NovelToon NovelToon
Beringin : The Sacred Tree System

Beringin : The Sacred Tree System

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Spiritual / Mengubah Takdir
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

*Untuk mengerti alurnya di sarankan membaca terlebih dahulu Nightmare system sampai selesai*

Kisah seorang pemuda yang memiliki cita cita untuk menjadi seorang atlet mma, terpaksa harus meninggalkan cita citanya karena dia harus bekerja menghidupi ketiga adiknya dan dirinya sendiri akibat ayahnya menghilang. Di usia 10 tahun, dia mengalami sebuah kejadian yang membuatnya mengalami amnesia ringan dan tidak sadar dirinya pernah menolong sesuatu yang sekarang kembali membantu dia menyelesaikan masalah yang sedang di hadapinya.

Genre : Fantasi, fiksi, action, comedy, drama, super heroes, mystery.

Mohon tinggalkan jejak ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31

Langsung saja Ardo dan Desi menjelaskan kepada Santi dan Farah kalau mereka sudah berteman sejak kecil dan sudah seperti saudara. Mendengar penjelasan keduanya, Santi tersenyum dan sedikit tertawa,

“Hehe berarti sama ama gue ya, gue dan Rudi juga kayak kalian kok,” ujar Santi.

“Hah...yang bener lo ?” tanya Ardo.

“Iya, tapi nanti aja ceritanya, gimana ? mau beli mobilnya Farah ga ?” tanya Santi.

“Oh bener juga, boleh liat kan mobilnya ?” tanya Ardo.

“Tentu saja boleh, yuk ikut gue,” jawab Farah sambil berdiri.

Farah mengajak Ardo dan Desi ke garasi, setelah menyalakan lampunya dan membuka selubung mobilnya, Ardo dan Desi melihat kalau mobil yang ada di depan mereka sama persis dengan mobil yang ada di dalam foto di website. Farah membukakan pintunya supaya Ardo bisa melihat ke dalam. Tanpa menunda lagi, Ardo masuk ke dalam dan mencoba memegang setirnya, dia juga melihat interior di dalam seperti dashbor, radio, ac dan lainnya yang masih orisinil seperti baru keluar dari pabrik, namun yang membuat Ardo tertarik ternyata kilometernya menunjukkan angka yang sama seperti di iklan.

Setelah selesai melihatnya, dia minta pendapat Desi dan Desi menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Setelah selesai, mereka kembali lagi duduk di ruang tamu, Ardo langsung menoleh kepada Farah,

“Mobil ini cicilannya udah lunas ?” tanya Ardo basa basi.

“Bokap belinya cash, kan lo udah liat fakturnya,” jawab Farah.

“Oh bener juga, trus....mau di lepas berapa nih pas nya ?” tanya Ardo.

“Hmmm gue kasih harga diskon deh,”

Farah membisiki Ardo harga pas yang nyaman untuk dirinya dan ayahnya, kemudian Ardo membisiki Desi yang duduk di sebelahnya.

“Gimana Des ?” tanya Ardo.

“Kok nanya gue ? kan yang mau pake elo, ya menurut lo gimana ?” tanya Desi.

“Kan lo yang duduk di depan bakalan, gimana sih,” jawab Ardo.

“Gue sih ok aja, tinggal lo nya gimana,” balas Desi.

“Hmm jujur aja, duit gue kurang dikit, lo mau nambahin ?” tanya Ardo.

“Tadi kan gue udah bilang, gue tambahin kurangnya, jangan ngulang ngulang dong,” jawab Desi.

“Ok ok, kalau gitu gue ok in aja ya,” ujar Ardo.

“Ya udah, lagian kenapa juga lo nanya gue sih, bikin orang salah paham aja, tuh liat,” ujar Desi sambil menunjuk Farah dan Santi yang cengengesan di depan mereka sambil melihat mereka.

“Ok ok sori,” balas Ardo.

Ardo langsung memberi tanda ok kepada Farah dan mereka mulai bertransaksi, untuk pengurusan balik nama bpkb akan di lakukan oleh Ardo sendiri nanti jadi dia minta bukti kuitansi dan ktp ayahnya kepada Farah untuk pengurusannya. Farah berdiri dan keluar, kemudian dia menelpon ayahnya dan mengatakan kalau Ardo jadi membeli mobilnya. Setelah Farah kembali, mereka ber empat langsung pergi ke bank untuk melakukan transaksi. Selagi menunggu antrean teller di bank, Santi yang duduk di sebelah Desi langsung melirik buku tabungan yang di pegang oleh Desi.

“Oh jadi lo berdua juga nabung di sini,” ujar Santi.

“Iya, kenapa memangnya ?” tanya Desi.

“Ah ga apa apa, soalnya sama ama gue hehe,” jawab Santi.

“Hmm sama ya,” balas Desi sambil menatap Santi di sebelahnya.

“Iya sama, walau gue baru juga buka rekening di bank ini,” balas Santi.

“Oh gitu, bagus deh kalau sama hehe,” balas Desi.

“Iya bagus,” balas Santi.

“Lo masih jadi vloger San ?” tanya Desi.

“Semenjak merid udah ga, lo sendiri masih jualan online ?” tanya Santi.

“Um...semenjak tiga bulan lalu udah ga juga,” jawab Desi.

“Oh gitu, trus sekarang lo ngapain ?” tanya Santi.

“Ya kuliah aja ama rencananya serius nge gym, itu juga baru mulai beberapa hari sih,” jawab Desi.

“Hmmm boleh juga tuh, gue ikutan aja kali ya,” ujar Santi berpikir.

“Hus...khusus buat yang belom merid hehe,” ledek Desi.

“Ih dasar lo, emang apa hubungan nya,” balas Santi tersenyum sambil mendorong pundak Desi di sebelahnya.

Setelah bersentuhan, tiba tiba keduanya terdiam, namun keduanya saling melirik satu sama lain secara diam diam sambil memperhatikan antrian.

“Hmm....ada yang lain sama dia,” ujar Santi dan Desi dalam hati masing masing.

Setelah sampai dan menyelesaikan transfer uangnya, ke empatnya keluar dari bank dan menaiki motor mereka untuk kembali ke rumah Farah dan mengambil mobil. Begitu sampai di rumah Farah, tiba tiba Desi menarik pundak Ardo dan mencegah Ardo masuk ke dalam, setelah Farah dan Santi masuk ke dalam,

“Do, kita mau jemput Andin dan Anisa ga ?” tanya Desi.

“Hmm...emang udah waktu nya ya ?” tanya Ardo sambil melihat jam tangannya.

“Iya, lo langsung aja, motor lo gue yang bawa balik,” jawab Desi.

“Ya udah kalo gitu, nih koncinya,” balas Ardo sambil memberikan kunci motor yang dia ambil dari saku kemejanya kepada Desi.

“Ok kalau gitu gue jalan ya,” balas Desi.

“Ntar, gue ngikutin lo dan abis itu kita jemput Andin dan Anisa barengan,” balas Ardo.

“Ih lo ga percaya ama gue ya ?” tanya Desi sambil cemberut.

“Bukan gitu, janjinya kan jemput berdua, gimana sih,” jawab Ardo.

“Lah kalo gitu mah mending jemput dulu sekarang, motor titip di sini bentar abis itu balik ke sini dan gue bawa motor lo balik, secara sekolah mereka deketan dari sini daripada kos kosan kita,” ujar Desi.

“Enak ga ama Farah ? maen nitip motor aja,” balas Ardo.

“Dah ntar gue yang ngomong,” balas Desi.

Akhirnya keduanya masuk ke dalam untuk menyelesaikan transaksi mereka. Beberapa saat kemudian, Ardo dan Desi meluncur menggunakan mobil baru untuk menjemput Andin dan Anisa di sekolah mereka. Setelah sampai di gerbang sekolah, Ardo melihat Andin keluar dari gerbang bersamaan dengan murid murid yang lain, dia langsung membuka jendelanya,

“Andin,” teriak Ardo sambil melambaikan tangannya.

Andin menoleh, dia menatap Ardo sambil membetulkan kacamatanya, kemudian dia langsung berlari menyebrang jalan bersama dengan murid murid lain menghampiri mobil Ardo.

“Wah mobil yang baru di beli ini ya kak ?” tanya Andin ceria.

“Iya bener, Anisa mana ?” tanya Ardo.

“Dia ada di dalem, lagi belajar kelompok, tas ku juga masih di dalem, aku panggil dia pulang ya sekalian ambil tas,” jawab Andin.

“Kalo dia masih belajar ga apa apa, biarin aja dulu,” balas Ardo.

“Ya udah, aku masuk dulu bentar ya kak,” balas Andin.

“Iya, ntar kabarin di chat aja,” balas Ardo.

“Yuk kak Desi, aku masuk dulu,” pamit Andin.

Desi tersenyum dan mengangguk tidak menjawab. Andin berlari kembali menyebrang jalan dan masuk ke dalam gerbang sekolah. Ardo memarkir mobilnya di tepi jalan dan mematikan mesinya, dia membuka jendela dan mendengar percakapan beberapa siswi yang berdiri tepat di mobilnya sambil menikmati jajanan mereka.

“Eh lo tau ga, katanya dua makhluk putih kayak vampir yang suka keliling di langit, muncul di apartemen depan loh,” ujar seorang siswi.

“Ah masa sih ?” tanya siswi di sebelahnya.

“Iya, katanya temen kakak gue liat mereka di ruang pembuangan sampah yang ada di apartemen, serem ih,” jawab siswi pertama.

Ardo kembali menutup kaca jendelanya dan menyalakan mesinnya, dia menyalakan ac sebab tidak ingin mendengar percakapan orang orang yang ada di depan mobilnya. Tapi karena dia penasaran, dia mengambil smartphonenya dan mencoba mencari cari apa yang baru di dengarnya, tiba tiba Desi memperlihatkan layar smartphone miliknya di depan wajahnya, isinya tentang penampakan yang terjadi selama sebulan terakhir, sepasang vampir putih yang berterbangan di malam hari memburu penjahat dan siapapun yang melihat mereka akan bernasib sial.

“Apaan sih ini ?” tanya Ardo.

“Yah karena gue penasaran makanya gue cari,” jawab Desi.

“Oh lo denger mereka ya ?” tanya Ardo.

“Ya iyalah, gue kan juga buka kaca,” jawab Desi.

“Ah ada ada aja,” balas Ardo.

“Sayang mukanya blur dan ga jelas,” balas Desi.

“Iya, ga keliatan muka nya, ga penting juga kale,” balas Ardo.

“Iya ga penting, dah ah, gue turun bentar ya, mau jajan di situ,” balas Desi menunjuk kerumunan siswa dan siswi yang mengerubungi beberapa penjaja makanan.

“Beliin gue ya,” balas Ardo tersenyum.

“Sip, tenang aja,” balas Desi tersenyum.

Setelah Desi turun dari mobil, Ardo merenung melihat smartphone Desi yang di pegangnya, “Hmm...vampir putih ya,” gumamnya dalam hati.

[Tidak perlu di pikirkan, mereka teman.]

“Hah...dasar lo, bikin kaget aja, kenapa lo bilang teman ?” tanya Ardo.

[Karena aku mengenal mereka walau mereka tidak mengenal ku.]

“Hah...gara gara kenal doang langsung teman ? aneh lo,” balas Ardo.

[Tenang saja, mereka tidak akan mengganggu mu, aku sudah membuat kesepakatan dengan suam....orang yang mendukung mereka.]

“Barusan lo mau bilang suami kan ?” tanya Ardo.

[Ah tidak, hanya perasaan mu saja.]

1
Ellya Syaji'ah
bagus... lanjut...
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya kakak
total 1 replies
Razali Azli
wow! menarik. masih awal chapter. terlalu banyak persoalan. mungkinkah bapa mereka telah ditransmirgasi ke dunia kultivator?
Mobs Jinsei: terima kasih dukungannya kakak
total 1 replies
Linna_Naa^•^
tamatin ya thor, seru banget soalnya
Mobs Jinsei: siap kak, makasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!