Alisya adalah gadis yang terlahir dari keluarga kaya. ayahnya merupakan salah satu pengusaha tersohor di Jakarta. walaupun demikian, tak membuat Alisya kehilangan jati dirinya. Bahkan ia harus menerima takdirnya dijodohkan oleh kedua orang tua sesuai dengan bibit, bobotnya. namun pernikahan yang di impikan itu tak seindah yang dibayangkan. justru pernikahan itu menjadi awal mula mimpi buruk bagi kehidupan Alisya, kala sang suami mengetahui penyakit yang di derita. perilakunya seakan jijik dan mencampakkan sang istri. hingga keduanya harus berpisah dan Alisya di pertemukan kembali dengan cinta pertamanya. kebahagiaan di antara keduanya mulai tercurah kembali. namun kebahagiaan mereka hanya sesaat kala harus di pertemukan kembali dengan perpisahan abadi yang sesungguhnya.
apa yang terjadi pada Alisya? ikuti misteri cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alletaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alisya Tak Sadarkan Diri
"are you okey Al?" Ucap Jordan yang seketika membuat Alisya terkejut. Ia tak menyadari bahwa sedari tadi Jordan telah memperhatikannya
Alisya yang saat itu terkejut, kemudian menunduk sambil mengusap air matanya. Ia harus berusaha tegar di depan Jordan. Bagaimana pun juga Jordan tak boleh mengetahui sebab dirinya sedih.
"Ahh ini tadi kayak kemasukkan sesuatu, berusaha dihilangin tapi gak bisa-bisa nih!" Ucap Alisya yang terpaksa berbohong kepada Jordan
Sementara Jordan mengetahui bahwa gadis itu tengah berbohong padanya. Bahkan ia mengetahui kedatangan Jhon kala menemui Alisya.
Keduanya tak menyadari bahwa Jordan telah melihatnya dari balik pintu masuk. Kala itu Jhon memang melihat Jordan berada di parkiran. Tapi tak lama setelah itu Jordan nampak kembali ke dalam sebuah restoran tersebut.
Ia bahkan sempat terkejut, kala Jhon menemui Alisya. Bahkan ia sempat berpikir bahwa itu kekasih Alisya. Dan mungkin itulah sebabnya mengapa ia bersedih. Gumamnya
Tapi tak ingin gegabah Jordan tak berniat untuk menanyakan hal itu kepada Alisya. Ia tak ingin Alisya semakin tertekan karena pertanyaan yang diutarakannya nanti.
Sekarang ini, ia hanya bisa berpura-pura untuk mempercayai apa yang dikatakan Alisya.
"Tapi tenang aja kok sekarang udah gak papa" ujar Alisya kembali
"Hmm btw, setelah dipikir-pikir kayaknya gak enak aja di dengar kalau kita masih panggil Lo, gue. Apalagi kita kan udah tunangan, hmm ya kalau mau ku sih gimana kalau kita panggil aku/kamu. Biar lebih akrab aja! Lagipula jangan sampai di depan keluarga besar, kita nanti masih manggil Lo, gue." Ucap Jordan
Alisya yang mendengar pernyataan dari Jordan hanya bisa meng-iyakan.
*****
Satu bulan kemudian....
Hari ini, nampak rumah Alisya dipenuhi oleh sanak saudara. Bahkan rangkaian berbagai bunga nampak terpanjang di setiap sudut rumahnya.
Tepat satu Minggu menuju hari bahagia, keluarga besar Alisya terlihat sibuk dalam mempersiapkan acara pernikahan keponakannya itu. Bahkan mulai hari ini di kediaman Alisya akan dilaksanakan rangkaian acara siraman.
Acara siraman itu dilakukan karena sesuai dengan tradisi Jawa. Benar saja Alisya adalah keturunan Jawa-Sunda. Ayahnya merupakan orang Jawa, sedangkan ibunya adalah orang Sunda.
Namun, hari ini ia melakukan prosesi adat Jawa.
Prosesi siraman itu dilakukan dengan penuh hikmat dan haru.
Terlihat Sinta dan Herman sangat sedih saat moment itu. Di satu sisi ia sangat bahagia karena kini anak gadisnya telah menemukan pasangan hidupnya. Namun, di sisi lain ia juga tak sanggup harus berpisah dengan anaknya. Karena bagaimanapun nantinya seorang istri harus mengikuti sang suami, begitupula dengan Alisya nantinya.
*****
Malam harinya....
Keluarga besar masih nampak bercengkrama satu sama lain, kondisi rumah Alisya juga masih sangat ramai di penuhi sanak saudara. Ada yang di luar bahkan juga ada yang di dalam rumah, semua tersebar hampir di setiap sudut rumah.
Namun malam itu, Alisya lebih memilih untuk beristirahat di kamarnya, karena esok hari ia harus mempersiapkan diri untuk melakukan prosesi adat yang ke dua kalinya. Di mana prosesi itu akan dilangsungkan sesuai dengan tradisi dari sang ibu.
Alisya membaringkan tubuhnya di atas kasur. Dan sesekali juga terlihat memainkan ponselnya. Walaupun ia belum sempat mengunggah moment siraman tadi. Tapi ada beberapa saudara yang telah menjadikannya dan mengunggahnya ke sosial media mereka. Bahkan tak jarang, ada beberapa sahabat dan teman dekat Alisya yang melihat postingan tersebut. Jadi tak heran malam itu ponsel Alisya tak berhenti berdering. Di penuhi dengan berbagai ucapan dari sahabat dan teman-temannya.
"Selamat ya Al, semoga di lancarkan sampai hari H"
"Selamat sayang, huhu gak nyangka banget secepat ini kamu melepas masa lajangmu:("
"Selamat Al, semoga di lancarkan. Dan bahagia selalu"
"Sumpah Lo cantik banget Al pas prosesi siraman. Selamat ya!"
"Sorry ya beby gak sempet datang ke acara siraman Lo. Tapi gue ucapin banyak-banyak selamat dan dilancarkan semuanya!"
"Huhu terharu bangett, tapi seneng juga sih akhirnya Lo sold out juga!"
"Definisi sat set nihh hihihi, selamat ya Al semoga dilancarkan"
Begitulah kira-kira ucapan selamat yang diberikan oleh teman-teman Alisya.
Mereka tentu saja ikut merasakan kebahagian Alisya. Tapi tanpa mereka ketahui, Alisya tak sebahagia yang mereka pikirkan. Bagaimana pun juga ia belum memiliki perasaan apapun terhadap Jordan. Jadi wajar saja jika ia tak begitu bahagia.
Namun tidak ada yang tahu, seiring berjalannya waktu perasaan cinta itu bisa saja tumbuh karena terbiasa.
Bahkan Jhon juga ikut memberikan selamat kepada Alisya. Entah ia harus bahagia, senang atau sedih atas ucapan yang diberikan oleh Jhon.
*****
Tok, Tok, Tok.....
Alisya yang pagi itu terlihat tak kunjung juga bangun, sementara prosesi adat di hari kedua akan segera dimulai.
Bergegas Sinta menuju kamar Alisya untuk memastikan. Beberapa kali ia mengetuk pintu kamar anaknya tapi tak juga ada jawaban. Sedangkan acara akan dilaksanakan beberapa menit lagi.
Sinta mencoba membuka pintuk kamar Alisya, tapi pintu itu terlihat di kunci dari dalam kamar. Karena tak ada respon yang diberikan oleh Alisya, sehingga Sinta memutuskan untuk turun ke bawah dan memanggil beberapa pembantu di rumahnya untuk mencari kunci cadangan yang ia letakkan di atas sebuah lemari yang terletak di dalam gudang. Dan hanya orang rumah itu yang bisa masuk ke dalam ruangan tersebut.
Mendengar panggilan dari tuan rumah, dua orang datang menghampiri Sinta dan menanyakan perihal apa yang terjadi.
Kemudian Sinta meminta tolong kepada Surti untuk mengambil sebuah kunci cadangan kamar Alisya.
Setelah menunggu beberapa saat, Surti datang dengan membawa kunci tersebut
Mereka bertiga sontak saja langsung bergegas menuju lantai dua, tepatnya di kamar Alisya.
Sementara itu, ponsel Sinta tak henti-hentinya berdering, panggilan masuk dari suaminya terlihat tak ia hiraukan. Sampai panggilan itu terlewat hampir lima kali.
Karena tak memungkinkan Herman untuk meninggalkan tempat acara yang saat itu dipenuhi oleh sanak saudara juga beberapa rekan dekatnya, akhirnya ia memutuskan untuk meminta tolong kepada salah satu kerabat dekatnya untuk mencari keberadaan istrinya dan juga anaknya. Mengingat keduanya yang tak kunjung menampakkan diri, sementara acara sudah akan di mulai.
Di satu sisi, Sinta sudah sangat merasa khawatir akan kondisi Alisya. Tak biasanya ia seperti itu. Bahkan ia tak pernah tak merespon ibunya.
Langkah demi langkah, ketiga pasang kaki itu, mulai menaiki tangga, berjalan menuju kamar Alisya.
Sinta yang saat itu berada pada posisi depan sudah sangat khawatir, bahkan langkahnya semakin tak karuan. Sehingga hampir sekali ia tersandung oleh gaun yang menjuntai. Untung saja kedua asisten rumah tangganya sangat sigap menolong dirinya.
Ketika sampai di depan pintu kamar Alisya, Sinta buru-buru membuka kamar itu.
Krekkk....
Kamar itu kini telah terbuka, di lihatnya di atas kasur namun tak di dapati gadis itu. Akhirnya ia melanjutkan memasuki ruangan itu lebih dalam. Terkejutnya ia melihat sosok gadis yang tak sadarkan diri di lantai.
Sinta yang saat itu langsung menjatuhkan ponsel yang digenggamnya dan segera menghampiri sang putri tercinta. Di perintahnya salah satu asisten rumah tangga untuk segera memberitahu kepada Herman.
Alisya saat itu di dapati sudah tak sadarkan diri di dalam kamarnya. Entah apa yang membuat gadis itu hingga pingsan.
jangan lupa mampir juga ya di karyaku
lebih baik positif thinking aja