NovelToon NovelToon
Petaka Malam Reuni

Petaka Malam Reuni

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Balas Dendam / Konflik etika / Cinta Terlarang / trauma masa lalu
Popularitas:125.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: Mhaya Yanti

💞 Update setiap hari💞


follow Ig : mheyes25
tiktok: mheyes25 🙏 🙏


Kinara tak menyangka jika kedatangannya di acara reuni akan membawa bencana bagi kehidupan selanjutnya. Bertemu dengan pria yang dulunya membuat hidupnya tertekan.

Hingga ia memutuskan untuk pergi dari kehidupan sang pria. Dan kali ini, pertemuan dirinya dan pria masa lalunya membawa duka lara untuk dirinya.

"Aku sudah lama menunggu kehadiranmu! Biarkan malam ini menjadi saksi rasa sakit hatiku padamu Kinara."~ Edgar Regantara

"Kau tak tau bagaimana rasanya jadi aku, Mungkin dengan cara kamu membalaskan dendam padaku! Rasa sakit hatimu lenyap bersamaan dengan luka yang akan aku bawa pergi" ~Kinara Saqeel Ardav

Sanggupkah Kinara melewati semua itu, melewati hal tak terduga dari masa lalunya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mhaya Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PMR 17

Uekk... Uekk....

"Kenapa dengan diriku?" gumam Kinara setelah memuntahkan isi perutnya. Ia menatap cermin wastafel sembari membasuh muka pucatnya berkali-kali.

 Kinara heran dengan dirinya sendiri, akhir-akhir ini dirinya sering pusing bahkan mual berlebihan. Ingin memeriksakan dirinya ke dokter namun ia merasakan malas yang tak seperti biasanya.

Hidup berdua saja dengan Edgar di apartemennya, membuat Kinara berkali-kali menghindar dari Edgar. Apalagi sekarang pria itu dengan gencarnya meluluhkan hatinya. Edgar selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik di depan Kinara ,meskipun usahanya tak sekalipun membuahkan hasil. Kinara masih enggan untuk memperjuangkan rumah tangga yang baru saja dibina.

Hanya kata cerai yang ingin Edgar binasakan dari bibir Kinara.

Tokk... Tok.... Tok...

"Kinara kau tak apa? Buka pintunya,Ra." Edgar mengetuk pintu kamar mandi Kinara dengan penuh ambisi. Pasalnya keduanya tak satu atap namun yang dibingungkan Kinara adalah bagaimana Edgar bisa tau jika dirinya tengah sakit ataupun hal semacamnya.

 Kinara mendongak mencari sesuatu yang membuat Edgar tau aktivitasnya saat ini. Edgar kerap kali berlaku aneh ketika Kinara ingin berusaha menahan rasa sakit yang akhir-akhir ini mengganggunya. Namun Edgar tau, Apakah dikamar yang ditempati Kinara sudah terpasang cctv oleh Edgar.

"Kinara, aku dobrak pintunya." teriak Edgar kembali menggedor pintu itu.

Kinara menghembuskan nafasnya kasar, Edgar terlalu memantau dirinya bahkan hal kecil sekalipun.

Ceklekk...

"Kenapa?" Setelah pintunya terbuka, Kinara bersedekap dada sembari bertanya pada Edgar yang memperlihatkan wajah kecemasannya.

"Kenapa lama banget? Kamu kenapa hmm, Bilang sama aku?! Atau kita kerumah sakit," Cecar Edgar menggapai bahu Kinara dengan kedua tangannya.

"Gak perlu," ucap Kinara menepis pelan tangan Edgar. Kinara berlalu dari hadapan Edgar, Ia merasakan hawa tak biasa ketika mencium bau tubuh pria itu bahkan aroma parfumnya.

"Menurutlah , Kinara!" pekik Edgar ketika wanita itu melewatinya bahkan kini sudah mendudukkan bokongnya di tepi ranjang.

"Pergilah sendiri, mungkin kamu yang butuh diperiksa," celetuk Kinara yang enggan menatap ke arah Edgar.

"Aku serius, Kinara." sahut Edgar.

"Aku-pun begitu."

Ucapan Kinara berhasil membuat Edgar menghembuskan nafas kasar. Mengapa sulit sekali meluluhkan hatinya pikir Edgar.

"Ra, Dengerin aku. Terserah kamu mau marah atau bagaimanapun padaku tapi lihatlah wajahmu terlihat pucat,Ra. Aku takut kamu kenapa- kenapa." ujar Edgar, tangan kekarnya menangkup wajah Kinara agar menoleh ke arahnya.

"Biarkan saja,"

  Lagi- lagi Edgar bernafas kasar mendapati respon Kinara, meskipun hal itu sudah biasa dilakukan Kinara padanya. Bahkan berkali-kali juga ia merasakan sakit akibat rasa acuh yang Kinara lakukan padanya.

"Aku akan tidur disini," putus Edgar yang sudah merebahkan tubuhnya di ranjang empuk milik Kinara.

"Pergi, aku tak ingin tidur denganmu, Edgar." timpal Kinara ketika tatapannya mengarah pada Edgar yang sudah tertidur di ranjangnya.

"Tidak akan," ungkap Edgar mencoba menarik tangan Kinara.

 Wanita itu terjerembab di atas tubuh Edgar ketika tangannya ditarik. Matanya melotot sempurna ketika posisinya terlalu intim dengan Edgar, Ia berusaha bangun namun belitan tangan Edgar membuatnya kesusahan.

"Edgar, lepas." seru Kinara mencoba melepaskan belitan itu namun lagi- lagi Edgar semakin mengeratkan nya.

"Kenapa?" tanya Edgar dengan tampang bodohnya.

"Aku tak suka." sahut Kinara.

"Kenapa? Aku suamimu, apa kata-kata itu berlaku pada sepasang suami istri?" cecar Edgar membuat Kinara terdiam. Pasalnya ia selalu mengabaikan sosok pria yang berstatus suaminya itu, tapi apa dirinya salah jika berlaku demikian setelah apa yang Edgar lakukan.

"Ed, lep___"

"Jika aku melepaskanmu, apakah aku boleh meminta hakku?" tanya Edgar setelah memotong ucapan Kinara.

"Tidak." jawab Kinara secara reflek.

"Biarkan begini saja," ungkap Edgar semakin memeluk tubuh Kianra yang kini masih berada di atas tubuhnya.

"Ed, jangan gila," sentak Kinara.

"Biarkan saja," sahut Edgar menyusupkan wajahnya diantar leher Kinara.

Ia rindu aroma seperti ini sejak bertahun-tahun lamanya. Namun kini, aroma itu bisa lagi ia nikmati dengan status yang sakral. Meskipun si wanita masih acuh padanya.

Kinara sendiri juga merasakan hal yang sama, Rindu akan aroma parfum yang kini tengah menguar di indera penciumannya. Hatinya lebih tenang ketika ia semakin mengendus area yang sangat kental dengan bau parfum yang dipakai Edgar. Hingga tak menunggu waktu lama, tanpa sadar wanita itu mampu memejamkan matanya dengan tubuh masih berada diatas Edgar. Ia nyaman bahkan sangat pulas ketika diposisi seperti itu, sudah beberapa malam ia tak senyenyak malam ini. Entahlah, Apa karena ia capek atau merindukan sosok yang kini tengah mendekapnya.

                    💞💞💞💞💞💞💞💞💞

"Mom, Edgar serius dengan ucapannya. Lihatlah," ujar Berliana yang sudah berada di depan Regina, Ia juga menyodorkan sebuah kertas kepada mertuanya. Wanita itu memang sengaja mengajak Regina bertemu di restoran yang tak jauh dari rumahnya karena ada suatu hal yang ingin dibicarakan pada mertuanya tersebut.

"Lalu, apa tujuanmu memanggil Mommy kesini?" tanya Regina setelah melihat kertas putih dihiasi tinta hitam itu.

"Mom, Kenapa kau berbicara seperti itu? Bukankah semua ini salahmu." sentak Berliana yang tak terima dengan ucapan Regina.

"Aku! kamu menyalahkan ku. Lalu, apa maksut foto yang dilemparkan Edgar di depanmu?" tanya Regina dengan tampang kesalnya akibat ulah Berliana. "Apa semua itu atas ulahku?Ck, kamu yang ceroboh malah menyalahkan orang lain." sambungnya.

 Berliana terlihat bersungut-sungut disana, Meskipun itu kenyataannya namun wanita itu enggan disalahkan. Ia masih kekeh dalam pendiriannya, jika disini yang salah tetaplah Edgar dan Regina.

"Dia bermain api bersama mantan kekasihnya, kenapa Mommy malah menyalahkan aku terus ," ungkapnya.

"Kamu bilang kenapa? Coba kau ingat-ingat dengan ucapanku beberapa hari lalu, Singkirkan ambisimu berilah Edgar keturunan bukan hanya merawat diri saja." Terang Regina yang tak suka akan kesombongan yang dimiliki menantunya eh ralat calon mantan menantunya.

"Mom, kamu menyalahkanku! Sedangkan Edgar sendiri tak pernah menyentuhku. Apa aku salah jika tak menginginkan anak dari Regantara. Ingatlah Mom, Edgar tak sekalipun menyentuhku sejak awal menikah hingga akhir ini," sahut Berliana yang membuka semuanya, ia tak peduli lagi akan gengsinya mengingat Edgar yang terlihat tak suka akan tubuhnya. Bahkan ia secara mati-matian membentuk tubuhnya agar tetap tampil ideal di depan Edgar, namun semuanya nihil ketika Edgar Regantara semakin menjauh padanya.

"Ck, kau bahkan tak bisa meluluhkan hati Edgar. Kau kalah dengan wanita miskin itu," sentak Regina. "Apa kau tidak malu sudah menghabiskan banyak uang Regantara hanya untuk memodali tubuh yang tak berharga itu. Ingatlah, Tubuhmu tak sebanding dengan kayu cendana. Bahkan Edgar-pun tak Sudi menyentuhnya ," sarkas Regina memandang remeh Berliana.

Wanita yang beberapa hari lagi berstatus mantan menantunya itu terlihat mengepalkan tangannya. Tatapan tajamnya memandang Regina dengan bengis, apalagi mendengar wanita itu menjatuhkan harga dirinya. Ingin sekali Berliana membunuhnya saat ini juga.

Bersambung...

1
Betty Sam
rasain berliana
trista
ngeri klo kalap dia ya thorrrr
💞Amie🍂🍃: Iya kak 🤭🤭🤭
total 1 replies
wahyunidarwanti2
untung si caca kinara blm msuk rmh cptn kabur dr stu
wahyunidarwanti2
untung ada caca deh🙁
wahyunidarwanti2
dsar cwok asjeb klo ngmong tuh mulut minta di tampol deh😏😏
Yuli Purwati
lanjut
Ratu Yuliana
Luar biasa
Yuli Purwati
lanjut
Dewi Fuzi
ngapain jg lari kan udah mantan ampe segitunya sakit hati
Betty Sam
rasain Berliana..JD malukan...
Betty Sam
hancurkan saja karir nya berliana.biar tau rasa dia ...
Lilis Julianty
Lumayan
Lilis Julianty
Buruk
Betty Sam
aq rasa itu Kinara..
trista
lho...siapa itu yg manggil,,daddynya kah..lanjut
Betty Sam
apa ulah nya mantan istri Edgar ya..mau balas dendam..
💞Amie🍂🍃: entahlah kak🤭
total 1 replies
trista
eh ada apa...ada apa...thor knapa digantung..uda kek jmuran aja thorr,/Left Bah!//Right Bah!/ lanjutlah thorrr
💞Amie🍂🍃: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣 ngakak aku
total 1 replies
Betty Sam
akhirnya bahagia jga Kinara..lanjut kak
Muliati Muliati
Lumayan
Muliati Muliati
Biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!