NovelToon NovelToon
To Be Your Mistress

To Be Your Mistress

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Pelakor / Angst / Romansa
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: moonwul

Ketika ketertarikan yang dihiasi kebencian meledak menjadi satu malam yang tak terlupakan, sang duke mengusulkan solusi kepada seorang gadis yang pastinya tidak akan direstui untuk ia jadikan istri itu, menjadi wanita simpanannya.

Tampan, dingin, dan cerdas dalam melakukan tugasnya sebagai penerus gelar Duke of Ainsworth juga grup perusahaan keluarganya, Simon Dominic-Ainsworth belum pernah bertemu dengan seorang wanita yang tidak mengaguminya–kecuali Olivia Poetri Aditomo.

Si cantik berambut coklat itu telah menjadi duri di sisinya sejak mereka bertemu, tetapi hanya dia yang dapat mengonsumsi pikirannya, yang tidak pernah dilakukan seorang wanita pun sebelumnya.

Jika Duke Simon membuat perasaannya salah diungkapkan menjadi sebuah obsesi dan hanya membuat Olivia menderita. Apakah pada akhirnya sang duke akan belajar cara mencinta atau sebelum datangnya saat itu, akankah Olivia melarikan diri darinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moonwul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31: Malam yang Tak Terlupakan Pt. 1

“Jadilah wanita saya, Olivia.” Simon berucap tenang.

Jauh di benak Olivia, ia seperti tahu bahwa satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah dengan begini, persis sebagaimana yang dikatakan sang duke.

Olivia menggigit bibir dalamnya. Kata-kata yang ingin ia keluarkan terasa menyangkut di kerongkongan.

“Yang Mulia Duke... semuanya selain itu akan saya lakukan.”

“Saya hampir kehilangan nyawa saya, Olivia.” Simon terkekeh pelan dan perlahan duduk di atas ranjang. “Sekarang takdir ayahmu berada di tanganmu. Mengorbankan diri demi dia, saya rasa bukan hal yang sulit dilakukan. Tidakkah kamu setuju?”

Olivia merasakan kedua matanya memanas, ia menggelengkan kepala pelan.

Mencoba melarikan diri dari kenyataan ini terasa sangat menyakitkan sekaligus memalukan.

Berkorban demi sang ayah. Olivia harusnya tahu bahwa itu adalah alasan paling masuk akal baginya untuk menuruti kehendak Simon.

Namun, hatinya tahu, bahkan seluruh jiwa tahu. Bahwa jika sekali saja ia biarkan dirinya masuk ke dalam situasi romantis dengan sang duke, ia akan kehilangan jati dirinya.

Itulah yang ia takutkan, yang ingin dicegahnya.

Simon tidak lelah memandangi Olivia. Gadis itu dengan kecantikannya, kecerdasan, serta kelembutannya.

Bersumpah demi Tuhan pun, Simon akan melakukannya dan mengakui, bahwa Olivia adalah wanita yang memenuhi setiap keinginan dan hasratnya.

“Sepertinya kamu membutuhkan waktu.” Simon menghela samar. “Akan saya berikan. Itu bukan sebuah masalah.”

“Yang Mulia Duke,” Olivia menunduk lalu berlutut di lantai. “Saya mohon pertimbangkan lagi—“

“Dia tidak akan menyelamatkanmu kali ini, Olivia.” Simon menekankan pengucapannya. Ia mengernyit sekilas dan sorot matanya menajam. “Paul, pemuda itu, tidak akan datang dan menyelamatkanmu seperti sebelumnya.”

Ucapan Simon hanya membuatnya bertambah putus asa dan semakin ingin menangis.

Olivia berdeham setelah berulang kali menelan ludahnya. “Kenapa Anda melakukan ini kepada saya? Alasan Anda, Yang Mulia, sungguh saya tidak dapat mengerti barang sedikit pun.”

“Apakah jawaban saya akan menentukan jawabanmu?” Simon bertanya balik.

“Bukan begitu–“

“Saya tidak perlu menjawabnya kalau begitu. Pergi dan pikirkan saja keputusanmu. Kamu bisa temui saya saat selesai.”

“Baik... saya pamit, Yang Mulia Duke.” Olivia bersuara pelan dan ia pun bangkit dari atas lantai untuk segera keluar dari kamar rumah sakit ini.

Gadis itu sungguh kelelahan, seakan-akan seluruh energinya telah tersedot habis hingga mengucapkan kalimat bantahan seperti yang biasa ia lakukan pun tidak sanggup.

Simon merasakan dirinya terganggu. Tidak hanya sesederhana itu, karena hatinya seperti ikut memberat dengan melihat kondisi gadis itu.

Sehingga saat hanya beberapa langkah yang tersisa sebelum Olivia keluar dari kamar, Simon menyuarakan perasaan terjujurnya.

“Yang perlu kamu lakukan hanya menerimanya. Jadilah wanita saya. Maka saya akan menjagamu seumur hidup.”

“Seumur hidup?” Olivia berhenti dan ia berbalik untuk kembali menatap Simon.

“Hm.” Simon mengangguk kecil.

“Bukannya hanya satu malam?” tanya Olivia lagi, entah untuk memastikan atau mendebatnya.

“Tentu saja, sweetheart, tidakkah nyawa saya lebih berharga dari sekedar satu malam?” Simon melempar pertanyaan balik dengan seringai samar.

"Yang Mulia Duke, berhentilah..." Suara Olivia bergetar dan tangisnya hampir pecah.

"Baiklah," Simon menghela samar. "Tolong biarkan para dokter masuk ke sini."

Olivia meneteskan air matanya saat mendengar perkataan itu. Simon sungguh memastikan dirinya mengerti semua rasa bersalah dan menanamkannya sedalam mungkin.

"Kamu boleh pergi, Olivia. Saya akan kembali istirahat." Simon kembali berucap.

Olivia menahan kedua kakinya untuk melangkah pergi. "Saya akan melakukannya."

⁸7I

"Hm?" Simon bergumam memastikan.

"Saya akan melakukannya dan Anda pun akan melakukan bagian Anda." Air mata ikut jatuh bersamaan dengan suaranya yang tercekat. "Jadi, tolong cabut berkas penangkapan ayah saya."

Samar dan untuk sepersekian detik, senyuman Simon tercetak di wajahnya. Tanpa mengatakan apa-apa, pria itu mencondongkan badan dan meraih ponselnya yang ada di atas nakas samping ranjang.

"Datanglah ke sana besok malam." Simon mengucapkannya bersamaan dengan Olivia yang merasakan ponselnya bergetar.

Sang duke mengirimkan pesan teks kepada Olivia berisikan detail alamat sebuah penthouse di area pedesaan.

"Ucapanmu perlu dibuktikan dengan nyata, bukan?" tanya Simon pelan.

Olivia menipiskan bibirnya. Ibarat jembatan yang terbakar, ia sungguh tidak bisa kembali ke jalan di belakangnya.

"Baik."

Waktu pun berlalu dengan sangat lambat, namun terasa sangat buram.

Duke belum kunjung mencabut laporan yang dibuat ayahnya dan Olivia tidak memiliki pilihan lain kecuali datang ke alamat itu.

Semua sungguh berjalan dengan sangat lancar bagi Simon. Olivia mengulang-ngulang itu di dalam benak dan hatinya.

Saat di taksi hingga tiba di penthouse sang duke, Olivia bagaikan boneka yang berbentuk manusia, yang hanya bergerak atas keinginan sang empunya.

Gerbang tinggi nan megah yang membuat taksinya berhenti, akhinya Olivia terbangun dari lamunannya.

Sebelum mobil itu berlalu meninggalkannya di depan pintu masuk kediaman mewah lainnya yang dimiliki sang duke, pintu gerbang terbuka dan seorang sekuriti keluar menghampirinya.

Jarak yang tidak pendek dari gerbang hingga ia dapat memasuki penthouse, di setiap detiknya Olivia hanya semakin kehilangan energi.

Seorang wanita yang berpakaian lengkap sama seperti staf rumah tangga di mansion keluarga Ainsworth memandunya untuk sampai ke ruangan di mana Simon berada.

Namun, perjalanan itu terhenti saat ponselnya bergetar panjang, menandakan ada sebuah panggilan telepon masuk.

"Ayah?!" Tanpa menunggu, Olivia mengangkat panggilan setelah melihat nomor ayahnya yang menelepon.

"Ayah? Bagaimana bi—"

"Ini Paul. Olivia kamu ada di mana sekarang?"

...♧♧♧...

1
yourOcean
ahhwwww❤️❤️❤️🥺🥺🥺 semangat ya kak magangnya, semoga lancar hingga mendapatkan hasil yang memuaskan. Ganbatte!! saya akan setia menunggu karya muhu
yourOcean
oh shitttt, what are you talking aboutttt?¿??
yourOcean
ohhh🥺🥺🥺🥺🥺❤️❤️❤️❤️
yourOcean
sabar nekk, nanti kamu jantungan!!!!!
yourOcean
kakak kok ga up lagi? biasanya dua hari sekali up ih, padahal pengen ngajak nulis berdua. Ku suka cara kepenulisannya, pengen bisa colab
yourOcean
kok ceritanya belum up ya, sampe skrg.. ishhh gmana niii, aku penasaran lanjutannya. Authorrrr, kemana sih

nangis nihhh, aku rinduuu😭😭😭😭/Sob/
yourOcean
kak mau tanya, kakak dapat 20 bab terbaik kah?
yourOcean
Kenapa di novel manapun, cinta dari pria yang notabenenya baik, hangat, manis, Green flag justru ga pernah di timing yang tepat. Sedih amat sihh
yourOcean
TAPI AKU MASIH SAKIT HATI INI DENGAN INI SEMUAAA, dan aku tau akan kemana ending ini pergi, meski sakit dan sedih. akan aku terima lapang dada 😔😔😔
yourOcean
.... Anjayyy/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
yourOcean
susunan kata2 nya ga dewasa² amat tapi berhasil bikin aku geleng2 geli..
sebenarnya inilah tipe novel dewasa yang aku inginkan, meski ga suka adegan dewasa.. adegan dewasa yang kumaksud itu, penulis ga ahli merangkai kata dan kalimat yang menyentuh dalam adegan seksual..

terlalu jijik kalau ada suara desahan sampai ah ah ga jelas, dsb. tapi anda pandai sekali merangkainya dengan menggantinya dengan suara geraman, suara napas, suara lenguh dsb. Bahkan ga ada kata2 yang terlampau ga nyaman untuk dibaca, over all bagus.. saya suka cara kepenulisan adegan dewasa tu begini. Kita lebih merasakan bagaimana situasi mereka ketimbang tulisan2 acak2 an kek yang lain.. bikin sakit mata.

buat adegan ranjang ga tanggung2 forno banget!!! Tapi aku suka banget yang ini ♡ hehehe
yourOcean
wtf, bruhhhh ini terlalu panassss
yourOcean
panggung? pangkuan? or what?
yourOcean
hah? WTF? AJG GELI BANGWTT, HOW DIRTYYYY
yourOcean
.... HAHAHHAAHAHHAAHHA, OLIP BERCANDA KAN? OLIP.. kami bercanda kan? AH OLIPPPPP!!!!
yourOcean
klimaks yang sesungguhnya, kacauuuu
yourOcean
Salmon sebenarnya tulus banget ke olip, cuman cara dia menunjukkan cintanya itu dengan cara yang salah cok, dia memanfaatkan status dan kekuasaan nya buat menggaet olip sesuka hatinya di genggamannya, dikala Paul begitu berhati-hati dengan segala tindakannya, salmon justru bertindak ugal2 an yang justru bikin olip ILFEELLL
yourOcean
ajg!! Salmon woii JANGAN, OLIVIA KU,. OLIPPP HUWAAA AKU NANGISS DISINI../Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
yourOcean
hahahaha geli banget kalimat ini, aku suka susunan kata-kata nya 😆😆
yourOcean
OLIPPP TIDAKKKKKK HUWAAAAAAA
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!