NovelToon NovelToon
Hati Seluas Samudera

Hati Seluas Samudera

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: nurilmi

Perjalanan hidup yang berliku-liku harus diterima dengan penuh keikhlasan. Sebagai seorang single parents yang memiliki seorang anak laki-laki itu tak mudah. Setelah kehilangan pekerjaan di salah satu perusahaan di ibukota.
Akankah berakhir dengan bahagia di perjalanan hidupku ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurilmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 19

Tiga hari telah berlalu saat ini aku akan mengantarkan anakku Fahri ke rumah sakit untuk checkup jahitan di pelipis kepalanya. Kemarin pun aku mengurusi pembayaran rawat inap anak dari Ani yaitu Fitri. Dan suami dari Ani yaitu Farhan sekarang bekerja di tempat catering mama Galuh sebagai sopir untuk mengantar pesanan catering.

Kami berdua sudah siap sedang menunggu taxi online. Sebelum pergi aku berpesan pada mbok Darmi untuk mengunci pintu pagar saat di rumah sendirian.

Satu jam berlalu aku dan Fahri telah sampai di rumah sakit dan mendaftarkan ulang untuk checkup. Antrian yang panjang membuat Fahri jenuh dan mengeluh pusing mungkin terlalu banyak melihat orang dengan kondisi yang belum pulih sepenuhnya. Sampai akhirnya nama Fahri di panggil oleh perawat untuk masuk ke ruangan periksa. Kulihat seorang dokter laki-laki paruh baya mempersilahkan Fahri dan aku untuk duduk, setelah di tanya keluhan apa yang di rasa Fahri saat ini akhirnya di periksa dan lepas jahitan di pelipis kepala Fahri. Setelah selesai kami pun menuju ke kasir untuk membayar biayanya dan menuju ke apotik untuk membeli obat sesuai yang di resepkan oleh dokter.

"Sarah....hai apa kabar bagaimana keadaanmu saat ini?" kata seorang laki-laki saat sudah berdiri di hadapanku.

"Ba-baik", ucapku gugup saat kulihat seorang laki-laki yang dahulu sebelum aku menikah dengan alm ayah Fahri, aku sempat menyukainya.

" Siapa om ini ibu?"tanya Fahri tiba-tiba seraya menatapku minta penjelasan.

"Ini teman lama ibu namanya Rizqi", ucapku seraya tersenyum canggung menatap mereka berdua.

Tidak biasanya Fahri menanyakan seseorang yang mendekatiku beda sekali dengan waktu bersama Azzam.

" Oh....teman lama ibu ya waktu ibu masih kerja", ujar Fahri kembali.

"Iya kak", ucapku lagi.

" Siapa yang sakit Sarah, mengapa kamu ada di rumah sakit ini", tanya Rizqi padaku.

"Ini anakku Fahri dan sekarang sedang menunggu obat, kamu sendiri sedang maintenance salah satu alat medis di rumah sakit ini Rizqi?" ujarku lagi.

"Iya....Sarah apa nomor ponselmu masih sama dengan yang dulu", tanya Rizqi padaku.

Saat aku akan menjawab pertanyaan Rizqi nama Fahri untuk pengambilan obat sudah dipanggil dan aku bergegas menuju ke loket penyerahan obat. Tanpa menghiraukan Rizqi yang masih menunggu ku. Setelah selesai obat atas nama anakku Fahri di serahkan aku beranjak pulang dan kulihat Rizqi sudah tidak ada di tempat waktu menyapaku.

Aku dan Fahri akan pulang ke rumah akan tetapi hari sudah siang sudah waktunya makan siang di tempat makanan kesukaan Fahri. Kebetulan di dekat rumah sakit ada salah satu cabang makanan favorit Fahri dan anak kecil pada umumnya. Kami berdua berjalan kaki ke arah tempat favorit Fahri. Sampai ke dalam resto tersebut aku memesan kesukaan Fahri dan membayarnya terlebih dahulu. Pada waktu aku ingin membayar tiba-tiba ada seseorang yang telah membayar pesanan kami berdua yaitu Azzam.

"Pak Azzam sedang apa di sini", tanyaku terkejut saat melihatnya.

" Makan siang menemani kalian carilah meja cukup kita bertiga,biarkan aku yang menunggu pesanannya siap",kata Azzam dengan senyum datarnya.

Akupun mengiyakan dan berlalu untuk mencari meja, setelah dapat aku dan Fahri duduk menunggu pesanan siap di sajikan.

"Fahri ,apa kamu tidak merasa terganggu oleh pak Azzam ikut serta makan dengan kita", tanyaku hati-hati.

"Tidak bu, toh om Azzam baik pada kita walaupun orangnya jarang tersenyum", ujar Fahri padaku.

" Gitu ya nak", ucapku lagi

"Iya bu", ujar Fahri.

Tak lama yang di tunggu pesanan kami datang, akhirnya kami bertiga menikmati makan siang dengan orang yang tak di sangka-sangka. Seorang CEO seperti Azzam mengapa bisa berjumpa di tempat seperti ini yang jelas--jelas sangat jauh dari area kantor.

" Fahri bagaimana tadi pemeriksaan dari dokter setelah jahitan di pelipis kepala di lepas, apa masih sedikit nyeri?"tanya Azzam pada Fahri setelah makan kami selesai.

"Alhamdulillah sudah pulih om dan tidak terasa nyeri", ucap Fahri.

" Apa besok sudah boleh masuk sekolah?" tanya Azzam kembali pada Fahri.

"Belum om, tiga hari lagi kata dokter boleh masuk sekolah", ujar Fahri.

Azzam hanya mengangguk kepala mengeti setelah Fahri menjelaskannya. Aku menatap Azzam dengan lekat tapi ketahuan olehnya aku langsung menundukkan kepala karena malu. Mengapa dengan diriku senang memandangi wajahnya yang tampan dan berkharisma, jangan sampai aku jatuh cinta dengan orang seperti Azzam yang berbeda kasta bagaikan langit dan bumi. Aku menghela nafas dan melihat ke arah yang sedang asyik main game di ponselku.

" Pak Azzam apa tadi bertemu klien di sekitar daerah sini?" tanyaku pada Azzam.

"Tidak, tadi aku sedang menjenguk om adik dari mama yang kebetulan sedang di rawat di rumah sakit itu dan melihat kalian dari saat kamu sedang mengobrol dengan seorang laki-laki akhirnya aku mengikuti kalian sampai pintu gerbang rumah sakit ternyata menuju ke resto siap saji ini", ujar Azzam menjelaskan seraya menatapku lekat.

Aku langsung memandang ke arah lain saat mata kami bersirobok. Tatapan yang teduh dan pastinya banyak wanita di sekelilingnya memujanya.

" Sudah selesai makan nak, kita pulang ya takutnya mbok Darmi mengkhawatirkan kita lagipula ibu nanti ada pesanan kue dari toko", ucapku mengajak pulang Fahri.

"Iya bu, ayo kita pulang",seru Fahri padaku.

" Kalian aku antar pulang dan tidak ada penolakan darimu Sarah", ujar Azzam padaku.

Aku hanya menganggukkan kepala mengiyakan saja, sempat ku lirik Fahri pun menganggukkan kepala pertanda menyetujui. Akhirnya aku dan Fahri diantar oleh Azzam pulang ke rumah. Selama di perjalanan Azzam mengajak ngobrol dengan kami berdua tidak sewaktu awal kami bertemu yang terkesan kaku.

"Sarah apa kamu tidak ingin membuka usaha toko kue sendiri?" tanya Azzam padaku.

"Punya keinginan kearah situ pasti ada tapi itu harus cukup dengan modal yang tidak sedikit,sekarang ini aku sedang mengumpulkan modal untuk membuka toko kue sendiri do'akan saja agar cepat terealisasi", ucapku menjelaskan pada Azzam.

" Apa ada yang membantu kamu dalam pembuatan kue tersebut?"tanya Azzam kembali.

"Ada sekitar tiga orang yang membantu ku selain mbok Darmi, mereka masih keponakan mbok Darmi yang saat ini tinggal dekat dengan rumah", ujarku.

" Alhamdulillah kalau kamu ada yang membantu, tapi jangan sampai kamu sakit hanya karena kelelahan", ucap Azzam menatap menatapku sepintas.

"Iya terimakasih atas perhatiannya", ucapku pelan.

Tak terasa sudah sampai depan rumahku, Fahri berpamitan lebih dulu tak lupa mengucapkan terimakasih pada Azzam dan berlari masuk ke dalam rumah setelah mbok Darmi membukakan pintu. Saat aku akan membuka pintu mobil, Azzam pun bersuara.

" Sarah, bisakah aku minta nomor ponselmu sewaktu-waktu kita bisa bertemu tanpa melalui Wulan sekretarisku", ucapnya seraya menyodorkan ponsel miliknya kepadaku.

"Bisa pak Azzam", ucapku seraya menerima ponsel dari uluran tangannya dan kami saling bertukar nomor ponsel.

" Tolong diubah jangan memanggilku pak, bisakan seperti pada saat terakhir kita bertemu",ucap Azzam menatapku dengan lekat.

"Apa harus ya?" tanyaku kembali.

"Harus tanpa ada pengecualian", ucapnya tegas.

" Ok terimakasih ya mas Azzam,sudah mau mengantarkan aku dan Fahri pulang ke rumah", ucapku tersenyum pada Azzam seraya mengembalikan ponselnya.

"Iya baik-baik di rumah jaga diri, kalau ada apa-apa hubungi aku tidak usah sungkan", ucapnya lembut.

Kemudian aku turun dari mobilnya dan langsung masuk ke dalam rumah setelah itu Azzam melajukan mobilnya setelah memastikan aku sudah masuk ke dalam rumah.

1
Nụ cười nhạt nhòa
Update secepatnya thor! Kami sudah tidak sabar ingin tahu kelanjutannya!
ISIMPFORMITSUKI
Nggak sabar buat lanjut ceritanya!
Isabel Hernandez
Jangan berhenti menulis thor, karyamu bisa memberikan inspirasi bagi banyak orang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!