤣🤣
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚖𝚊𝚝, 𝙼𝚊𝚔
total 1 replies
Aurizra Rabani
lanjut
Aurizra Rabani
Eleanor patuh nya kebangetan
Aurizra Rabani
crystal ngompol haist pesing dong 🤭
Anellakomalasari: 𝙳𝚒𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊, 𝙼𝚊𝚔. 𝙱𝚎𝚋𝚊𝚜𝚒𝚗 𝚊𝚓𝚊
total 1 replies
Aurizra Rabani
wow bab awal sudah berdarah darah,...
Titik pujiningdyah
jangan2 isinya bumbu dapur
Aurizra Rabani: itu alat cukur bu
Anellakomalasari: 𝚂𝚎𝚙𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝 𝚊𝚕𝚊𝚝 𝙺𝙱, 𝙼𝚊𝚔
total 2 replies
Titik pujiningdyah
aiiih!!!
Shanty Yang
masuk dalam antrian daftar baca dulu ya thor 🥰❤️😘
Anellakomalasari: 𝚂𝚒𝚊𝚙, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
Titik pujiningdyah
asal gk dijadikan santapan buaya masih aman
Dunia hiburan
Luar biasa
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!