Alia menikah dengan wali kelasnya saat SMA, yaitu Dimas. Di Tengah perjalanan pernikahan mereka mulai muncul banyak konflik, mulai dari urusan ranjang maupun ketidakcocokan, bahkan ada isu orang ketiga, lalu adiknya Dimas yakni Ferdi berniat membantu dan menyelamatkan Alia, namun akhirnya mereka saling jatuh cinta. Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bel Bel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Dimas tiba dirumah.
Dia melihat istrinya sedang berbaring diranjang kamar.
“Sayang gimana kondisimu? Kita periksa yuk nanti ke dokter.”
Kata Dimas.
“Sudah kok mas, aku disuruh banyak istirahat sama dokternya
dan makan makanan bergizi.” Kata Alia.
“Loh kapan ke dokternya? Kenapa tidak menunggu aku pulang
baru kita ke dokter bersama?” Tanya Dimas.
“Kamu kan lama pulangnya mas, setibanya di Jakarta kemarin
keesokan paginya aku langsung pergi ke dokter, diantar sama Ferdi kok kemarin.”
Kata Alia.
“Kok malah diantar sama Ferdi, harusnya kan sama suami.” Kata
Dimas.
“Maaf ya mas, tapi aku ingin memastikan saja bahwa kondisi
kehamilanku sehat-sehat saja.” Kata Alia.
“Iya, tapi lain kali kalau ke dokter sama aku saja ya, kalau
butuh apa-apa biar aku saja jangan menyuruh Ferdi apalagi pergi sama Ferdi
berdua.” Kata Dimas.
“Kamu aneh banget mas, dulu katanya kalau butuh apa-apa atau
minta diantar pergi boleh minta antar Ferdi sekarang kamu melarangku pergi sama
adik kamu sendiri, jangan-jangan kamu cemburu ya adik kamu sendiri?” Gerutu
Alia.
“Bukan cemburu tapi aku takut kalau kalian terlalu sering
berdua nanti malah ada yang suka bisa kamu bisa jadi Ferdi atau bahkan
keduanya.” Kata Dimas.
“Bisa-bisanya kamu punya pikiran seperti itu sih mas, mana
mungkin aku suka sama adik kamu. Dia itu teman dekat saat kuliah dulu kalau
sekarang kan aku istri kamu mas, sudahlah jangan bikin aku kesal aku mau istirahat
dulu.” Kata Alia.
“Aku lapar sayang. Kamu masak apa?” Tanya Dimas.
“Aku hari ini nggak masak, tadi Ferdi masak sayur sop sama ayam
goreng mas enak banget rasanya.” Kata Alia.
“Loh kok malah Ferdi yang masak? Kenapa bukan kamu yang
masak?” Tanya Dimas.
“Dia khawatir sama aku mas apalagi aku lagi hamil muda, makanya
dia tadi yang masak.” Kata Alia.
“Oh gitu, kalau gitu aku beli makan saja, aku tiba-tiba
ingin makan nasi goreng.” Kata Dimas.
“Iya mas.” Jawab Alia.
**
Hari itu bapak dan ibunya Alia datang ke rumah Alia untuk
melihat kondisi Alia.
“Sayang.” Kata Sari, ibunda Alia.
“Ibu, kenapa bapak sama ibu nggak telfon Alia dulu kalau mau
kesini.” Kata Alia.
“Kemarin bapak sudah kasih kabar ke suamimu kalau hari ini
bapak sama ibu mau datang.” Kata Aris, ayah Alia.
“Oh gitu, masuk yuk pak buk. Mas Dimas sudah berangkat kerja.”
Kata Alia.
“Kamu sendirian dirumah berarti?” Tanya Sari.
“Sama Ferdi buk, dia sering bantuin Alia. Ferdi kerja di
dekat sini makanya dia tinggal disini.” Kata Alia.
“Tetap saja kamu harus jaga jarak dengan Ferdi, ipar itu
bisa berbahaya apalagi dalam satu rumah tanpa ada suami.” Kata Aris.
“Aku dan mas Dimas itu saling percaya kok pak buk sama
Ferdi, kita bertiga itu saling mengerti, lagipula aku dan Ferdi juga tidak
mungkin aneh-aneh.” Kata Alia.
“Memangnya kamu tau isi hatinya Ferdi? Ibu khawatir karena
sering Bersama akhirnya Ferdi suka sama kamu.” Kata Sari.
“Sudahlah buk jangan bahas Ferdi terus.” Gerutu Alia.
“Sayang.” Kata Ferdi keceplosan memanggil Alia. Ferdi pun
sangat kaget akhirnya dia berpura-pura sedang bernyanyi.
“Sayangku oh I love you my baby baby baby oooooo”
“Hmmmm tiap hari nyanyi terus.” Kata Alia sambil mengedipkan
matanya untuk memberi pertunjuk.
“Pak Aris bu Sari apa kabar?” Kata Ferdi.
“Baik.” Jawab Aris dan Sari.
“Mau berangkat kerja sekarang ya Ferdi?” Tanya Sari.
“Iya bu, permisi saya pamit pergi dulu.” Kata Ferdi, lalu
Ferdi segera pergi.
“Hati-hati dan jaga jarak sama Ferdi. Bapak kira tadi dia
memanggilmu sayang.” Kata Aris.
“Mana mungkin pak, bapak ada-ada saja.” Kata Alia.