Finn kembali untuk membalaskan dendam kematian kedua orang tuanya. Dengan bantuan ayah angkatnya, Finn meminta dijodohkan dengan putri dari pembunuh kedua orang tuanya, yaitu Selena.
Ditengah rencana perjodohan, seorang gadis bernama Giselle muncul dan mulai mengganggu hidup Finn.
"Jika aku boleh memilih, aku tidak ingin terlahir menjadi keturunan keluarga Milano. Aku ingin melihat dunia luar, Finn... Merasakan hidup layaknya manusia pada umumnya," ~ Giselle.
"Aku akan membawamu keluar dan melihat dunia. Jika aku memintamu untuk menikah denganku, apa kamu mau?" ~ Finn.
Cinta yang mulai tumbuh diantara keduanya akankah mampu meluluhkan dendam yang sudah mendarah daging?
100% fiksi, bagi yang tidak suka boleh langsung skip tanpa meninggalkan rating atau komentar jelek. Selamat membaca dan salam dunia perhaluan, Terimakasih 🙏 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 : TDCDD
"Seharusnya Papa tidak mengijinkan Giselle untuk bekerja di perusahaan Finn. Aku tidak rela kalau Finn sampai tertarik pada Giselle!!!"
Sepanjang perjalanan pulang, Selena terus saja memprotes keputusan Papanya. Saat keluar dari restaurant tadi, tiba-tiba Finn mendapatkan telefon dari kantor, hingga dia tidak bisa mengantarkan Selena pulang. Mau tidak mau Selena terpaksa pulang bersama kedua orang tuanya.
"Finn tidak akan mungkin sanggup untuk mengajari Giselle. Papa yakin, sehari saja dia pasti akan langsung menyerah, jadi kamu tidak perlu terlalu khawatir seperti itu Selena. Finn hanya milik kamu dan akan tetap menjadi milik kamu!" meskipun firasat buruk mulai menyelimuti pikirannya, Tuan Andreas mencoba untuk tetap tenang.
Hening menyelimuti mobil yang sedang dinaiki tiga orang itu, meskipun Papanya berusaha untuk menenangkan tapi Selena tetap tidak bisa tenang. Dengan bekerja di kantor Finn, itu artinya adik tirinya itu akan bertemu dengan Finn setiap hari. Selena merasa sesuatu yang kuat seperti menekan dadanya, ada rasa tidak rela melihat kedekatan mereka berdua nantinya. Bagaimana jika Finn sampai jatuh cinta pada Giselle?
Sementara itu, Giselle pulang bersama dengan Glenn. Keduanya masih sama-sama canggung dan saling diam. Giselle juga bingung harus membahas apa, padahal jika bersama Finn mulutnya bisa ceplas-ceplos seperti tidak punya rem, bahkan tanpa malu dia berani meraba-raba tubuh lelaki itu. Jika mengingat itu semua, Giselle jadi malu sendiri, bagaimana malam itu dia menantang Finn untuk tidur dengannya.
"Kenapa? Apa kamu ingin mengatakan sesuatu?" Glenn membuka percakapan, dia sengaja berbasa-basi.
Giselle sedikit gelagapan, dia menggeleng cepat, "Oh tidak-tidak, aku tidak ingin mengatakan apapun,"
Glenn tersenyum tipis, "Kamu... Kenapa kamu mau dijodoh-jodohkan seperti ini?"
"Apa kamu pikir aku mau? Aku hanya terpaksa saja," jawabnya jujur, Glenn malah tertawa mendengarnya.
"Apanya yang lucu? Kamu ini kan orang berpendidikan, kenapa kamu main terima-terima saja perjodohan ini? Padahal kamu bisa menolaknya jika kamu mau!" imbuhnya disertai hembusan nafas panjang.
"Aku memang bisa menolaknya, tapi aku tidak mau," jawab Glenn.
"Kenapa? Kenapa tidak mau?"
"Ya karena aku ingin mencobanya, siapa tau kita cocok. Apa kamu tidak ingin mencobanya dulu denganku?" tanya Glenn.
Giselle menyenderkan tubuhnya pada punggung jok, tatapannya menatap lurus ke depan. Jelas saja dia tidak mau lah, dia ingin bebas tapi bukan dengan acara dijodoh-jodohkan seperti ini.
Dua mobil hitam datang menghadang, Glenn langsung mengerem mobilnya mendadak. Delapan orang turun dari dalam mobil itu, mereka memakai pakaian serba hitam dan memakai penutup kepala. Masing-masing memegang pistol ditangannya.
"Cepat keluar dari dalam mobil!" seru salah seorang dari mereka.
Glenn dan Giselle saling menatap, mereka sama-sama panik, tapi Glenn lebih bisa menyembunyikan kepanikannya dan berusaha untuk tetap bersikap tenang dihadapan Giselle.
"Kamu disini saja, biar aku yang turun,"
Giselle menggeleng cepat, "Tidak, aku ikut turun!"
"Tapi ini terlalu berbahaya, mereka membawa senjata,"
"Terus apa kamu mampu menghadapi mereka semua sendirian?" tanya Giselle.
Glenn tak mampu menjawab, dia memang tidak begitu pandai beladiri. Tuan Hendra memang tidak ingin Glenn menuruni keburukannya, dia sengaja tidak pernah mengajari anaknya itu bagaimana caranya menggunakan senjata meskipun Glenn dulu sering meminta diajari. Tuan Hendra hanya ingin Glenn menjadi pemuda baik-baik dan hidup dengan tenang tanpa adanya pertumpahan darah, cukup dirinya saja yang hidup dalam kegelapan dan menjadi seorang pembunuh.
Tanpa menunggu jawaban dari Glenn, Giselle membuka pintu mobil dan segera turun, orang-orang itu langsung menurunkan senjata mereka.
"Jangan sakiti dia!" Glenn berlari ke arah Giselle. "Aku akan memberikan berapapun yang kalian mau, tapi tolong lepaskan kami!"
"Kami tidak butuh uangmu!"
Salah seorang dari mereka datang mendekat, Glenn langsung menyuruh Giselle untuk mundur. Perkelahian terjadi diantara mereka berdua, mereka sama-sama berkelahi dengan tangan kosong. Orang itu sengaja tidak mengunakan senjatanya karena mereka memang ditugaskan hanya untuk menakut-nakuti, bukan untuk membunuh.
Glenn berhasil menghindar dari serangan-serangan yang diarahkan oleh orang misterius itu. Orang itu mengeluarkan botol kecil dari balik pakaiannya dan menyemprotkannya ke wajah Glenn, seketika Glenn merasa pusing dan pandangannya mulai memudar. Tubuh Glenn ambruk ke atas aspal.
"Glenn..."
Beberapa orang lainnya langsung menghadang langkah Giselle saat gadis itu ingin menghampiri Glenn yang sudah hilang kesadaran. Dua orang dari mereka mengangkat tubuh Glenn dan memasukkannya ke dalam mobilnya kembali.
"Kami diutus untuk menjemput, Nona," ucap salah satu dari mereka.
"Memangnya siapa yang menyuruh kalian?" Giselle menatap waspada, mungkinkah mereka adalah orang-orang suruhan Finn.
"Mari silahkan masuk ke dalam mobil. Nanti Nona akan tau sendiri jawabannya. Dan tentang teman Nona itu, dia akan baik-baik saja,"
Giselle menatap Glenn yang sudah terduduk di dalam mobilnya. Meskipun baru mengenal, Giselle tau jika Glenn adalah laki-laki baik, mungkin mereka akan cocok menjadi teman nantinya.
"Mari silahkan, Nona,"
Giselle mengikuti arahan dan masuk ke dalam salah satu mobil itu. Dia semakin yakin jika mereka adalah orang-orang suruhan Finn, buktinya mereka memperlakukannya dengan sopan dan tidak melukai Glenn.
Dua mobil itu membawa Giselle menuju ke sebuah mansion mewah. Beberapa pelayan sudah berdiri berjejer untuk menyambut kedatangan mereka. Begitu turun dari dalam mobil, dua orang pelayan wanita langsung menghampiri ke arah Giselle.
"Mari Nona, Tuan muda sudah menunggu di atas,"
Giselle masih mengagumi tempat itu. Mansion itu begitu mewah, bahkan kemewahannya mengalahkan kediaman utama keluarga Milano. Langkah kaki membawanya masuk mengikuti dua pelayan wanita itu. Ternyata didalamnya juga seperti bangunan istana, kira-kira siapa pemilik mansion mewah ini?
"Silahkan, Nona. Tuan muda sudah menunggu Anda didalam," pelayan itu membantu membukakan pintunya dan mempersilahkan Giselle untuk masuk.
Dua pelayan itu menutup kembali pintunya dengan rapat. kedua mata Giselle menjelajahi setiap sudut ruangan kamar itu, ukurannya bahkan tiga kali lipat lebih besar dari ukuran kamarnya yang sekarang.
"Kamu sudah datang?"
Suara itu mengejutkan Giselle, dia membalikkan tubuhnya dan melihat Finn yang baru keluar dari dalam kamar mandi hanya dengan menggunakan bathrobe berwarna biru dongker. Giselle menelan salivanya kasar saat melihat dada Finn yang sedikit terekspos itu, pikirannya mulai berkelana.
"Ka-kamu mau apa, Finn?" Giselle melangkahkan kakinya mundur saat melihat Finn berjalan mendekat ke arahnya.
"Aku sudah berhasil menculikmu, lalu apa imbalannya untukku?" Finn terus mendekat, hingga tubuh gadis itu menyentuh lemari kecil dan tidak bisa mundur lagi. Finn mengunci tubuh Giselle dengan kedua tangannya.
"Imbalan apa? Bukankah tadi aku sudah membuat Papaku setuju jika aku akan bekerja di perusahaanmu," Giselle menatap Finn, berusaha untuk tidak terlihat gugup.
"Tapi aku ingin imbalan yang lain,"
Giselle mengangkat sebelah alisnya, "Apa itu?"
Finn mendekatkan wajahnya, berbisik di telinga Giselle. "Tidur denganku, bagaimana?"
...✨✨✨...