NovelToon NovelToon
Kiara

Kiara

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Wanita Karir / EXO
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Timio

Terlahir cantik, kaya raya, cerdas, tapi selalu gagal jika berhubungan dengan percintaan, gadis baik-baik tapi selalu disakiti deretan pria yang pernah jadi pacarnya, dengan berbagai macam alasan, mulai dari yang masuk akal sampai yang paling menyakitkan.

Sampai akhirnya sesuatu yang rasanya tidak masuk akal pun terjadi, bagaimana bisa seorang wanita biasa, meskipun memang ia kaya, tapi tidak masuk akal dikejar-kejar oleh seorang selebriti papan atas,



Happy reading yeorobun 😂

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31

Meskipun terkejut semua harus berjalan sesuai yang sudah direncanakan. Agar tujuan masing-masing orang tercapai. Kiara ingin prianya tetap pada tempatnya, dicintai, dikagumi, digemari, oleh orang banyak, aman dan tak tersentuh, Andre yang berharap ibunya bisa bahagia disaat terakhirnya dan Tommy menjadi pacar yang baik, berusaha tidak membuat pacarnya yang sudah kalang kabut itu mengkhawatirkan dirinya lagi.

Sejak saat itu keadaan berjalan normal, seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Hari ini tepat dua bulan setelah kesepakatan yang ia buat dengan Andreas, ia sudah menemui ibu Andre beberapa kali. Wanita 60 tahunan itu memperlakukan dirinya sangat hangat, ia meyakini sifat tenang dan hangat yang Andre punya datang dari Ny. Johansen ini.

"Kia, kamu lakuin apa sampai-sampai anak mama bisa jinak seperti itu?", tanya Irina Johansen, ibu Andreas.

"Apa sih ma heheheh." kekeh Kiara, jujur ini adalah tawanya karena memang ia merasa lucu. Jinak? Jinak kata mamanya? Kiara seketika membayangkan seekor anak ayam berwarna kuning dan kepalanya adalah kepala Andreas.

"Mah dia bayangin aku jadi anak ayam tuh." celetuk Andre.

"Dih.. tahu. Ahahahhaha...", tawa Kiara kembali meledak.

"Jadi? Kapan rencana kalian untuk menikah?", tanya Irina.

Deg

Deg

Jantung keduanya

"Ntar dulu deh ma, Kiara juga masih sibuk sama agen travel yang baru didirikannya itu, aku juga lagi fokus mau buat cabang baru. Jadi kita mau fokus kesana dulu. Iya kan, Sayang?", Andre menggenggam tangan Kiara.

"Iya, Ma. Nanti dulu. Kita masih sibuk pacaran. Seru tahu ma pacaran sama anak mama ini, yang kayak anak ayam ini, apalagi dia kalo bertingkah, tiba-tiba ngambek, jadi pengen Kia ungkep loh ma..", sambil memeluk bahu Andreas.

Skinship antara mereka berdua bukan lagi hal yang tabu dan kaku. Sepertinya Kiara benar-benar menganggap Andre adalah Alexandra versi cowo, lain halnya dengan Kiara di otak Andre.

"Hmmm, yaudah terserah kalian saja, yang penting kalian berdua satu hati dan punya tujuan yang sama, itu udah cukup buat mama."

Deg

"Lama-lama gua jadi ngga tega bohongin wanita baik ini, Andre jantungan juga ngga ya kaya gua." ringis Kiara dalam hati.

"Oh iya Sayang, tadi kamu ada keperluan kan, ayo keburu telat nanti." kode dari Andreas.

Kiara melihat jam Diour yang melingkar di pergelangan tangannya agar lebih meyakinkan, karena ia paham, ini adalah kode Andreas yang sudah tidak nyaman jika membahas soal pernikahan.

"Oh iya, duh hampir lupa. Ma, Kia sama Andre pergi dulu ya. Jangan lupa minum obat ya. Besok-besok Kia pasti dateng lagi."

"Iya sayang, kalian hati-hati ya." senyum Irina tidak pernah luntur, mengantarkan putra bungsu dan calon istrinya itu keluar dari mansion.

Pasangan bahagia yang palsu itu kini bungkam didalam mobil sport berwarna silver itu. Sepertinya keduanya merasakan hal yang sama.

Rasa bersalah

"Ndre, aku mulai takut." lirih Kiara menatap ke arah Andreas.

"It's okay Kia. Jangan terlalu dipikirin, kamu ngga salah apa-apa. Ingat, ini aku yang buat, aku yang akan tanggung resikonya."

"Hah? Gimana? Gimana maksudnya?."

"Ngga ada yang perlu kamu kuatirkan. Aku akan tanggung semuanya."

"Se jahat-jahatnya, se denialnya aku, aku ngga akan se tega itu sama kamu. Aku ngga nyangka Mama Irina akan se berharap itu sama kita."

"Aku juga ngga nyangka akan benar-benar jatuh se dalam ini sama kamu Kiara.", seru Andreas masih fokus dengan jalan.

Deg

Deg

Deg

"Ini ngga bener, kamu jangan bikin aku buat makin ngerasa bersalah dong, Ndre."

"Apa aku jatuh cinta beneran sama kamu juga salah? Aku ngga minta kamu jadi pacarku kan? Atau bener-bener nikah sama aku? Engga kan? Aku cuma ngutarain rasa yang aku punya. Sesak banget Kia. Nahan perasaan itu sesak banget."

"Ndre, Please... Aku makin ngerasa jadi penjahatnya kalo gitu."

"Aku cuma ngutarain, Sayang. Ngga minta kamu bales, ngga minta kamu jawab sekarang, ngga minta kamu seriusin juga. Aku cuma berharap kamu jadiin aku 911 pribadi kamu aja, yang bisa kamu panggil kapan aja disaat kamu butuh." Andre mengakhiri kalimatnya dengan senyum dan mengelus punggung tangan Kiara dengan tangannya yang menganggur.

"Andreas, kamu berhak ketemu seseorang yang benar-benar menjadikan kamu prioritas, bukan cuma 911. Kamu harus jadi nomor 1 speed dialnya disemua keadaan. Kamu sehangat itu, kamu ngga cocok buat aku yang dingin ini."

"Aku hangat kan? Kamu dingin? Ya cocok dong.'

"Ngga cocok anjir, udah ah, nanti aku mewek. Barbar gini juga aku rada cengeng loh. Stop ya mellow nya, genre kisah kita ini thriller jangan kamu ubah jadi melodrama."

🌼🌼🌼

Sementara pacar aslinya sudah menungguinya sejak lama.

Melihat hal itu senyum Tommy mengembang, pacarnya masih sama, meski sudah berbulan-bulan dengan Andreas, Kiara tidak goyah. Ia masih miliknya. Setidaknya itulah yang dibuat Tommy jadi pegangan disaat sekarang ini.

Pov Author : Yeorobun... Ada kah yang masih ingat Juan? Juan udah lama ngga muncul ya? nanti kita munculkan lagi 🤭

Kiara diantar Andreas dengan selamat sampai ke halaman rumahnya, lalu pergi. Gadis itu melihat pintu samping terbuka dan melangkah masuk ke dalam rumah dari sana. Krieett... Krieet... terdengar bunyi sesuatu yang besar di geser, seperti memindahkan perabotan, benar saja Tommy sedang membantu bibi membenahi ruang tamu.

"Kapan lagi liat artis cosplay jadi kang bersih-bersih." ledek Kiara.

"Udah dateng? Sini sini, kamu bagian vas bunga, bawa kemari, itu ngga berat." perintah Tommy.

"Iya, tuan. Sebentar saya ambilkan." tanpa bantahan Kiara mengambil vas bunga yang dimaksudkan Tommy.

Ketiga orang itu benar-benar cosplay jadi kang bersih-bersih. Terlebih bibi, meski hanya ada Kiara dan Tommy rasanya rumah itu kembali hidup setelah sekian lama hening, karena penghuninya sibuk dengan urusan masing-masing.

"Juan kemana sih? Ngga pernah muncul lagi, kangen tau." seru Kiara.

Mereka berdua duduk di gazebo disamping kolam renang, jika Kiara dan Tommy sudah duduk bersama, mereka tidak akan jauh-jauh dari makanan, sekarang saja bibi sudah tiga kali mengambilkan pesanan mereka dari layanan pesan antar.

"Dia lagi syuting film sayang."

"Hah? Juan main film? Ya ampun ya ampun ya ampun. Pantes lagi diem - diem bae, rupanya ada gebrakan baru. Duh... tayang perdananya di bioskop mana yaang? Ayo curi start duluan, aku gamau keduluan sama fans nya Juan, aku mau dapet tiket duluan, beliin yaaa... yaa yaa.. yaa.. kamu kan orang dalam pasti bisa kan ya.. ya... yaa... yaa yaaang?", rengek Kiara.

"Bukannya nanya kabar aku? Pastiin aku baik - baik aja apa ngga? Ada yang lecet apa ngga? Malah ngepoin si Juan, nanya nya tolong satu satu, bukan satu napas. Aduh...", keluh Tommy.

" Adudu dudu ... aku kan udah liat pacarnya aku baik - baik aja, sehat - sehat aja, ngga ada yang lecet kok, masih mulus. Masih strong - strong aja, buktinya tadi kuat angkat sofa sama bibi, hehe. Lagian siapa coba yang ngga kepo, kalo seorang Juan yang random gitu tiba-tiba main film? Genrenya apa?".

"Thriller."

"Nah, tuh. Kamu juga pasti speechless kan? Mukanya Juan sekelas alpaca gemoy kayak begitu main filmnya bunuh-bunuhan, bacok-bacokan, ga cocok anjir."

"Kalo udah excited aja bahasanya langsung demokrasi brutal." celetuk Tommy.

"Sorry, sayang. Pokonya aku gamau ketinggalan. Aku mau nonton perdana, titik. Ini pertama kalinya aku minta dibeliin sesuatu ya sama kamu, jadi harus dipenuhin, kalo ngga aku ngambek nih."

"Iya, iya tuan putri. Mau berapa tiketnya?".

"Dua aja, biar sama Lexa."

"Cukup? Ngga ajak karyawan kamu sekalian?"

"Ngga, berdua aja sama Lexa. Soalnya siap nonton aku masih mau pake golden tiketku buat ketemu Juan di belakang, nanti kalo ada yang lain dan ketahuan bisa gawat. Bisa kan yaaang?".

"Bisa..."

"Yess... tapi kamu ada disana kan?".

"Diusahain yang."

Cup, satu kecupan mendarat di pipi kiri Tommy.

"Tingkyu mas babe."

Keesokan harinya, nona muda Kiara masuk ke kantor seperti biasa, Alexa sudah stand by dimejanya, diluar ruangan Kiara, dengan wajah lelash, dengan kantong mata yang jelas. Ibu dirut itu pun mengulum senyumnya sambil meletakkan segelas kopi dihadapan sahabat kesayangannya itu.

"Lelah amat idup lu. Pelan - pelan makanya." ejek Kiara.

"Shane, brutal amat anjir." frontal Alexandra.

Happ mulut jahanam itu segera dibungkam Kiara dengan satu burger yang memang tadinya pasangan kopi milik Alexa.

"Lu kalo ngomong liat tempat anjir, ini kantor dindingnya tipis."

Bukannya masuk ke ruangannya ia malah meletakkan segelas kopi dan burger lain di sisi kirinya lalu menarik kursi untuk duduk berhadapan dengan Alexa, mereka sarapan bersama.

"Gimana nyet? Ayo bisik - bisik. Lu kalo ada cerita baru jangan dipendam sendirian? Ntar ambeien tau rasa lu." bisik Kiara.

"Wih... gimana mau cerita, gua aja ngga dibolehin keluar kamar selain ke kantor, sampe kantor lu udah duluan ke ruangan, pulangnya juga gua duluan. Mana sempet gua ketemu elu."

"Jadi gimana Jir? Dari 1 - 100 Shane di angka berapa?", kepo Kiara.

"Hah, dia mah 1000." Alexandra memasang ekspresi aneh.

"Serius lu? Separah itu?".

"Iya nyet, wah habis kata dah gua. Tapi terlepas dari dia yang wadidaw itu, cemburunya juga to the bone tau ngga. Kadang gua illfeel, tapi semua perlakuan dia, cara bicara dia ke gua, pokonya semua-muanya, afeksi yang gua terima itu dia sayang banget ke gua nyet, sumpah. Seumur-umur baru kali ini gua dapet cinta luar biasa kayak gini." Alexandra melting sendiri.

"Iya deh iya, awas terbang lu. Jatuh cinta banget kayaknya."

"Lu gimana? Dibanding gua parahan elu sih. Pacar dua, dua-duanya tajir, dua-duanya cakep, dua-duanya act of service. Hayo bunda di review."

"Gua bener-bener ngga baik-baik aja Lex. Gua ngerasa jahat banget tapi gua bisa apa? Pacar mana yang rela cewenya pura-pura pacaran sama orang lain, berakting jadi calon istri orang lain, padahal malam harinya lu tidur sama pacar asli lu. Sakit ngga? Sakit banget pasti. Tapi hebatnya Tommy gua ngga pernah dapet keluhan sedikit pun dari dia, dia ngga pernah marah, ngga pernah nuntut ini itu, dia selalu nerima semua keputusan gua. Itu yang buat ngerasa makin jahat."

"Dia sayang lu nyet."

"Gua juga, tapi tindakan gua beda Lex."

"Gua ngga bisa bantu lu, gua takut dan banyak utang budi sama Om Jimmy. Gua ngga bisa ngapa-ngapain." keluh Alexa.

"Gua ngga minta lu bantuin anjir, lu bahagia sama Shane aja gua udah cukup puas. Akhirnya temen gua satu-satunya punya tujuan hidup, gitu loh Lex."

"Lu kata gua terlunta-lunta selama ini." celetuk Alexa.

"Something like that." ejek Kiara.

Mereka asik dengan minuman dan makanan sebagai sarapan hari ini, diiringi ejekan dan canda tawa, pembahasan random, karena mereka jarang sekali bertemu akhir-akhir ini. Alexandra sibuk dengan pacarnya seusai kerja, Kiara sibuk dengan agen travel yang sedang di rintisnya, ibu Andreas, Andreas sendiri, juga Tommy.

Sepadat itu

"Bu direktur ...", seru seseorang yang berjalan ke arah mereka berdua .

.

.

.

Tbc ... 💜

1
SweetPoison
Hiks, udah abis. Pengen lagi baca semua karya author luar biasa ini!
Timio: Ditunggu yaa 💜
total 1 replies
Ivy
Sudah jatuh cinta dengan tokoh-tokohnya, semakin penasaran dengan jalan ceritanya 😍
Timio: Ditunggu yaa 💜
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!