Kawin Gantung Dengan Ketos

Hingga beberapa saat berlalu permainan di lapangan semakin memanas. Skor mereka saling mengejar, tapi untuk sekarang skor kelompok Nathan yang memimpin permainan.

"Kak Nathan, semangat!" teriak Meili memberi dukungan. Gadis itu sedari tadi tidak berhenti berteriak, bahkan suara musik di earphone Jessy bisa di kalahkan dengan suara cempreng Meili.

Jessy diam-diam beranjak dari sana, dan lebih memilih duduk di kursi pojok paling belakang. Di sana hanya ada beberapa orang saja.

Hingga di waktu 20 menit permainan, mereka berhenti sejenak untuk istirahat.

Jessy dapat melihat Tasya yang langsung berlari ke arah kelompok Nathan untuk memberikan minum. Dan kemudian di susul Lisa dan Tia yang rupanya sama-sama memberikan minum.

"Sok tampan," ketus Jessy. Entah itu di tujukan untuk siapa.

(Aku dapat dari Google durasi permainan futsal seperti itu, kalau ada yang salah maaf ya 😊🙏)

Setelah waktu istirahat selesai, mereka melanjutkan kembali permainan.

Kedua kelompok itu semakin memanas untuk mendapatkan kemenangan. Apalagi skor mereka hanya selisih satu angka.

"Time out!" ucap wasit.

"Reno, gimana ini! Kita bisa kalah jika terus begini." kata salah satu teman Reno khawatir, pasalnya sedari tadi mereka mencoba menyamakan kedudukan tapi sangat sulit.

Reno menganggukkan kepalanya, sebenarnya ia juga memikirkan cara untuk bisa mengalahkan tim Nathan.

Kelompok yang di pimpin Nathan nyatanya sangat hebat mengatur strategi permainan. Reno tidak menyangka jika kelompok yang di hadapinya sekarang sangat tangguh, karena sebelumnya ia dengan mudah mengalahkan musuh-musuhnya.

"Kita jatuhkan kapten nya," ujar Reno. Baginya cara apapun akan dia lakukan asalkan bisa menang.

Semua teman Reno jelas saja mematuhi perintah Reno sebagai kapten.

Dan saat permainan kembali di mulai, benar saja kelompok Reno seakan-akan menghalangi Nathan untuk menerima umpan bola.

Tapi bukan Nathan namanya jika tidak bisa mengatasi itu. Hingga ketika ada celah Nathan berhasil mendapatkan umpan bola dari Raka.

Jessy yang awalnya tadi tidak suka dengan pertandingan futsal itu, kini justru serius melihatnya. Apalagi ia seperti merasa ada sesuatu yang aneh dengan kelompok Reno.

Jessy tau seperti apa watak Reno.

Semua penonton semakin histeris saat melihat Nathan menggiring bola ke arah gawang lawan. Mereka berharap Nathan bisa mencetak gol kembali di beberapa menit terakhir permainan.

Tapi yang ada, salah satu teman Reno sengaja mendorong Nathan.

Huuuuuuuu.

"Curang!" teriak semua penonton.

"Heh! Kalau lo nggak bisa main jangan curang!" Ariel mendorong teman Reno yang mendorong Nathan.

"Lo aja yang nggak bisa main!" sahutnya.

"Sudah, kalian nggak usah ribut kita lanjut aja." interupsi Nathan yang sudah berdiri.

Hingga kemudian wasit memulai kembali permainan itu.

Lisa dan Tia juga tidak kalah histeris memberikan dukungan untuk sekolah mereka.

Dan di detik-detik terakhir.

Priiiiittt.

Suara panjang dari peluit wasit menandakan permainan berakhir, dan di menangkan oleh tim Nathan.

Sontak saja semua pendukung dari sekolah Nathan berlarian menuju ke lapangan untuk memberikan selamat.

Sedangkan Jessy, gadis itu justru meninggalkan lapangan untuk menuju parkiran.

"Wedus!" umpatnya saat menyadari jika dirinya datang menggunakan mobil Meili, dan gadis itu masih berada di lapangan dengan yang lainya.

"Kalau begini apa bedanya gue dengan tukang parkir?" gerutu Jessy. "Lebih baik ke kantin, ngisi perut."

Tapi baru saja ia akan beranjak, Reno sudah ternyata sudah berdiri di belakangnya.

Jessy menautkan alisnya saat mendapati tatapan aneh Reno terhadapnya.

"Hebat juga sekolah lo!" cetus Reno.

Jessy hanya tersenyum tipis menanggapi itu. Kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya.

Tapi Reno dengan sengaja mencekal tangan nya, dan Jessy tidak suka itu.

"Lepas!" sentak Jessy, hingga membuat cekalan itu terlepas.

"Ternyata lo masih sama, dan itu semakin membuat gue suka." Reno menatap Jessy lekat, bahkan pandangan itu seperti menelanj*ngi Jessy.

"Ternyata lo semakin gila," ejek Jessy dengan ternyum miring. Dan dia berjalan pergi.

"Lo jangan sok jual mahal!" cibir Reno yang membuat langkah Jessy berhenti.

"Gue yakin sebenarnya lo itu pemain handal!" Reno yang terus mengucapkan apa yang ada di pikiran nya.

Jessy masih tidak berbalik untuk menghadap Reno. Ia sekuat tenaga menahan amarah yang mulai muncul.

"Kenapa! Bener kan dugaan gue?" Reno terus berceloteh tanpa di saring.

Jessy mengepalkan tangan nya. "Tarik kembali ucapan lo?" peringatannya. Ia tahu apa yang di maksud Reno dengan kata 'pemain'

Ha ha ha

Reno justru tertawa. Ia kemudian mendekat ke arah Jessy dan mendekat ke arah telinga gadis itu. "Kalo lo mau gue bisa bayar lo mahal," bisik nya.

Jessy menghembuskan nafasnya kasar berharap amarahnya juga ikut terbuang. "Gue udah peringatkan, jadi jangan salain gue!"

Jessy memutar badannya bersama dengan kaki kirinya yang melayang di udara.

Bugh.

Kaki Jessy melayang tepat di kepala samping kiri Reno.

Bruk.

Reno seketika tersungkur mencium aspal.

"Ini peringatan ke dua dari gue kalau lo mau yang ke tiga, gue bisa kirim lo lagi ke rumah sakit!"

...----------------...

...Waduh, Mommy Jessy bar bar banget kan. 🥰...

...Ayo dikirim like nya 😁...