Kupu Kupu Malam

      Jonathan membayangkan makanan yang seger seger ada di depan mata nya.

     "Jonathan pengen makan yang seger seger Mah, kayak nya enak nih"

      "Yang seger seger gimana" tanya Mama Cristina tak mengerti dengan keinginan putra nya itu.

       "Yang seger seger Mah, kaya manisan gitu" ucap Jonathan.

       "Jangan aneh aneh kamu Jo, kamu lagi sakit juga mau makan asinan" omel Mama Cristina tak habis pikir dengan keinginan putra nya.

Tapi dari keinginan aneh putra nya Cristina jadi merasa aneh.

         "Jo, kamu itu sakit tapi minta nya makan asinan. sudah kaya Papa mu aja dulu saat Mama lagi hamil kamu dia suka sekali makan manisan" ucap Cristina.

Dan ucapan Mama Cristina seketika membuat Jonathan ingat jika istri nya sedari kemarin belum ada kabar nya.

         "Terus apa hubungannya dengan sakit Jonathan sama Papa Mah?

         "Sebenarnya tidak ada Jo, tapi kamu ini sudah cukup umur sudah saat nya kamu mencari pasangan hidup. Coba kalau dari dulu kamu menikah dengan Lidia, saat kamu sakit seperti ini ada Lidia istri mu yang akan merawat mu" ujar nya.

         "Mama jangan coba coba merayu Jonathan agar aku bersedia menikah dengan Lidia" kilasan kekesalan terlihat jelas di wajah Jonathan.

         "Mama tidak bermaksud untuk memaksa mu untuk menikah dengan Lidia Jo"

         "Ma sudah Ma, Jonathan masih sakit biarkan dia istirahat" sahut Papa Cristian yang tiba-tiba masuk kamar.

         "Jo, pagi ini kamu gak usah ke kantor dulu, istirahat lah dirumah. Nanti biar Alex yang meng-handle semua urusan kantor" ucap Cristian lagi.

Setelah mengatakan itu, pria paruh baya itu menggenggam tangan istrinya.

       "Ayo Ma, kita keluar saja. biarkan Jonathan istirahat dulu" ajak Cristian.

       "Iya Pak" jawab Cristina.

Keduanya berjalan beriringan keluar meninggalkan Jonathan yang masih berbaring di ranjangnya.

Sesampainya di ujung pintu, pria paruh baya itu berhenti dan membalikkan badannya.

Cristian kembali menghampiri Jonathan.

       "Bulan depan akan ada acara ulang tahun Mama mu. Bawalah pacar mu dan kenalkan pada Papa" ujar Papa Cristian.

       "Tapi,, Pah"?

       "Tidak ada tapi tapian Jo, bukan kah kemaren kamu sudah menolak Lidia dengan alasan sudah punya pilihan sendiri, lalu kapan kamu akan mengenalkan kekasihmu dan bersiap menikah. Papa gak perduli siapa dia dan apa latar belakang nya. yang pasti kamu menunjukkan bahwa kamu memang sudah memiliki kekasih dari pilihan mu sendiri " pria paruh baya itu terus mengoceh seraya menepuk pundak putranya.

Dengan cepat Jonathan menggangukan kepala nya.

Sementara itu Cristian kembali melangkah keluar meninggalkan Jonathan.

 Berbeda dengan Jonathan, kini Lidia tengah berada di kantor Jonathan.

       "Mbak, aku mau bertemu dengan Jonathan. Apa aja ada di ruangan nya" tanya Lidia pada salah satu resepsionis nya.

       "Maaf Bu, hari ini Pak Jonathan gak ke kantor beliau sedang sakit" ucap resepsionis itu.

        "Apa! Jonathan sakit? ucap Clarissa langsung berlari keluar.

Semua orang yang ada di ruangan itu hanya geleng geleng kepala melihat polah Lidia.

Sesampainya di dalam mobil Lidia langsung tancap gak meningalkan gedung bertingkat itu.

tiba-tiba ponsel Lidia berdering, satu panggilan dari sang Mama.

"Hallo, Mam ada apa?

"Kamu dimana Lidia"?

"Aku di jalan mau kerumah Jonathan, ada apa sih Ma"?

"Kamu ngapain lagi ke rumah Jonathan Lidia"? tanya Mama Maria.

"Kata salah satu karyawan nya Jonathan sedang sakit Ma, ini kesempatan untuk Lidia buat ambil hati Jonathan. Mungkin dengan sedikit perhatian dari ku bisa membuat Jonathan berubah pikiran" ujar Lidia.

"Bagus, kamu harus bisa mengambil hati nya. agar dia mau menikah dengan mu"

"Ya sudah ya Mam, ini Lidia masih dijalan" Jawab Lidia dan langsung mematikan sambungan telepon nya.

Sampai dirumah Jonathan, Lidia langsung masuk menghampiri Cristina yang tengah berdiri di depan rumah mengantarkan suaminya untuk berangkat ke kantor.

"Pagi Om, Tante" sapa Lidia.

"Tumben pagi pagi sudah sampai sini Lidia" tanya Cristina. sementara Papa Cristian tidak menjawab ia memilih langsung masuk ke dalam mobil untuk berangkat ke kantor.

"Iya tante tadi aku sempat mampir ke kantor Jonathan, kata nya Jonathan sakit makannya aku langsung kesini"

"Iya Lidia, dia sakit sejak semalam"

Sementara itu di dalam kamar, Jonathan sedang berbicara dengan istri nya melalui sambungan telepon.

"Kenapa mas Nathan tidak pulang semalam" tanya Clarissa.

"Maaf ya sayang, kemarin sore waktu mas dirumah Mama. tiba-tiba perut nya sakit mual dan kepala pusing"

"Jadi mas Nathan sakit"! sahut Clarissa yang merasa panik mendengar suaminya sakit perut.

" Sebenarnya mas tidak sakit, mungkin karena mas salah makan aja kemarin waktu di kantor"

"Terus sekarang gimana keadaan mas Nathan"? tanya Clarissa lagi.

"Ini sudah agak mendingan kamu gak usah cemas, tapi mungkin malam ini mas gak bisa pulang lagi. kamu baik baik ya disitu jangan luma makan" titah Jonathan.

"Iya mas, aku disini pasti baik baik saja, ada bi Siti yang selalu menjaga ku dan mengingat kan ku untuk tidak telat makan" ucap Clarissa berbohong, sebenarnya ia sendiri sedang tidak baik baik. Ia juga tengah sakit sejak kemaren, namun Clarissa juga tidak ingin suaminya itu merasa cemas.

Clek..... suara pintu terbukan. Jonathan segera mematikan sambungan telepon nya dan langsung menaruhnya di atas nakas.

"Aku dengar kamu sakit Jo, makanya aku langsung kesini" ucap Lidia yang tiba-tiba langsung masuk tanpa permisi.

"Kamu,,? apa kamu sama sekali tidak punya sopan santun, masuk ke kamar orang lain tanpa permisi. ujar Jonathan kesal.

"I,, iya Jo, tadi aku terlalu cemas jadinya gak sempat ketuk pintu" Lidia ber kilah.

"Kamu jangan begitu Jo sama Lidia, kasihan dia sudah jauh jauh kesini setelah mendengar kabar kalau kamu sakit" sahut Cristina yang baru saja datang dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur.

"Tante, apa ini bubur untuk Jonathan"? tanya Lidia.

"Iya Lidia, Jonathan belum sarapan"

"Sini tante biar Lidia saja yang suapin" tawar Lidia.

Cristina langsung memberikan bubur itu pada Lidia, dan Lidia pun langsung menerima nya.

"Terima kasih ya Lidia kamu sudah perhatian sama Jonathan" ucap Mama Cristina.

Namun saat Lidia ingin menyuap kan bubur itu pada Jonathan, Tiba-tiba Jonathan lanjut menyambar bubur yang ada di tangan Lidia.

"Sini, tidak perlu disuapin. Aku bisa makan sendiri" ucap Jonathan.

"Jo, jangan kasar seperti itu sama Lidia. Dia sudah baik mau membantu mu"

"Aku tidak butuh dia Ma, sebaiknya kalian keluar dari kamar ku. Aku mau istirahat, kepala ku jadi tambah pusing"

Mendengar ucapan putra nya, Cristina menjadi panik. Bagaimana pun ia tidak ingin jika Jonathan jadi bertambah sakit.

"Ayo Lidia, sebaiknya kita keluar saja. Biarkan Jonathan istirahat, kamu ngobrol saja di bawah sama tante" ajak Cristina.

Dengan menghentak kan kaki nya kesal, Lidia terpaksa mengikuti saran Cristina.

Ia turun dengan wajah di tekuk tak ada manis manis nya.

"Siapa yang ditelfon Jonathan tadi? kenapa dia di panggil sayang. Apa mungkin dia seorang wanita yang Jonathan bilang kekasih yang dia pilih sendiri"? gumam Lidia dalam hati.

Teryata sebelum Lidia masuk kamar, Dia sempat mendengar sedikit pembicaraan Jonathan dengan seseorang melalui panggilan telepon tadi.

"Akan aku cari tau semua ini Jo, aku harus tau siapa wanita yang sedang dekat dengan mu. Sehingga kamu menolak cinta ku" gumam Lidia mengepal kan kedua tangan nya menatap kamar Jonathan.

"Awas saja Jo, Jika nanti aku sudah menemukan kekasih mu itu. Akan aku beri perhitungan pada wanita itu yang sudah meracuni calon suami ku" ancam Lidia dalam hati.