NovelToon NovelToon
PRIA

PRIA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Arif C

Novel ini menceritakan tentang seorang pria bernama Raka yang berusaha untuk memperbaiki pandangan orang lain terhadap dirinya.

Raka yang sudah pernah mendekam di penjara, mendapat banyak cemoohan dari orang sekitar bahkan keluarganya sendiri.

Apakah mungkin Raka bisa memulihkan nama baiknya yang sudah buruk di pandangan orang-orang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31

"Gendong! Gendong!" pinta Roger kepada Raka.

Raka sebenarnya ingin menggendong Roger.

Tetapi Dita kaget ketika melihat Raka ingin mengangkat tubuh Roger.

"Hei, jangan kamu jangan menggendong anakku!" tegur Gita.

Namun Roger malah merengek kemudian menangis, dia sangat ingin digendong oleh Raka.

Sehingga membuat Gita tidak bisa berbuat apapun untuk menolak keinginan salah satu putranya itu.

Pada akhirnya Raka berhasil menggendong salah satu putranya. Dia kemudian memeluk Roger dengan begitu lembut.

Raka begitu merasakan pelukan seorang ayah kepada anaknya. Bahkan Roger juga merasa nyaman ketika dalam dekapan Raka.

"Roger, ini papa, Sayang. Kamu sudah berada di pelukan Papa sekarang," bisik Raka di telinga Roger.

"Tiba saatnya nanti Papa akan membawamu dan kakakmu pulang," kata Raka lagi.

Gita sebenarnya merasa kesal, karena dia berpikir tangan Raka begitu kotor dan menilai Raka tidak sederajat dengannya untuk menggendong salah satu anaknya.

Tetapi Dita terpaksa mengizinkan Raka menggendong Roger,,karena dia tidak mau jika sampai Roger menangis keras.

Namun pada saat Raka sedang asyik menggendong Roger. Tiba-tiba Ronald juga berjalan menuju ke arah Raka.

Ronald ingin minta digendong olehnya Raka. Dita dan Silvi sebenarnya kaget dengan tingkah kedua anak kembar itu.

Raka dengan senang hati menggendong kedua putranya sekaligus. Namun Dita merasa jengkel dengan apa yang dilakukan oleh Raka.

"Hei, sudahlah! Turunkan kedua anakku sekarang juga! Jangan sampai tangan kotormu itu menudai mereka!" tegur Dita.

Raka kaget mendengar perkataan Dita yang bernada cukup kasar di telinganya.

"Silvi, celat lepaskan Roger dan Ronaldo dari gendongan Raka!" perintah Dita. Silvi pun menurutinya.

Namun kedua anak kembar itu tidak mau lepas dari gendongan Raka. Mereka malah memberontak ketika Silvi hendak menjauhkan keduanya dari Raka.

"Tolonglah, Nyonya! Biarkan mereka ada dalam gendonganku. Aku tidak akan melakukan apapun!" pinta Raka.

"Tanganku juga sudah bersih, karena sebelumnya tadi aku sudah mencuci sebelum menggendong keduanya," imbuh Raka.

Dita sebenarnya merasa kesal dengan perlakuan Raka kepada kedua anak kembarnya.

Tetapi saat itu tidak mudah melepaskan Roger dan Ronald dari dekapan Raka. Sehingga membuat Gita terpaksa melihat Raka dekat dengan kedua anak tersebut.

Raka merasa sangat senang ketika memeluk kedua anaknya sekaligus. Bahkan kerinduannya selama ini sirna sudah.

"Alhamdulillah, ya Allah. Aku sudah menemukan kedua anak kembarku. Walau aku belum bisa membawa mereka pulang, ujar batin Raka.

'Paling tidak Roger dan Ronald bisa merasakan aku adalah ayah kandung mereka, pikir Raka dalam hatinya.

Setelah 5 menit Raka menggendong juga memeluk Roger dan Ronald membuat Dita menjadi semakin tidak tahan.

"Sudah cukup, anak-anakku Sayang. ayo kita bermain di luar saja!" ajak Dita sambil melepaskan tubuh Ronald terlebih dahulu.

Ronald menurut dengan apa yang dikatakan oleh ibu angkatnya. Kemudian Dita pun meminta Silvi untuk melepaskan Roger dari dekapan Raka.

Roger juga menurut apa yang dikatakan oleh Dita.

Mereka kemudian menjauh dari Raka.

Kini Dita sudah membawa Mereka pergi. Namun saat Gita menghentikan langkah kakinya.

Dia kemudian berbalik badan dan memberi perintah pada Raka.

"Sekarang kembalilah bekerja, Raka! Jika kamu sampai bermalas-malasan, maka aku akan memberitahukan suamiku untuk memecatmu!" seru Fita sembari mengancam Raka.

Raka pun menganggukkan kepalanya, dia kini sama sekali tidak tersinggung dengan apa yang dikatakan oleh Dita.

Karena hatinya diliputi rasa bahagia sudah memeluk kedua anak kembarnya itu.

'Kita lihat saja nanti, Gita! Bagaimana aku akan mengambil hati kedua anak kandungku dan merebutnya darimu. Sebab mereka berdua adalah darah dagingku,' kata Raka.

Dia kemudian berbalik badan untuk kembali bekerja membereskan taman rumah mewah tersebut.

Tibalah saatnya Raka untuk pulang, namun saat Raka pamit kepada Dita. Roger dan Ronald malah menangis.

Mereka ingin kembali digendong oleh Raka. Gita pun menenangkan kedua anaknya dibantu oleh Silvi.

"Jangan menangis, anak-anakku sayang! Nanti kita jalan-jalan ya?" hibur Dita.

Akan tetapi kedua anak kembar itu malah mengangkat kedua tangan mungil mereka untuk minta digendong lagi oleh Raka. Silvi merasa paham dengan gelagat keduanya.

"Nereka nampaknya ingin minta digendong oleh Raka lagi, Nyonya," kata Silvi.

Dita kembali merasa kesal dengan tingkah kedua anak kembarnya itu.

"Cepatlah, Raka! Kamu pergi saja, tidak usah pamit kepadaku," perintah Dita.

Raka sebenarnya kecewa dengan sikap Gita saat itu. Namun kedua anak Raka sebenarnya kecewa dengan sikap kita saat itu.

Tetapi Roger dan Ronald malah menangis keras seolah tidak merelakan kepergian Raka.

Raka pun menjadi tidak tega dengan tangisan kedua anak kembarnya yang begitu mengiris hatinya.

Dia kemudian berbalik badan dan memeluk Roger dan Ronald. Gita pun kaget dengan sikap Raka.

"Tolonglah, Nyonya! Biarkan aku menghentikan tangis kedua anak ini, setelah itu aku akan pulang," pinta Raka dengan penuh harap. Dita hanya menghela napasnya.

"Baiklah kalau begitu, setelah Roger dan Ronald berarti menangis. Kamu harus segera pulang. Jangan sampai membuat mereka malah menjadi kehilanganmu!" perintah Gita.

Raka hanya mengiyakannya. Dia kemudian menggendong Roger dan Ronald sekaligus dalam dekapannya.

Bahkan Raka juga mengajak mereka berdua bermain sebentar untuk menenangkan kedua balita kembar itu.

Akhirnya tak perlu waktu lama mereka terdiam, bahkan terdengar tawa dari kedua anak kecil itu saat Raka mengajak mereka bercanda bersama.

Gita dan Silvi merasa heran dengan sikap Roger juga Ronald karena baru saja mengenal Raka, tetapi kini mereka tidak bisa jauh dari Raka yang hanya menjadi seorang tukang kebun di rumah itu.

'Sepertinya ada yang tidak beres dengan Raka. Aku harus bicara dengan suamiku jika dia pulang nanti, gumam Dita.

Kemudian setelah kedua anak kembar itu asyik bermain di pinggir taman. Dita kemudian memerintahkan Silvi untuk menjaga Roger dan Ronald.

Sementara itu, Raka diminta oleh Dita supaya segera pulang tanpa sepengetahuan Roger dan Ronald.

Raka pun terpaksa menuruti perintah Gita, sebab dia juga tidak mau sampai membuat sang majikan menjadi naik pitam lalu mengadukan kepada Panca.

Sehingga Raka khawatir jika sampai dia akan dipecat dari pekerjaannya. Namun hati Raka begitu senang, bahkan dia menilai ikatan Raka sebagai ayah dengan Roger dan Ronald begitu kuat.

Dia berpikir kedekatan ini akan memudahkan Raka jika sampai dia berhasil mengambil kembali hak asuh kedua anak kembar itu.

'Kita lihat saja nanti, aku pasti akan membawa kedua anakku kembali ke pelukanku. Dan aku akan membesarkan mereka dengan segenap tenagaku,' kata batin Raka.

Tekadnya ini semakin besar untuk memperjuangkan haknya sebagai seorang ayah.

Lalu Raka pun keluar dari rumah Dita. Saar sampai di rumah Sarah dan Rama tidak ada di sana. Raka teringat jika mereka masih berjualan di alun-alun.

1
@Tie
ini diucapkan apa cuma dlm pikiran?tp ada ditimpali sm raka,apa raka bs baca pikiran?
@Tie
hatinya
siskaa putri
sepertinya menarik
Tester
Saya adalah pemberi komentar pertama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!