NovelToon NovelToon
And It Just Comes Back Like An Old Love

And It Just Comes Back Like An Old Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Berbaikan / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Berry06

Kemunculan direktur eksekutif muda yang tampan menimbulkan kehebohan, khususnya di kalangan karyawan wanita.

Lotus si karyawan biasa tidak menyangka, direktur eksekutif muda baru yang mempesona di kantornya ternyata adalah Elion pria yang dulu dikenal culun, jelek, gendut, miskin dan bodoh, teman sekelasnya semasa sekolah menengah atas.

Lotus merasa bersalah dan malu karena dahulu pernah terlibat dalam kasus perundungan terhadap pria itu. Jadi sebisa mungkin ia menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat di mata pria itu. Namun akibat dari kecerobohannya sendiri, ia tak sengaja menumpahkan kopi di jas milik pria itu, lalu akhirnya pria itu menyadari kehadirannya dan mulai mengusiknya seolah tengah membalaskan dendam.

Benarkah hanya dendam? Atau sesuatu yang lain yang tidak pernah Lotus sadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Berry06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab VIII

Lotus sedang membantu seorang mahasiswa magang ketika Nona Rumi dari bagian personalia tiba-tiba menghampirinya. Wanita itu tersenyum  dan meminta waktu untuk mengobrol sebentar.

Karena merasa tak punya pilihan Lotus mengiyakan, harusnya ia tak punya urusan dengan wanita itu.

"Maaf mengangggu waktunya, tapi ada yang perlu saya bicarakan. Setelah ini keruangan saya sebentar ya" Pintanya ramah, wanita itu menyentuh bahu Lotus  sebelum kembali ke ruangannya sendiri.

"Baiklah" Jawabnya sambil mengangguk, dia balas tersenyum ramah. Namun setelah Rumi pergi keningnya langsung berkerut. "Ada apa ya kira-kira?" Tanya Lotus lebih pada dirinya sendiri, hanya ada beberapa kemungkinan karyawan di panggil ke ruangan personalia, diantaranya akan mendapatkan peringatan atas evaluasi hasil pekerjaan, mutasi, atau pun promosi jabatan.

Tetapi Lotus merasa tidak membuat kesalahan akhir-akhir ini, pekerjaanya juga jarang mengecewakan. Jadi kemungkinan besarnya dia aman, tetapi sejak kedatangan Elion memang semua semakin ketat dan juga lebih rumit dalam urusan pekerjaan. Takut sekali, jika tiba-tiba ia mendapatkan berita buruk.

Mahasiswa magang  yang di bantu Lotus menyadari gelagat tak enak dari gadis itu. Jadi dia berusaha pengertian, apalagi Lotus memiliki urusan lain. Ya, meskipun ia belum mengerti semuanya. Ia masih bisa bertanya kepada yang lain nanti. "Umm yasudah kak, terimakasih ya sudah membantu, terimakasih banyak. Saya sudah sedikit paham" Kata mahasiswa itu.

Jujur saja, tidak semua karyawan di Adhikara group itu ramah, sebagian besar menunjukan gelagat dingin dan tak ingin di recoki oleh mahasiswa magang, membuat para mahasiswa magang segan dan takut untuk hanya sekedar bertanya mengenai beberapa hal tentang pekerjaan. sebagian lagi hanya menyuruh-nyuruh seenaknya dan bertindak kasar. Hanya Lotus dan beberapa bagian kecil karyawan lainnya yang mau membantu. Jadi mereka senang bertanya pada Lotus meskipun gadis itu memiliki ketajaman dalam berbicara dan juga tegas. Ya, lebih tepatnya sering di sebut galak oleh mahasiswa magang. Dia selalu emosional jika mengajari tapi yang diajari tak kunjung paham.

Lotus juga mau membantu siapapun tanpa  pilih-pilih.  Berbeda dengan yang lainnya yang hanya mau membantu  mahasiswa magang yang cukup populer dan good looking saja.

"Yasudah, nanti tanyakan lagi saja kalo ada yang belum benar-benar di mengerti" Ucap Lotus.

Gadis itu berjalan menjauhi ruangannya dan sebelum gadis itu benar-benar pergi ia  menatap orang-orang disekitar, mereka semua terlihat sangat sibuk. Kehidupan menjadi budak coorporaate sangat melelahkan, tekanannya banyak mulai dari atasan juga rekan kerja. Tetapi percayalah, semuanya tidak menjadi masalah apabila sebanding dengan jumlah bayaran yang di dapat Lotus mengetuk pintu ruangan HRD sebelum membuka pintunya. Disana Rumi sudah menunggu.

Wanita itu berbasa-basi terlebih dahulu. "Halo Nona Lotus, terimakasih sudah datang. Bagaimana? Apa sudah selesai tadi pekerjaan mu?"

"Sudah" Jawabnya berusaha terdengar biasa saja, padahal dia gugup setengah mati menunggu apa yang akan di bicarakan Rumi.

Rumi mengangguk. "Duduklah" Dia mempersilahkan Lotus untuk duduk di kursi yang tersedia. Tanpa banyak bertanya Lotus menuruti perkataan wanita itu.

"Cepat sekali ya, padahal santai saja kalau masih ada pekerjaan" lanjutnya.

"Tidak masalah"  Lotus berusaha tenang, padahal dalam hati mendumal karena penasaran, berharap wanita itu cepat membicarakan inti dan tak lama untuk berbasa-basi.

"Apa kau senang dan nyaman dengan pekerjaan mu sekarang ?" Tanya Rumi lambat-lambat.

"Tentu saja" Jawab Lotus cepat, apa maksud gadis itu bertanya seperti itu. apakah artinya ia akan di pecat? Raut muka Lotus langsung berubah menjadi tegang.

"Jika aku menawarkan pekerjaan lain bukan di departemen pemasaran dengan gaji yang lebih tinggi. Apa kau keberatan?" Tanya Rumi lagi.

Lotus  menghela nafasnya lega, sepertinya bukan sebuah kabar buruk yang akan ia dengar. "Tidak, tentu saja tidak"

"Senang mendengarnya, kalo begitu tolong pertimbangkan ulang ya, dan hubungi aku secepatnya" Rumi menyerahkan sebuah amplop coklat ke tangan Lotus. "Baca baik-baik, disana ada informasi yang kau butuhkan. Paling lambat besok kau harus sudah memutuskan"

Lotus menerimanya dan mengangguk pelan, ada secercah perasaan lega dan juga senang yang tidak bisa ia jelaskan. Apalagi mendengar gaji yang di tawarkan lebih tinggi

Saat jam makan siang, ia memutuskan untuk tidak ikut makan bersama teman-temannya. Ia membawa sebuah bekal dari rumah sebagai upaya menghemat. Dan ia sengaja ingin sendirian untuk membuka amplop yang Rumi berikan untuknya. Dia tak mau ada kehebohan yang terjadi jika Teman-temannya tau. Mau itu baik ataupun buruk.

Lotus mengehela nafasnya saat ponselnya terus-menerus berbunyi dan memunculkan berbagai notifikasi dari media sosialnya. Kebanyakan adalah pesan dari Nicole , ada juga pesan dari nomor yang masih belum Lotus kenal. Tapi gadis itu memilih abai.

Dia membuka amplop yang di berikan Rumi kemudian membaca tulisan di dalamnya. Isinya sungguh diluar bayangan.  Disana tertulis tawaran untuk menjadi asisten pribadi direktur eksekutif atau dengan kata lain asisten Elion. Entah Lotus harus merasa senang ataupun tidak. Janggal sekali alih-alih merekrut orang, malah lebih memilih merekrut karyawan yang ada di dalam tiada angin tiada hujan.

Mengabaikan kejanggalan, tetapi yang jelas jika bukan Elion yang menjadi direktur eksekutifnya, Lotus sama sekali tak akan keberatan dan tak akan terlalu banyak berpikir, apalagi nominal gaji yang di tawarkan cukup tinggi meskipun ia melihat job desk nya lebih padat dan lebih berat dari posisinya sekarang ini.

Dia tak bisa membayangkan berhadapan dengan Elion setiap hari, apakah ia bisa bersikap profesional? Setelah apa yang terjadi.

Dan kenapa pula bagian HRD menawarkan pekerjaan ini untuknya, Pasti akal-akalan Elion, supaya bisa lebih dekat dengannya dan bebas menyuruhnya.

Lotus menggigiti bibirnya, dia tergoda dengan nominal gaji yang ditawarkan, dan Lotus melihat peluang yang terbentang jauh kedepan. Jika ia menerima tawaran untuk menjadi asisten pribadi maka ia akan terlibat dengan Elion  dan bisa belajar dari pria itu, dia juga tak akan terjebak rutinitas monoton selamanya dengan berdiam diri dan hanya duduk di kubikelnya sambil mengetik di depan layar komputer tanpa kemajuan dan sulit berkembang.

Pekerjaannya akan terus seperti itu sampai mendapatkan promosi jabatan dan hal itu bukanlah hal yang mudah.

Lotus tersenyum, dia sudah memutuskan.

Mungkin terjebak dengan Elion bukanlah hal yang menyenangkan tapi untuk melangkah sedikit ia harus berani keluar dari zona nyaman.

Persetan dengan yang terjadi kedepannya. Dia akan menguatkan mental. Tidak boleh terjebak pada itu-itu saja. Harus berani mengambil resiko.

Setelah menjadi sekertaris ia akan terlibat berbagai perjalanan dan urusan bisnis yang lebih kompleks, ia akan bertemu orang-orang baru yang memiliki peran penting dalam dunia bisnis. Dan itu sangat membantu.

Gadis itu mengangguk mantap, kemudian ia  menaruh surat itu di meja dan membuka kotak bekalnya, untuk kemudian memakannya dengan tenang. Suasana ruangan sangat hening. Tidak ada siapapun disana selain dirinya.

Karyawan lain memilih makan di kantin atau diluar.

Jadi Lotus memutuskan memutar lagu dari ponselnya supaya tidak terlalu sunyi.

Dia menyempatkan diri mengecek pesan dari Nicole di. Pria itu mengucapkan selamat pagi, mengingatkannya agar sarapan dan menyemangatinya kerja.

Lotus tersenyum, pria itu menyukainya huh?

Tapi Lotus sedikit tidak percaya dengan pria macam Nicole, mungkin ia hanya penasaran sesaat.  dia sudah cukup berpengalaman menghadapi pria seperti itu dan rata-rata mereka adalah seorang player.

Pria itu kaya, tampan , royal, baik hati dan perhatian lalu romantis. Paket lengkap.

Mana mungkin bisa menyukainya?

Dia bebas memilih gadis manapun semaunya dan para gadis juga tak akan keberatan untuk mengejarnya.

Ayolah, dia seorang fotografer pasti sering terlibat projek dengan gadis-gadis cantik ataupun selebritis. Dia juga pemilik club'.

Tetapi tak adanya salahnya untuk melayani pria itu. Toh dia sendiri tak memiliki pasangan dan kesepian.

Lotus terkikik malu mengingat bayangan dirinya ketika mabuk dan muntah di bahu pria itu. Bisa-bisanya Nicole tak merasa jijik pada dirinya.

Saat asik membalas pesan Nicole sambil menyuapkan nasi dan tumis brokoli ke mulutnya seseorang tiba-tiba saja datang merebut ponsel dari tangannya, sontak membuat Lotus terkejut dan hampir melompat dari kursinya.

Gadis itu kemudian menyemburkan makanan dari mulutnya dan terbatuk-batuk.

"Hey!!" Teriak Lotus tidak terima.

Dia melirik seorang pria yang kini memasang wajah dingin dan datar kepadanya, dengan sorot mata tajam seolah akan membunuhnya. Namun dengan penuh pengertian pria itu tetap bergerak menepuk punggungnya dan menyodorkan air minum.

Lotus melebarkan matanya, tetapi ia tetap menerima air minum itu lalu menenggaknya dengan rakus.

Pria itu menatapnya sekilas sebelum kemudian membaca pesan-pesan Lotus bersama Nicole.

Lotus yang menyadari hal itu langsung berada dalam mode panik, gadis itu berusaha untuk merebut kembali ponselnya dari tangan pria yang selalu berpenampilan serba gelap itu.

Tetapi pria itu mengangkat ponsel Lotus tinggi-tinggi sambil tetap berlanjut membaca pesan-pesan lainya. Membuat Lotus kesusahan untuk menggapainya.

"Elion kembalikan!!" Pinta Lotus panik.

Elion sama sekali tidak menjawab, namun raut mukanya berubah menjadi lebih gelap tak menyenangkan, rahangnya mengencang seperti tengah menahan emosi.

Dia melirik Lotus dengan tatapan mengintimidasi. Membuat Lotus ciut nyalinya, dia tau sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk mengajak pria itu untuk bicara.

Tetapi Lotus sedikit kebingungan dengan kebencian di wajah pria itu. Kali ini apa salahnya?

Kemarin-kemarin pria itu berbuat baik dengan mengiriminya bunga dan juga sarapan.

Rasanya tidak mungkin jika pria itu tiba-tiba cemburu sehabis membaca pesannya bersama Nicole kan? Memang Pria itu menyukainya? Tak mungkin.

Pria itu hanya sedang berusaha membalaskan dendam, dengan cara sedikit berbeda. Membuatnya dihantui rasa bersalah dan malu telah meremehkannya dulu.

"Lanjutkan makan mu!" Titah pria itu dingin. Jemari besarnya bergerak memainkan layar ponsel Lotus untuk menamai kontaknya. andai gadis itu tau ia marah karena gadis itu bisa berbalas pesan dengan pria lain sedangkan untuk membalas pesannya saja ia tak sempat.

Bahkan pesan terakhirnya sama sekali tak di baca.

Padahal Elion terus menerus mengecek ponselnya berharap Lotus menghubunginya kembali untuk sekedar bertanya siapa dirinya.

Gadis itu juga menolak semua panggilan teleponnya, Lotus memang gadis yang menarik. Tidak gampang dihubungi pria dan  itu malah semakin membuat Elion suka.

Awalnya dia santai, tapi melihat gadis itu berbalas pesan dengan mudahnya bersama pria lain dengan topik so romantis yang menggelikan membuatnya naik pitam.

Tidak tau kah gadis itu, Elion bahkan tidak tidur semalaman karena memikirkannya pada malam Minggu. Dia khawatir dan gelisah di buatnya

Dia berharap-harap cemas apalagi ketika Riko membawakan berita kurang baik, dia mengabari Lotus pergi club' malam yang cukup terkenal dengan rekan kerjanya tapi saat di cek justru ia tak mendapati Lotus maupun temannya disana.

Elion memutari kota, dan mencari tah sendiri meskipun hasilnya nihil. Dia mengalihkan perhatian dengan membantu Bagas mengerjakan proyek baru.

Dan itu tetap tidak cukup.

"Kembalikan ponselku dulu" cicit Lotus pelan.

Elion mengembalikan ponselnya dan duduk di sebuah kursi yang menghadap Lotus.

"Mulai sekarang jika aku mengirim mu pesan, kau harus membalasnya" Perintah Elion.

Lotus mengangguk tanpa berpikir bahwa selama ini nomor asing yang terus mengiriminya pesan adalah Elion dia juga tak langsung mengeceknya.

Bagi Lotus, Elion benar-benar sosok yang baru dan berbeda dari anak lelaki tujuh tahun lalu yang begitu ia kenal. 

Dulu jangankan untuk menunjukan kemarahannya, untuk bicara dengan lawan bicaranya saja Elion tak berani menatap matanya. Dia selalu menunduk penuh ketakutan. Dan sekarang Elion adalah pria yang paling mengintimidasi yang pernah ia kenal, hanya dengan merasakan lirikan matanya dan juga auranya.

Bagaimana bisa manusia berubah jauh seperti itu.

Apakah perundungan dan penghinaan yang dulu dia dapat menjadi pembentuk karakter dan motivasinya untuk sukses?

Lotus masih bertanya-tanya.

Ataukah mungkin Elion sebenarnya adalah anak konglomerat yang menyamar menjadi orang miskin.

Ya, mungkin saja bisa jadi.

Dengan ragu ia menyentuh sendoknya dan menyuapkan nasi kemulutnya. Selesai mengunyah ia memberanikan diri bertanya pada Elion tang sedang menatapnya. "Apakah direktur sudah makan?"

Pria itu mendengus, dia menjawab dengan sarkas. "Aku telah kehilangan selera untuk makan"

"Meski begitu direktur harus tetap makan. Oh iya, dan aku belum sempat mengatakan terimakasih atas bunga dan kiriman sarapan tempo hari"  Ujar Lotus, kemudian dia mengambil suapan lain.

Elion menatap bibir plum Lotus saat bergerak ketika gadis itu mengunyah. Terlihat menggemaskan. Dan tatapan Elion di salah artikan sebagai tanda bahwa Elion tegoda dengan makanannya. jadi Lotus menawarkan.

Gadis itu menyodorkan kotak bekal susunnya " Cobalah!"

Elion berdehem, ia kemudian bicara dengan datar "suapi aku"

"Hah?" Kata Lotus kaget.

"Suapi aku, aku ingin mencobanya" Ulang Elion.

Lotus mengigit bibirnya. Dia tak ingin melakukan hal itu. Jika boleh ia justru ingin menendang wajah angkuh pria itu.

Tapi gadis itu tetap melakukan permintaan Elion. Dia mengambil satu sendokan besar untuk menyuapi Elion. Ketika Elion membuka mulutnya untuk menerima suapan Lotus suara grasak-grusuk dari pintu luar terdengar begitu ribut dan ramai.

Lotus melirik jam dinding di ruangannya dan melotot saat melihat waktu yang menunjukan jam istirahat pertama telah usai. Mengapa pula waktu terasa bergulir dengan cepat, ia bahkan belum sempat menghabiskan bekalnya karena terlalu lama membaca surat ketentuan dari Rumi tadi.

Dan yang ribut diluar sana pasti Claudia beserta kawan-kawan. Sebab Lotus dapat mendengar suara tawa kencang Nancy dan suara protesan Grace.

Akan sangat berbahaya bagi Lotus jika Teman-temannya melihat keberadaan Elion berada dalam ruangannya dan dengan posisi mereka sedang berduaan.

Pasti akan terlalu banyak sekali pertanyaan juga gosip seputar mereka yang beredar luas si wilayah kantor serta lingkupnya dan itu menjengkelkan

Direktur di ruangannya adalah suatu hal yang langka. Lotus terlalu berpikir berlebihan.

Padahal bagi Elion hal itu bukanlah  suatu masalah.

Lotus mengurungkan suapannya untuk Elion, padahal Elion sudah membuka mulutnya dengan lebar menunggu makanan itu masuk ke mulutnya. Tapi yang Lotus lakukan justru berdiri dan menarik tangan Elion dengan panik.

Elion mengangkat alisnya bingung. "Kau harus bersembunyi" katanya.

"Ayo!" Ucap gadis itu dan memaksa Elion masuk ke kubikelnya, pria itu disuruh bersembunyi di bawah meja.

Dan Elion sendiri tidak mengerti kenapa ia bisa menuruti perkataan gadis itu untuk menjadi pengecut. Lagipula sampai kapan ia harus bersembunyi? Bukankah itu lebih mencurigakan? Tapi Kata-kata Lotus seperti sebuah mantra sihir yang menaklukkan Elion. Pria itu tetap menurut.

***

"Aku tak percaya melakukan hal ini" dengus Elion kasar.

Dia tak bisa menahan diri berdiam lebih lama lagi di bawah meja kerja Lotus dan bertingkah seperti pengecut meskipun bonusnya ia bebas melihat kaki jenjang gadis itu yang meskipun terlihat sangat seksi tapi juga membosankan apabila terlalu lama dilihat.

Tentu saja pengecualian jika ia bisa menyentuhnya. Tetapi ia masih menghargai dan bersikap sopan pada gadis itu.

Hal tergila yang pernah Elion lakukan, bersembunyi di tengah para karyawan yang akan mulai sibuk bekerja.

Betapapun konyolnya. Semua gara-gara Lotus.

Lotus menundukan wajahnya dan menaruh jari telunjuknya yang ramping di depan bibirnya sendiri. Memberinya isyarat kepada Elion untuk diam, memang sejak kapan ia bicara?

Tak lama setelah itu dapat Elion dengar suara beberapa orang yang datang dengan begitu heboh.

Lotus langsung menegakan tubuhnya.

"Lotus!! Kau sudah makan?"

"Ya aku sudah"

"Makan sendiri disini?"

"Ya sendiri"

"Ih apa tidak membosankan?"

"Tidak sama sekali" Jawab Lotus dingin, terkesan singkat dan tak ingin di ganggu, Lotus berpura-pura sibuk mengetik sesuatu meskipun jantungnya berdetak tak karuan, di kolong meja ada Elion. Bagaimana jika ketahuan?

Tetapi temannya sama sekali tak peka. Karena sudah menjadi kebiasaan Lotus apabila sedang bekerja sulit untuk di ganggu. Sulit mengenali perasaan gadis itu, apakah sedang berada dalam perasaan baik ataupun buruk. Jadi para gadis itu berkumpul dekat kubikelnya.

"Bagus kalo begitu, bagaimana kabar mu malam Minggu kemarin? Semua menginap dirumah Nancy. Hanya kau yang tidak. Aku tau kau pergi dengan Nicole. Apa yang kalian berdua lakukan huh?" Tanya Grace menggodanya. Gadis itu bersiul pelan sebelum melanjutkan. "Melakukan sex ya?" Lanjutnya tanpa memelankan suara.

Lotus yang sedang memasang wajah datar langsung terkejut mendengar pertanyaan dari temannya itu. Dia juga merasa malu karena beberapa karyawan langsung meliriknya dan dapat ia pastikan Elion juga mendengarnya.

Grace hanya tertawa bersama Claudia melihat reaksi berlebihan Lotus yang tampak seperti panik, yang mereka artikan sebagai iya.

Di bawah sana Elion melotot tidak terima, pria itu menggeram kesal dan langsung  mengulurkan tangannya menarik kaki Lotus hingga si empunya memekik kaget.

"Kenapa?" Grace ikut terkejut.

"Ah tidak apa-apa" Jawab Lotus berusaha untuk tenang meskipun sulit. Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat ketika merasakan usapan dingin dari tangan besar milik Elion. "Aku tak melakukan hal seperti itu dengan pria yang baru aku temui"

Lanjutnya susah payah.

Elion berbuat lebih usil lagi dengan mengelus kaki telanjangnya, menimbulkan rasa geli sekaligus menghantarkan gelenyar aneh yang membuat sekujur tubuhnya meremang.

"Memang apa salahnya? Nicole pria yang sexy. Kau pasti berbohong!" Sanggah Grace.

Claudia menambahkan. "Katakan seberapa hebat pria itu!! Atau lebih tepatnya seberapa bes—?"

"Kenapa kalian sangat mesum!!" Potong Lotus cepat.

Grace mengangkat bahunya acuh dan menyeringai, ia berpandangan dengan Claudia sebentar sebelum berkata "Aku yakin kau sudah melakukannya! Jangan malu!"

Lotus mengigit bibir bawahnya berusaha menahan suara aneh yang bisa saja keluar dari bibirnya saat Jemari besar Jeno mulai lebih lancang dan berani mengelus kakinya naik dari betisnya yang telanjang ke paha dalam.

"Ah, ya, ya terserah!! Ugh aku memangh, melakhuukahnnya! Sekarang pergi kem meja kaliangh dan bekerja ugh, kalian mengganggu saja!"

Claudia yang menyadari ada sesuatu yang salah dengan gadis itu langsung memicingkan matanya. "Apa kau sakit? Sepertinya ada yang salah"

"Bener wajah mu sangat merah!"

"Aku tidak sakit!! Hanya kembalilah ke meja kalian!!" Hardik Lotus marah.

"Cepathh!!"

Kedua gadis itu bertatapan dan mengangkat alisnya heran.

"Aku sedang mulashhh, ya rasanya ingin buang air besar. Tapi aku menahannya!!" Lotus memberikan alasan atas sikapnya yang aneh.

Kedua gadis itu sepertinya menerima alasan tak masuk akal Lotus dan tertawa ringan, keduanya pergi meninggalkan kubikelnya.

Lotus menghela nafas lega, ia menundukan kepalanya untuk mengintip Jeno. "Apa yang kau lakukan?" Tanyanya kesal.

Elion tak menjawab, ia menyeringai nakal.

"Aku hanya bosan harus bersembunyi disini"

Lotus mengerang saat tangan pria itu mencoba menerobos masuk kedalam celah rok nya.

"Sabar! aku akan mencari cara supaya kau bisa keluar!!  Jangan bertingkah kurang ajar atau aku akan berteriak pada semua orang bahwa kau adalah direktur mesum yang berusaha menyusup dan bersembunyi di bawah kolong meja karyawan wanita!!" Ancam Lotus galak.

Elion sama sekali tak takut dengan ancaman itu, justru ia melebarkan senyumnya dan menarik wajah Lotus .

"Katakan pada teman mu, pria bernama Nicole itu tidak ada apa-apanya di banding diriku. Dan kau akan segera merasakannya"

To be continued.....

1
manzanita_w 🍏🍎🍏
You nailed it, thor! Terus berkarya ya. 💪
shookiebu👽
Bikin deg-degan nih!
Berry06: makasieee udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!