NovelToon NovelToon
Aku Di Sini Istriku

Aku Di Sini Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / CEO / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nadya

Demi menjalankan wasiat dari almarhum Om nya Kean rela menikahi Tasila yang merupakan istri dari sang om yang ditinggal meninggal. Kean rela menikahinya secara diam-diam demi bisa merawat dan menjaganya karena sejak ditinggal meninggal oleh sang Om Tasila menderita obsessive compulsive disorder.
Dengan sabar dan ikhlas Kean berusaha mempertahankan pernikahannya walaupun beberapa kali ia merasakan sakitnya tak dianggap. Namun, Kean tak menyerah! Demi mendapatkan hati istrinya Kean rela melakukan apapun bahkan hal-hal konyol yang sebenarnya bukanlah ciri khasnya sebagai seorang CEO muda yang cool.
____
Mampukah Kean mendapatkan hati Tasila seiring berjalannya waktu? Dan mampukah ia membuat sang istri benar-benar sembuh dari penyakitnya?
•••••••
(SEQUEL The Waits Gets Duda Elegan-Bisa dibaca terpisah)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengirim Salad

"Assalamu'alaikum."

"Ngapain assalamu'alaikum? Mamah gue kristen." Kean memukul pelan pundak Rey.

"Ya lo aja yang jawab kenapa si."

"Udah ayo masuk ah."

Keduanya pun berjalan masuk lebih dalam lagi. Terlebih dahulu mereka menghampiri Arin yang nampak sedang duduk di ruang tengah sambil membaca majalah.

"Mah."

"Eh, ada tamu." Arin pun beranjak dari duduknya.

"Siang tante saya Rey temen kuliahnya Kean di Sydney. Saya asli Jakarta cuma saya dapet beasiswa aja di Sydney."

"Oh gitu." Arin tersenyum dan mengangguk-angguk.

"Mah Pak Sifan, Kean pinjem dulu ya. Lagi Kean suruh jagain mobilnya Rey tadi mogok di jalan. Kalo Mamah mau pergi pake Pak Damar aja supir kantor."

"Iya gak papa, lagian Mamah gak kemana-mana kok. Oh iya gimana keadaan istri kamu?" Tanya Arin.

"Istri?" Rey nampak terkejut.

"Mamah." Kean menatap mamahnya dengan mata tajam.

"Ya kenapa si kalo Rey tau? Temen deket kamu ini, kan?"

"Hufh, nanti gue jelasin." Ketus Kean menatap Rey.

"Tasila masih sering kambuh si Mah penyakitnya. Kadang... Kean ngerasa nyesek aja gak dianggapnya." Kean menghela nafas gusar.

"Sabar. Baru juga seumur toge, mamah yakin cinta yang tulus tidak akan mendapatkan akhir yang mengecewakan."

"Iya deh mah nanti Kean usahain lagi."

"Kapan-kapan ajak Mamah ketemu Tasila ya."

"Iya mah. Yaudah Kean ke atas dulu nemenin Rey istirahat."

"Mari tante." Pamit Rey.

****

Tok... Tok...

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Clek...

"Eh Den Kean." Kean tersenyum menatap Bi Siti.

"Tasila udah tidur Bi?"

"Belum den masih baca buku di ruang tengah."

"Pas kalo gitu. Saya bawain salad buat dia, tolong ya Bi." Kean memberikan sebuah kotak kepada Bi Siti.

"Siap Den nanti Bibi anterin buat Nyonya."

"Kalo gitu saya permisi ya Bi, makasih udah bantu saya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Jawab Bi Siti sebelum akhirnya menutup pintu saat melihat Kean telah pergi.

Bi Siti pun bergegas menuju ruang tengah untuk memberikan salad dari Kean kepada Tasila.

"Nyonya maaf, ini ada kiriman dari den Kean." Bi Siti meletakkan kotak salad tersebut ke atas meja.

Tasila mengernyitkan dahinya bingung. Namun, detik berikutnya Ia pun mengambil kotak salad tersebut yang di atasnya ternyata terdapat sebuah kertas tempel dengan deretan tulisan.

~Buat guru ngaji yang kesabarannya seluas samudera~

Tasila tersenyum kecil membaca tulisan itu.

"Makasih ya Bi."

"Sama-sama Nya, bibi ke kamar dulu." Tasila mengangguk.

Tasila membuka kotak bening itu seraya meraih sendok yang tertempel di atas tutupnya juga.

"Tau aja aku lagi pengen buah-buahan." Tasila terkekeh seraya menyuapkan sesendok salad ke dalam mulutnya.

Tasila meraih handphonenya dan mulai mengirim pesan kepada seseorang.

Kean

^^^^^^Makasih ya saladnya. Lain kali ga usah repot-repot.^^^^^^

Gak repot-repot kok cuma ngerepotin aja.

^^^Yaudah makanya gak usah!^^^

Bercanda.

Saya sama sekali gak merasa direpotkan kok. Cuma salad bukan Lamborgini.

^^^Yaudah intinya makasih.^^^

Iya sama-sama😘

Tasila nampak terkejut melihat emoticon yang Kean kirim.

*😊 maksudnya.

Tasila menghela nafas legah karena ternyata hanya kesalahan.

Dirasa sudah tidak ada kepentingan lagi Tasila pun keluar dari room chat seraya mematikan handphonenya dan meletakkannya kembali ke atas meja. Tasila pun kembali menikmati saladnya dengan hidmat.

Ia membaca merek produk di atas tutup karena siapa tau ia ingin membelinya lagi karena jujur ini salah satu salad terbaik yang pernah Ia makan.

*****

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Dahi Kean mengernyit saat melihat Tasila nampak sudah rapih dengan gamis maroon dan hijab hitamnya. Tak lupa tas cangklek putih di pundak kanannya yang membuat Kean yakin perempuan itu akan bepergian.

"Mau kemana?"

"Astagfirullah, saya lupa bilang sama kamu. Hari ini saya mau chek up ke psikiater. Ngajinya entar sore aja ya?"

"Saya anter ya?" Tawar Kean.

"Gak usah. Kan ada mang Tono."

"Sekali-kali saya yang nganter gak papa. Saya juga pengen ketemu sama dokter Rahmi. Udah lama gak ketemu." Kean berusaha meyakinkan Tasila.

1
Marya Dina
gak pp sila goda aja kean terus
semoga kebahgiaan menghampiri kalian .
Marya Dina
cie ciee tasila seneng kan.
mooga bisa nerima kean.. sila..
Marya Dina
yes . akhirnya biar tasila tau...
mau liat bucin nya mereka lgi.
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Marya Dina
sy udh baca sampe 7bab. tapi kyak nya d baru y thor kemren d hapus
larasatiayu: bc pnyaku jg dong
Marya Dina: eh iya yak q baca sampe rasa syukur..🤭
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!