NovelToon NovelToon
Asmara Dua Sisi

Asmara Dua Sisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rens16

Kalian pernah terjebak dalam hubungan friendzone nggak guys? Rasanya tuh tak enak banget, mau mengakui dia sebagai pacar tapi si doi belum pernah bilang cinta, mau mengakui dia teman tapi perlakuannya semanis pacar. Sebuah hubungan itu kan sejatinya perlu penegasan agar tidak ada rasa kesalahpahaman. Hal inilah yang dialami oleh Violet Cahaya Syailendra, selama dua tahun hubungannya dengan Dante tak pernah keluar dari hubungan teman tapi mesra itu, dan jujur ini melelahkan buat Vio karena ia tak bisa mengklaim Dante sebagai miliknya. Hingga akhirnya seorang pria tampan bernama Amarta Yasa Mahendra datang menawarkan rasa yang selama ini dirindukan oleh Vio, lalu akankah Vio menerima cinta itu atau bertahan dengan Dante yang telah merajai hatinya? Here we go... perjalanan cinta Vio dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 : Harus A

Vio berdandan secantik mungkin dengan menggunakan rok span berwarna hitam, kemeja putih dan dibalut blezer hitam.

Mau menghadap dosen penguji, dandan harus yang rapi dan menarik, oh satu lagi harus wangi.

"Bun, aku berangkat dulu ya." Vio menghampiri bundanya yang sedang merapikan belanjaan bulanannya di rak penyimpanan.

"Hati-hati di jalan. Dijemput Ara kan?"

"Iya, bentar lagi Ara nyampai. Doain aku lancar sidangnya." Vio mencium punggung tangan sang Bunda lalu keluar untuk menemui Ara yang menunggunya di dalam mobil.

Saat Ara melihat Rissa keluar bersama Vio, Ara pun turun dari mobil untuk menyapa bunda sahabatnya itu.

"Hati-hati nyetirnya ya Ra." ucap Rissa saat Ara mencium punggung tangan Rissa.

"Iya Tante."

"Kita berangkat dulu ya Bun." Teriak Vio dari dalam mobil, lalu melambaikan tangan.

"Wuih...wanginya kayak peri yang nyangkut di pohon!" ledek Ara sambil mengemudikan kendaraannya.

"Kan mau ngadepin penguji Ra, masak gue kucel," sahut Vio, sekali lagi memeriksa riasannya.

"Bukan mau caper ke Pak Pras?" ledek Ara cengengesan.

"Nggak ya! Gue udah punya pacar!" sahut Vio ketus.

"Iya yah, sama Juna yang hot aja ditolak lho," ledek Ara lagi.

"Hah?! Kok lo bisa tahu?!" jerit Vio panik.

"Ada yang videoin lo sama Juna waktu itu, terus Mas posesif lo nyamperin dengan wajah menahan kesal." Ara tertawa terbahak setelah menceritakan masalah itu.

"Ra! Ara! Gue mau sidang, lo bukannya bikin tenang, malah bikin materi yang gue persiapin di otak gue rontok semua nih." Vio mengomel mengetahui bahwa kelakuan Juna waktu itu diketahui oleh Ara, yang Vio tahu pasti teman yang lainnya juga mengetahuinya.

"Tenang sih, lo kan pinter!" sahut Ara santai.

Vio memutar matanya kesal, bersamaan dengan itu ponsel di tasnya berbunyi.

Vio mengambil ponsel tersebut lalu menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan itu. "Hallo Mas," sapa Vio mesra.

Ara menoleh cepat saat mendengar Vio berbicara semesra itu, siapa lagi yang menghubunginya kalau bukan pacar sang sahabat.

"Lagi otw ke kampus."

"Iya hari ini mau sidang."

"Di jemput Ara."

"Iya. Makasih Mas."

"I love you too," balas Vio setelah terdiam cukup lama.

Dari tempatnya Ara bisa melihat bias di pipi Vio, merah dan merona, dan itu membuat Vio semakin cantik.

"Pantes ya hampir semua cowok terpesona sama kecantikan elo ya Vi. Lo itu definisi kecantikan dalam kesederhanaan.

"Ra, bisa nggak lo ngomongnya jangan ngelantur gitu, gue lagi mengingat materi yang gue tulis di tesis gue!"

"Udahlah, nggak usah tegang-tegang amat! Kita tuh ngambil kuliah pascasarjana, jadi pasti bukan hafalan yang bakal ditanya sama tim penguji, tapi pendapat lo kenapa lo mengangkat materi itu!"

"Tapi gue juga nggak mau terlihat tollol di depan penguji, masak mereka tanya apa yang gue tulis, tapi guenya nggak paham. Duh jangan sampai kayak gitu."

"Ya nggak harus gitu, maksud gue nggak perlu harus ngejar harus dapet A kan?"

"Nope! Harus A!" sahut Vio mantap.

"Astaga, perfecto sekali anda!" dengus Ara kesal.

Vio terkekeh, bersahabat selama lebih dari sepuluh tahun membuat mereka mengenal pribadi masing-masing segitu baiknya.

Mobil Ara masuk ke dalam tempat parkir di fakultas tempat mereka menimba ilmu.

Celine sudah menunggu kedatangan mereka di lobby fakultasnya. "Sini Vi gue bantuin bawa."

Vio mendengus kesal dengan kelakuan sok dramatis sahabatnya itu. "Alay!"

"Biar gue juga ketularan lo Vi, cepet lulus terus cepet kerja, siapa tahu cepet punya pacar juga," ucap Celine santai.

"Emang bisa ya, cuman bawain buku gue, terus segala hal yang lo sebut tadi terjadi, gitu?" tanya Vio sambil menggeleng.

"Bisa aja sih, kalo ada malaikat lewat di deket kita, terus denger gue ngomong dan mencatat omongan gue tadi."

Vio dan Ara hanya tertawa mendengar ucapan Celine tadi.

Mereka tiba di depan ruang pertemuan, tempat dimana tim penguji menguji para mahasiswa yang mengajukan tesisnya.

Vio duduk dengan tenang sambil menunggu waktu yang telah ditentukan oleh sekretariat. Dia membuka kembali materi yang ia ajukan untuk tesisnya itu.

Celine dan Ara duduk tenang di samping Vio, tak ada lagi gurauan yang terlontar dari bibir keduanya, mereka membiarkan Vio fokus kepada buku yang ada di pangkuannya.

Nama Vio dipanggil oleh salah satu staff sekretariat, dengan mantap Vio bangkit dan masuk ke ruangan tersebut.

Pak Pram selaku pembimbing akademis sekaligus pembimbing duanya mendampingi Vio di tempat itu.

Lima orang tim penguji dan salah satunya adalah dekan dua di fakultas yang terkenal killer itu duduk di balik meja di depan sana.

Vio menghela nafas untuk membuang kegugupannya, lalu dia menatap kelima orang tersebut dengan yakin.

Kelima orang itu menanyakan dengan kritis perihal materi yang Vio tulis dalam tesisnya.

Namanya juga mahasiswi pintar meski tak suka menonjolkan diri, tentu saja Vio tahu apa yang ia tulis disana, dan dapat menjawab semua pertanyaan itu dengan mudah.

Butuh waktu hampir satu jam setengah pengujian itu, di samping memang materi yang diangkat Vio begitu menarik dan tentu saja pengujian itu tak ubahnya ajang berdiskusi yang menyenangkan bagi kedua belah pihak.

Pak Pram tampak puas dengan performa Vio, sebagai pembimbing akademis sekaligus pembimbing dia Vio, tentu saja dia bangga.

"Violet Cahaya Syailendra." Ketua tim penguji menyebut nama lengkap Vio.

Vio berdiri dan kedua tangan saling bertaut menunjukkan sikap sopan santunnya.

"Kami selaku tim penguji sangat puas dengan tesis yang anda ajukan, dan dari sidang kali ini, kami sepakat untuk memberi anda nilai... A." Begitu ketua tim penguji memberikan nilai maksimal kepada tesisnya, Vio dan Pak Pram tersenyum puas.

"Terima kasih Pak, Bu!" Vio mengangguk hormat lalu keluar dari ruangan tersebut.

Banyak mahasiswa berkumpul di depan ruangan itu menunggu hasil dari ujian Vio kali ini, mereka hopeless karena dekan dua mereka yang terkenal killer itu masuk menjadi salah satu tim penguji.

Untuk sebagian mahasiswa keberadaan beliau saja sudah jadi momok tersendiri, apalagi sampai jadi tim penguji.

"Gimana Vi?" Celine langsung menyambut Vio yang wajahnya masih terlihat tegang.

"Lulus kan Vi?" Ara ikutan penasaran, bahkan beberapa teman mereka pun ingin mendengar nilai yang diperoleh Vio.

"A dong!" Vio menunjukkan nilainya kepada semua temannya yang terlihat penasaran itu.

"Yey... luar biasa banget Vi!" Ara dan Celine memeluk Vio sambil berteriak kegirangan.

"Kalian, tiru tuh Vio, jangan bikin saya malu ya!" Pak Pram keluar dengan muka sumringah namun serius.

"Hadeuh, tambah bucin deh tuh Bapak!" Ara menggelengkan kepalanya sok dramatis.

"Heh, mulut dijaga Ra, jangan suka tebar fitnah!" Vio menggeplakk lengan Ara kesal.

Ara ingin membalas penganiayaan Vio, saat suara heboh orang-orang mengalihkan perhatian mereka.

1
Rens16
Buat kalian semua, terimakasih terus support aku ya, maaf belakangan hari ini aku sibuk banget sampai mau nulis aja nggak ada waktu, Aku usahakan update sesering yang aku bisa, salam sayang semua 😍😍
Surya Ningsih
bagus jalan ceritanya, keren👍🏻
semoga banyak yang baca , like, n koment🤲🏻
Rens16: Terima kasih support nya/Drool/
total 1 replies
Rissa Rusmayanti
up lagi kakak
Rens16: otw ya yang /Drool/
total 1 replies
Indah MB
kasihan deh Vio di kacangin gitu... kerasa bgt sih kesal dan malu bercampur
GET MARRIED WITH UNCLE ARKHAN, mampir
Indah MB
baru bab pertama dah syuka... kasih 🌹ah buat Vio dan Dante siapa tau jodoh... tapi baca harus nyicil ya Thor mo on ma ap.. soalnya aku juga nulis 🥺
GET MARRIED WITH UNCLE ARKHAN, mampir
Rens16: Oh oke, nanti ya 👍
total 1 replies
Indah MB
mending tanya aja deh Vio.. klo dante mau syukur, klo gak setidaknya kita tahu hatinya dari pada berharap terus... soalnya aku kayak gitu... capek berharap terus.. mending tanya walaupun dari pesan soalnya klo langsung mulutnya kayak di lem🤣🤣
Indah MB
ya emang gitu. lebih peka temen dari pada pacar 🤭 ...
Indah MB
typo kak... mungkin "makan sih" 😁
Indah MB: ma sama ... hehehe ..
Rens16: Ya ampun aku cari kok nggak ketemu yang typo ya /Grin/ btw makasih udah kasih koreksi an /Heart/
total 2 replies
Surya Ningsih
bagus cerita nya 👍🏻
Rens16: Terima kasih support nya/Drool/
total 1 replies
Aurora
Luar biasa
Rens16: Terima kasih sudah support aku /Drool/
total 1 replies
Rien
/Drool//Drool//Drool//Drool/
Rens16
Semoga banyak yang suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!