Linda adalah adik kandung dari Rani. Linda di boyong Rani ke rumahnya untuk melanjutkan pendidikan di kota tempat tinggalnya sekarang.
Rani sudah berkeluarga tapi belum kunjung di karunia anak. Rumah tangga Rani awalnya adem ayem,tapi semenjak kedatangan sang adik suaminya mulai berubah.
Kebohongan demi kebohongan terus suaminya ucapkan untuk menutupi perselingkuhan denga sang adik ipar.
Apakah Linda tega menghancurkan rumah tangga kakaknya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Acara tahlilan berjalan lancar,tinggalah paman dan bibik beserta Linda ,Rani dan suaminya. Rani mengutarakan keinginannya.
"Paman, bibik, terimakasih selama ini membantu ayah dan ibu. Kami berhutang banyak pada kalian berdua. Sekarang ayah dan ibu sudah tiada aku berencana akan mengajak Linda pindah ke kota paman,bibik." Ucap Rani saat mereka tengah duduk di ruang tengah yang sudah sepi pelayat.
"Tapi,Rani. Adikmu masih sekolah,tanggung tidak lama lagi lulusan. Biarkan saja paman dan bibik yang merawatnya. Nanti jika sudah lulus SMA kamu boleh membawanya tinggal ditempat kamu." jawab paman tidak rela berpisah dengan keponakan yang sehari - hari selalu bersama dirinya karna rumah paman memang ada di sebelah rumah Rani.
"Ya,kak. Aku masih ingin disini. Aku belum bisa meninggalkan rumah ini,begitu banyak kenangan yang sulit aku lupakan. Kakak ga usah terlalu memikirkan aku,disini ada paman dan bibik yang akan menjaga aku." uajr Linda berusaha tersenyum.
"Baiklah ,tapi setelah kamu lulus kamu harus ikut kakak. " Rani mengalah pada keinginan adiknya.
Setelah hari ketujuh Rani sudah kembali ke kota sementara suaminya sudah pulang duluan karna tidak bisa cuti lama - lama.
"Dek,kakak hari ini mau balik dulu. Nanti kakak pulang kesini lagi pas empat puluh hari ayah dan ibu. Kamu harus nurut sama paman dan bibik." Rani memeluk adiknya sambil membelai punggung adiknya lembut.
Rasanya sungguh berat meninggalkan adiknya sendirian di sini. Tapi adiknya juga tidak mau ikut dengan dirinya. Kalau sekedar sekolah Rani bisa dengan mudah memindahkan adiknya. Tapi adiknya bersikeras masih mau tinggal di kampung.
Travel yang sudah ia pesan akhirnya datang juga. Rani hanya membawa sebuah tas kecil ,karna saat pulang kemaren ia tidak membawa apa - apa.
"Paman, Rani pamit. Titip Linda. Insya Allah pas empat puluh hari nanti Rani akan kesini kembali." Pamit Rani pada paman kandungnya.
"Iya,kamu tenang saja,Rani. Paman dan bibik akan menjaga Linda seperti anak kami sendiri. Lagian anaknya paman juga sudah pada di luar kota semuanya." ujar paman mengelus pucuk kepala ponakannya.
"Bik ,aku titip Linda. Kalau Linda nakal marahi aja,bik." Ucap Rani dengan mata berkaca - kaca.
"Udah sana berangkat, itu travelnya sudah menunggu." usir bibik yang tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.
Ami memeluk paman dan bibiknya bergantian baru setelah itu ia memeluk sang adik yang sudah berlinangan air mata.
"Adek jangan nangis,kakak jadi berat melangkah. Kakak janji secepatnya akan menjemput kamu." Rani melepaskan pelukannya dan bergegas naik ke mobil. Ia takut tidak kuat meninggalkan adiknya.
Linda masih saja menangis melambaikan tangan saat melepas kepergian kakaknya. Bibik memeluk Linda,memberi kekuatan bahwa ia tidak sendiri.
"Ayo kita masuk,Linda. Hapus air mata kamu,nak. Sekarang paman dan bibik adalah orang tua kamu sekrang. Jadi kamu ga boleh sedih lagi,kamu tidak sendiri." Ucap bibik lembut.
Linda hanya menurut apa yang bibiknya perintahkan. Ia berjalan perlahan memasuki rumah yang terasa sangat sepi. Tidak ada lagi canda tawa ayah dan ibunya terdengar. Sudut matanya kembali menganak dan buru - buru di hapus dengan ujung bajunya yang berlengan panjang.
Matanya memandang sekeliling, lalu matanya tertuju pada bingkai foto keluarga yang sempat mereka buat saat lebaran tahun lalu. Biasanya ayah dan ibu tidak pernah mau untuk di foto,tapi berkat rayuan Linda dan Rani akhirnya mereka mempunyai kenangan untuk dilihat jika salah satu dari meraka sudah tiada.
knp jadi dendam ke ari?
malah lbh jahat rani, tega sama adiknya sendiri