NovelToon NovelToon
Menjerat Nyawa Suamiku

Menjerat Nyawa Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Keluarga / Romansa / Dendam Kesumat / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:29k
Nilai: 5
Nama Author: Rossy Dildara

Gisel mendapatkan ide gila dari keluarganya, yaitu untuk memb*nuh Evan—suaminya. Karena dengan begitu, dia akan terbebas dari ikatan pernikahannya.

Mereka bahkan bersedia untuk ikut serta membantu Gisel, dengan berbagai cara.

Apakah Gisel mampu menjalankan rencana tersebut? Yuk, ikuti kisahnya sekarang juga!

Jangan lupa follow Author di NT dan di Instaagram @rossy_dildara, ya! Biar nggak ketinggalan info terbaru. Sarangheo ❣️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossy Dildara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 22

"Ngapain?!" Evan mengulang kata itu dengan tatapan bingung. Pertanyaan Gisel benar-benar terdengar ambigu sekali. "Ngapain gimana sih, maksudnya?"

"Abang nggak usah berpura-pura deh, aku tau kalau Abang itu dipaksa sama Pak Yahya untuk menginap. Kemudian Abang dan Pak Yahya sempat melakukan sesuatu. Iya, kan?" tuduh Gisel.

"Kamu ini ngomong apa, sih? Aku nggak ngerti." Evan semakin bingung dengan pertanyaan Gisel. "Dan aku sama sekali nggak dipaksa sama Pak Yahya, aku menginap karena memang diminta olehnya. Karena masih ada pekerjaan yang harus dilakukan malamnya."

Gisel sontak membelalakkan mata, terkejut mendengar jawaban diakhir kalimat Evan yang lagi-lagi menjurus ke arah negatif. "Pekerjaan? Pekerjaan apa, Bang??"

"Kenapa kamu harus tanya, kamu 'kan tau aku kerjanya apa. Memangnya selain membantu, Bos, pekerjaan apa lagi yang dilakukan seorang asisten?!" Evan terlihat lelah dengan pertanyaan istrinya yang menurutnya aneh dan tidak berfaedah. Dia juga merasa capek sekarang, butuh istirahat karena semalam sempat kurang tidur.

"Ya Abang kasih tau dulu dong yang jelas, apa sebenarnya ...." Ucapan Gisel seketika menggantung kala Evan berlalu masuk ke dalam kamar, mengabaikannya.

Gisel hendak menyusul, tapi segera ditahan oleh Umi Mae. Wanita itu terlihat iba kepada Evan, karena melihat wajah capeknya.

"Nak ... Umi tau kamu sedang curiga sekarang. Banyak juga pertanyaan yang ingin kamu tanyakan kepada Evan. Tapi Umi minta ... biarkan Evan beristirahat dulu. Dia terlihat capek, Umi khawatir nantinya dia marah sama kamu dan kalian berantem lagi." Umi Mae menasehati.

Bukan semata-mata karena ingin membela Evan yang notabene sebagai anaknya, hanya saja dia tidak ingin keduanya meributkan hal tidak jelas dan sesuatu yang tidak mungkin.

"Ah Umi nyebelin, nggak memihak kepadaku!" Gisel mengerang kesal. Dia menepis tangan Umi Mae lalu berlari menuju dapur untuk mengambil tas kerjanya. Tak lama kemudian dia kembali dan menghampiri sang mertua.

"Kamu mau pergi ke mana, Nak?" tanya Umi Mae khawatir, memerhatikan wajah masam yang ditampilkan Gisel.

Meskipun rasa kesalnya tengah menggebu-gebu, tapi Gisel tidak lupa untuk mencium tangan Umi Mae. Karena dia sendiri ingin dilihat sebagai menantu yang sopan dan baik hati.

"Mau ngajar. Assalamualaikum."

"Biar Umi panggilkan Evan dulu ya, Nak, untuk nganterin kamu ke sekolah," tawar Umi Mae, dia sudah selangkah hendak mengetuk pintu kamar Evan yang tertutup, tapi Gisel menolaknya.

"Enggak usah! Kan Umi sendiri yang bilang kalau Bang Evan butuh istirahat!" sahut Gisel dengan ketus, kemudian berlari keluar dari rumah.

Gisel mencari taksi dengan hati yang berat, dan setelah menemukannya, dia langsung masuk ke dalam. Umi Mae, yang baru saja keluar rumah, hanya memerhatikannya dari kejauhan dengan rasa cemas yang tak terucapkan.

'Aaahh... aku harus secepatnya mencari bukti tentang hubungan terlarang antara Bang Evan dan Pak Yahya. Kalau Umi melihat bukti itu ... mungkin dia akan percaya dan memihak padaku, lalu selanjutnya dia akan meminta Bang Evan untuk berhenti kerja dengan dukun santet itu. Aku sangat membenci sama Pak Yahya!' Gisel berpikir dengan perasaan kesal yang melanda hatinya. Dia kembali termenung, mencari solusi yang tepat. Karena dia yakin itu tidaklah mudah, Mbah Yahya sendiri bukan orang sembarang. 'Tapi... bagaimana, ya, caranya?'

Drrriinnggg!!

Tiba-tiba, deringan ponsel Gisel memecah keheningan. Dia mendengar suara deringan itu dari dalam tasnya.

Terlihat nama 'Papa' muncul di layar ponselnya, dan itu membuat Gisel teringat dengan misinya yang belum selesai, yaitu menaburi racun pada pakaian Evan.

"Pasti Papa menelepon untuk menanyakan rencana kemarin. Semua ini gagal karena Pak Yahya. Seharusnya Bang Evan nggak perlu menginap, sehingga aku bisa melaksanakan misi ini." Gisel menggerutu dengan emosi yang memuncak.

Namun, dia memutuskan untuk tidak mengangkat panggilan itu. Dia takut Arga akan marah padanya, dan saat ini mood Gisel sedang tidak baik. Dia merasa malas untuk terlibat dalam perdebatan yang tidak perlu.

*

*

*

Tepat pukul 11 siang, Evan keluar dari kamarnya dengan pakaian santai. Dia terlihat segar setelah bangun tidur dan mandi. Rasa lelah di wajahnya pun telah hilang.

"Umi masak apa? Wanginya enak sekali," ucap Evan sambil menghirup aroma yang lezat di dapur, membuat perutnya langsung berbunyi. Dia mendekati Umi Mae yang berdiri di depan kompor.

"Eh, kamu sudah bangun, Nak? Umi lagi membuat martabak telur." Umi Mae menoleh dan tersenyum sambil menatap Evan. Evan mengangguk. "Sudah mandi juga, ya? Kamu terlihat lebih ganteng, Nak."

"Aku tetap ganteng meski nggak mandi, Umi," jawab Evan dengan percaya diri, lalu dia menarik kursi makan dan duduk di sana. "Oh ya, di mana Gisel, Mi? Sejak bangun tidur tadi aku nggak melihatnya."

"Gisel sedang mengajar, Nak. Seharusnya kamu mengantarnya pagi tadi sebelum tidur, kasihan dia harus naik taksi."

"Aku pikir dia nggak mengajar, Umi. Karena hari ini Sabtu, kan?"

"Bukannya Gisel itu guru SD, ya, Nak? Setau Umi anak-anak SD masih sekolah dihari Sabtu, kecuali anak TK."

"Oh iya juga, aku lupa kalau Gisel sekarang udah jadi guru SD." Evan manggut-manggut.

"Nanti pas udah jam 12 ... kamu jemput dia pulang, ya? Makan siangnya juga bareng dia saja."

Setelah martabak telur matang, Umi Mae membawanya kepada Evan dan meletakkannya di atas meja makan. Dia duduk di dekatnya.

"Iya." Evan mengangguk, lalu mengambil sepotong martabak di atas piring. Namun karena masih panas, dia meletakkannya kembali.

"Kamu sendiri nggak kerja, Nak? Apakah karena semalam lembur, jadi hari ini libur?"

"Iya, Umi." Evan mengangguk. "Hari ini toko tutup. Besok baru buka lagi."

"Ya udah, mumpung sekarang libur ... kamu harus bisa habiskan waktumu dengan Gisel, ya? Kasihan lho, dia, Nak. Dari kemarin cemas padamu, sampai berpikir yang enggak-enggak." Semoga saja Evan mendengar saran darinya, karena tujuan utama Umi Mae supaya hubungan keduanya kembali harmonis.

"Iya, Umi," jawab Evan. "Oh ya, yang dimaksud Gisel tadi pagi itu apa, sih, Umi? Aku nggak ngerti." Evan tiba-tiba teringat pertanyaan Gisel yang menurutnya tidak penting.

"Gisel sepertinya cemburu, Nak. Dia merasa cemburu dengan kedekatanmu dengan Pak Yahya, sampai-sampai dia berpikir Pak Yahya menyukaimu," jawab Umi Mae. Dia ingin mendengar langsung tanggapan Evan, apakah benar atau tidak dugaan Gisel tersebut.

"Menyukaiku?!" Evan terkejut mendengar penjelasan Umi. Matanya membulat dan dia menggeleng tidak percaya. "Bisa-bisanya Gisel berpikir seperti itu? Aneh banget."

"Umi juga merasa aneh, Nak. Kenapa Gisel bisa memiliki prasangka buruk terhadapmu dan Pak Yahya. Tapi... kamu dan Pak Yahya memang nggak memiliki hubungan apa pun, kan, Nak? Pak Yahya itu pria normal, kan?" tanya Umi Mae untuk memastikan.

"Ya ampun Umi, jelas enggaklah." Evan menggeleng dengan tegas. "Hubungan antara aku dan Pak Yahya hanya sebatas bos dan asisten, nggak lebih dari itu. Pak Yahya juga pria normal, Umi. Sama seperti aku," jelas Evan apa adanya.

"Syukurlah kalau memang nggak seperti itu, Nak." Umi Mae menghela napas lega. Dia dapat melihat kejujuran yang jelas terpancar dari kedua mata Evan. "Umi juga sama sekali nggak percaya kok, Umi yakin Pak Yahya nggak mungkin seperti itu. Begitu pun denganmu."

"Ya memang harus yakin, Umi. Apalagi aku 'kan kerja sama dia udah lama. Lagian Pak Yahya juga masih punya istri. Ya harusnya sih Gisel nggak perlu berpikir seperti itu, apalagi cemburu segala."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ada berita baik ... alhamdulillah novel ini lagi proses pengajuan kontrak dengan retensi bab 20 yang cukup bagus. Semoga dapat bab terbaik dari Editor 🤲

Sebisa mungkin tolong jangan ada yang nabung bab, ya!! Kalau up langsung baca. Author juga akan usahain untuk up setiap hari dan serajin mungkin. Terima kasih 😍❣️

1
Ana
aku sih setuju aja gimana kak Rossy, aku ngikutin in sya Allah, pokoknya semangat ya kak💪 cuma bisa kasih dukungan sama do'a aja semoga sukses karya nya, berhasil, banyak peminat yang baca
Eva Karmita
aku selalu setia mendukung mu beb semangat 💪🤗
IG: @rossy_dildara: terima kak 😍🥺
total 1 replies
Fri5
tetap semangat ya kak 💪💪👍
IG: @rossy_dildara: terima kak 😍🥺
total 1 replies
Kinara Widya
iya s kak klo sdh nulis...sdh mikir gak d gaji rasanya percuma ...sdh capek segala ibaratnya sia sia perjuangan kak Rossy......tetep semangat ya kak...aku selalu dukung kakak...moga yg lagi d cita2kan segera terwujud kita semua mendoakan kakak....🥰🥰🥰🥰🥰💪💪💪💪💪
IG: @rossy_dildara: terima kasih atas pengertiannya, kak 🥺🙏
total 1 replies
Anik Trisubekti
tetap semangat kak @IG: @rossy_dildara , semoga apa yg dicita citakan bisa segera terwujud 🤲
IG: @rossy_dildara: amiinn... terima kasih banyak kak ❣️🙏
total 1 replies
Yasfi Khoirul
thor Napa belum up
Dwy Widya
semangat terus Thor💪cerita mu top ada air matanya ada lucu juga seneng q nya
Mujiati Qu
tp kan kasian gisel kayaknya dia udah mulai menyukai evan.
Ana
bang evan kamu kuat💪 semangat bang, keputusan mu sudah benar
jadikan ini sebuah pelajaran berharga didalam kehidupan bang evan, ternyata berumah tangga itu butuh ketulusan hati, cinta dan kepercayaan, jika didasari dengan kebohongan apalagi sampai ingin melenyapkan itu sudah keterlaluan
buat kak Rossy semangat 💪, jujur aku suka ceritanya kak, seru buatku, malah selalu nunggu up tiap hari
Anik Trisubekti
Semoga ada keajaiban ya kak ros 🤲
ouhya
jangan ditamatin, up aja lagi sampe 100++ karena ini cerita bagus dan kemungkinan bisa kayak cerita si citra.
alurnya itu unik dan bikin penasaran cuman pas up pendek banget thor🥲
fee2
gimana ya keluarga gisel pasti bahagia tapi gisel gimana bimbang antara cinta dan gak.... ayo bang evan semangat jangan patah hati lama lama ya banyak yang sayang dan mendukung bang evan....
ajiu jiu
jgn donq Thor, cerita ny bgs gitu .....
Yesi Marsela
sabar kak author 🥺
sabar bang Evan masih ada Risma yang setia menunggu
jangan cepat ditamatin 😭
Kinara Widya
semoga d bab 40 JD bab terbaik ...biar lanjut terus...tetep semangat kak rossy
Eva Karmita
ya Allah semoga cerita babang Evan bisa lolos seperti cerita Aa Steven, om Rama dan om Jojon 🤲🥺 sedihnya jgn cepat ditamatkan otor masih suka dgn cerita mereka 🙏🥺
Kinara Widya
nunggu2dari tadi....akhirnya up juga kak Rossy...untuk Gisel terima kenyataan sajalah...
Bandar Jayalampung
nah Lo skrg klo Lo memang cinta Ama Evan brjuang Gisel gantian
Bandar Jayalampung
up LG yg banyak ya thor
ajiu jiu
mana kamu Thor, koq blm up ....lelah aku bolak-balik 😌😌😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!