NovelToon NovelToon
Duda Pilihan Orang Tua

Duda Pilihan Orang Tua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:41.9k
Nilai: 5
Nama Author: my_el

Lavina tidak pernah menyangka akan dijodohkan dengan seorang duda oleh orang tuanya. Dalam pikiran Lavina, menjadi duda berarti laki-laki tersebut memiliki sikap yang buruk, sebab tidak bisa mempertahankan pernikahannya.

Karena hal itu dia menjadi sanksi setiap saat berinteraksi dengan si duda—Abyan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu Lavina mulai luluh oleh sikap Abyan yang sama sekali tidak seperti bayangannya. Kelembutan, Kedewasaan Abyan mampu membuat Lavina jatuh hati.

Di saat hubungannya mulai membaik dengan menanti kehadiran sosok buah hati. Satu masalah muncul yang membuat Lavina memutuskan untuk pergi dari Abyan. Masalah yang membuat Lavina kecewa telah percaya akan sosok Abyan—duda pilihan orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my_el, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Duda 34

Lavina segera memeluk suaminya saat Abyan tiba di kediaman mereka. Terlihat jelas bahwa pria itu lelah dan banyak pikiran. Jelas Lavina tahu pasti Aidan sudah bercerita kepada suaminya itu.

“Aku siapin air hangat dulu, ya.” Lavina berinisiatif untuk melayani sang suami. Namun, pergerakannya terhenti saat Abyan menahan pelukannya tak terlepas.

“Biarkan gini dulu, ya, Sayang. Nanti mas siapin sendiri airnya.”

Pada akhirnya, Lavina menurut. Sepertinya, Abyan memang sedang ingin bersandar padanya. Maka tangannya kembali terulur untuk membalas dekapan sang suami. Memberikan usapan lembut di punggung Abyan, memberikan sebuah dukungan secara tersirat.

Setelah Abyan selesai mandi dan sepasang suami istri itu telah makan malam lebih dulu sebelum tiba di apartemen. Kini, mereka duduk setengah berbaring di kamar mereka.

“Kabar baby gimana hari ini? Tidak rewel, dan menyulitkan kamu, kan?” Abyan memberikan elusan pelan di perut sang istri yang tengah berbaring di depan badannya.

“Baby hari ini pinter banget, Ayah. Gak rewel sama sekali dan gak bikin ibunya kesulitan makan. Malah mamnya banyak tadi siang,” papar Lavina antusias bercerita. Dan hal itu membuat senyuman terbit di wajah Abyan.

“Syukurlah. Lalu, bagaimana dengan ibunnya? Baik-baik saja, kan, seharian ini?” Kembali Abyan lontarkan pertanyaan. Sebuah agenda rutin setiap malam, yang tidak pernah Abyan lupa guna menjadi pendengar baik untuk sang istri.

“Aku baik sekali. Kalau baby baik, maka aku juga baik. Cuma ... aku sedikit kepikiran sama Luna dan Aidan. Mas sudah tahu yang terjadi sama mereka, kan?” tanya ibu hamil itu sedikit mendongak, menatap wajah suaminya.

Wajah yang biasa menampilkan ketenangan itu, terlihat terkesiap dan sedikit menegang dalam beberapa saat. Akan tetapi, Abyan begitu pintar memanipulasinya, sebab kini pria itu memberikan tatapan teduhnya lagi kepada Lavina.

“Jangan terlalu dipikirin, ya, Lav. Secepat mungkin mas bakalan cari jalan keluarnya. Kamu fokus sama baby saja, biar gak kelelahan. Bisa untuk nurut ya, Sayang.” Abyan membubuhi kecupan-kecupan singkat di puncak kepala Lavina.

“Mereka akan baik-baik saja, kan, Mas? Soalnya dibanding Aidan, aku lebih kepikiran ke Luna. Tadi aku ajak buat nginep saja di sini, tapi dianya gak mau,” ujar Lavina mengutarakan kekhawatirannya.

“Semua akan baik-baik saja. Kamu tenang saja, ya. Mas juga udah nyuruh orang buat menjaga di sekitar tempat Luna. Untuk Aidan sendiri tadi mas udah ngobrol sama pengacara buat mencari jalan keluar sekaligus berjaga-jaga kalau-kalau mereka akan membawa ke jalur hukum,” terang Abyan jujur apa adanya. Berharap sang istri bisa lebih tenang.

Lavina menghela napas panjang dan mengangguk. Lalu wanita hamil itu mengubah posisinya untuk bisa memeluk sang suami. “Menurut mas, Aidan salah?”

“Tidak sepenuhnya. Misalkan mas ada di posisi Aidan, sepertinya mas bakalan melakukan hal yang sama. Memang siapa yang mau melihat orang yang mereka sayang hampir dilecehkan, di tempat umum juga. Cuma tindakan yang dilakukan Aidan terlalu anarkis menurut pandangan orang yang hanya menilai. Apalagi sampai membuat pelaku pelecehan itu tak sadarkan diri dan dirawat di rumah sakit," kata Abyan diakhiri helaan napas berat.

“Seharusnya Aidan buat pelakunya sampek koma. Aku gak bisa bayangin gimana traumanya Luna setelah ini. Padahal waktu itu Luna hanya ditinggal sebentar oleh Aidan.” Lavina mulai menggebu-gebu, dan air matanya mulai menetes. Efek hormon ibu hamil membuat wanita itu tidak bisa mengontrol sisi emosionalnya.

Abyan sontak mengeratkan pelukannya. Menenangkan sang istri yang emosinya tidak stabil dengan berharap agar Lavinanya bisa segera istirahat supaya tidak overthinking.

“Sst ... semua akan baik-baik saja.”

****

Di sela kesibukannya, Abyan menyempatkan diri bersama seorang pengacara dan adiknya mendatangi rumah sakit tempat pelaku pelecehan terhadap Luna, yang sekarang tengah dirawat akibat dihajar oleh Aidan. Sebelum masuk ke ruang rawat itu, Abyan kembali menoleh ke arah adiknya.

“Nanti sebisa mungkin tahan emosi kamu, Aidan. Kita ke sini untuk diskusi. Kalaupun nanti tidak sesuai seperti keinginan kita. Kamu tetap harus tahan, supaya jalur hukum berjalan tanpa ada sanksi berlebih ke kamu,” pesan Abyan untuk ke sekian kalinya.

Dia tak mau perangai sang adik yang mudah terpancing emosi itu menjadi senjata lawan untuk membalas. Meski perbuatan Aidan sangat wajar dilakukan, tetap saja melakukan kekerasan akan mendapat sanksi lainnya.

Setelah memastikan Aidan mengiyakan. Mereka masuk ke ruang rawat itu. Tentu sebelumnya mereka meminta ijin terlebih dahulu kepada keluarga yang menjaga. Dan mereka saat ini duduk dengan suasana tegang di sofa yang tersedia di ruangan tersebut.

“Saya akan membawa hal ini ke jalur hukum.” Suara dari pihak lawan lebih dulu memecah suasana. Pria paruh baya itu tampak marah, menatap nyalang ke arah Aidan. “Saya jelas tidak terima anak saya dianiaya sampai masuk rumah sakit seperti sekarang.”

Abyan mengangguk-anggukan kepalanya. Menerima dengan lapang apa yang pria di hadapannya lontarkan padanya. “Apa Bapak sudah tahu secara keseluruhan penyebab adik saya menghajar putra Anda?” tanyanya begitu tenang, sangat tak terlihat emosi seperti apa yang tengah pria itu simpan.

“Karena adik Anda itu tidak terima anak saya mendekati perempuan yang disukai anak saya. Adik Anda itu iri dan anarkis!” balas pria paruh baya itu menggebu, sedangkan Abyan masih tenang di tempatnya.

“Benar. Adik saya tidak terima anak Anda mendekati seorang perempuan,” jawab Abyan tak menyanggah, membuat Aidan kembali terpancing emosinya. “Lalu, apa Anda tahu siapa perempuan itu? Dan bagaimana cara anak Anda mendekatinya?” Sebelah alis Abyan terangkat tinggi diiringi senyuman miringnya.

“Anda terlalu berbelit-belit. Sudah dibilang anak saya mendekati perempuan yang dia sukai. Tapi adik Anda ini menghajar anak saya dengan tidak tahu malunya. Sangat tidak punya adab!” cerca pria paruh baya itu lagi.

Mendengar hal itu, emosi Aidan kembali tersulut dan tak bisa ditahan. “Anak kalian itu sudah melecehkan pacar saya, Sialan!”

“Aidan Ghifari!” geram Abyan memberikan tatapan tajamnya dan hal itu berhasil membuat Aidan melengos dengan napas yang memburu.

“Ck! Anda bisa menilai sendiri, bukan, bagaimana kelakuan adik Anda. Sangat tidak sopan,” sinis pria paruh baya itu.

Abyan tak langsung menjawab. Kemudian, dia memberikan kode kepada pengacaranya. Setelahnya dia mengambil sebuah berkas serta ponsel yang diulurkan sang pengacara.

“Bagaimana kalau ternyata anak Anda yang pintar bersilat lidah?” tanya Abyan tersenyum, seakan dia tidak sedang menghadapi masalah apa pun. “Atau Anda mau lihat langsung kronologinya?” sambungnya lagi dengan senyumannya yang berubah menjadi sebuah seringai.

Lantas, pria itu memberikan salinan bukti-bukti yang dia punya ke hadapan pria paruh baya itu. “Anda bisa menilai sendiri dan bisa memutuskan. Apakah masalah ini akan tetap Anda bawa ke jalur hukum?"

*

*

Selamat malam semuanyaaaa

Masih mau lanjut, kah?

1
Reni Anjarwani
doubel up thor
Vajar Tri
aduh kalu sifat dewasa lav keluar bikin babang Aby tambah klepek klepek 🤭🤭🤭uuuh benarkah ada adik bayi otw 🤩🤩🤩
Vajar Tri
buahahahhahaha kalau nyonyah sudah berbicara maka mas Aby akan menurut ..... pintar nya ele ele 🤣🤣🤣🤣 kanjeng ratu tiada tandingan 🤭🤭🤭
Vajar Tri
mauuuuu banget Thor di tunggu up sama ya Ter Ter Ter baru 🤭🤭🤭🤭🤩🤩🤩🤩🤩semangatttt
Vajar Tri
selamat akhir pekan juga Thor 🥳🥳🥳 jangan lupa up nya di tambahin 🤭🤭🤭
Vajar Tri
buahahahahahahah ke gep pak boz... niat Lavina dinginin hati Aby biar 🔥 nya mati kok kayaknya malah tambah gede ya .... 🤣🤣🤣🤣 resiko Bunya istri blaem blaem kece ..... mas Aby sini aku kipasin sama kipas sate baru aku siapa tahu adem 🤣🤣🤣🤣
Sarah Sarah
god
Reni Anjarwani
doubel up thor
Vajar Tri
Aby Meleng sedikit ajj istri nya udah ada yang nyamperin 🤣🤣🤣🤣 air air air siapin air buat Aby biar tenang 🤣🤣🤣 tapi siapa ya yang ngajak ngobrol 🤔🤔🤔
El: wkwkwk maklum istrinya selain cantik punya aura centil 🤣
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
El: nanti siang yaa 😉
total 1 replies
Azizah az
mau dong mas 🤭🤭
Azizah az: mau up yg banyak 😁😁
El: hei mau apa ini 😭
total 2 replies
Vajar Tri
adu...du..Du Abang meleleh karna tingkah adek 🤣🤣🤣
El: wkwkw abyan lemah sama bininya 🤣
total 1 replies
Vajar Tri
ancaman ny bang mantaf ....biar gak jadi mundur aidan 🤭🤭😁😁 mana lagi atuh Thor up nya 🤭🤭
Vajar Tri
semangat membara 🔥🔥🔥Thor 🥳🥳🥳 lanjut kuy💃💃💃
Vajar Tri
Thor kau gantungkan lagi bikin aku tambah penasaran 🥳🥳🥳
Reni Anjarwani
lanjut
El
nanti malem yaa
Reni Anjarwani
doubel up thor
Vajar Tri
ihh gemesss gemes gemes sama author up nya kurang 😁😁😁
Ana Isti
lanjut dong kk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!